By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Peran Sentral Perempuan dalam Kenduri Sko Suku Kerinci
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Peran Sentral Perempuan dalam Kenduri Sko Suku Kerinci
Tradisi

Peran Sentral Perempuan dalam Kenduri Sko Suku Kerinci

Ridwan
Last updated: 19/01/2025 01:37
Ridwan
Share
3 Min Read
Tradisi Sko juga meliputi pengangkatan ketua adat. Foto: Wikimedia Commons/Rhmtdns
SHARE

Kenduri Sko adalah bentuk perayaan rasa syukur terhadap semua yang diwariskan para leluhur. Upacara itu juga termasuk mewariskan pusaka berupa senjata, keris, tombak, dan lainnya serta pengangkatan pemangku adat. 

Tradisi ini hidup dan lestari dalam masyarakat suku Kerinci di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Suku tertua di Sumatera ini yang memiliki beragam kekhasan budaya, sudah sejak zaman dahulu menggelar Upacara Adat Kenduri Sko. 

Upacara adat ini digelar setiap lima tahun sekali sebagai bentuk perayaan dan rasa syukur atas hasil panen padi. Tradisi ini juga meliputi pengangkatan ketua adat serta pewarisan benda-benda pusaka adat yang harus dijaga oleh keluarga terpilih. 

Selain sebagai melestarikan tradisi dan kebudayaan, upacara ini berfungsi sebagai mempererat tali silaturahmi, menjalin rasa kebersamaan dan kegotong-royongan, serta sebagai wujud rasa bangga masyarakat Kerinci. 

Peran Perempuan dalam Kenduri Sko

Perempuan memiliki peranan penting dalam Kenduri Sko, tanpa perempuan upacara ini tidak dapat dilaksanakan. Alasannya karena batino atau anak perempuan menjadi satu-satunya pewaris sko yang dimiliki setiap desa.

Meski dalam pelaksanaannya anak batino dibantu oleh anak jantan atau Depati. Mulai dari persiapan hingga pelaksanaan kaum perempuanlah yang berperan.

Persiapan yang dilakukan seperti membuat lemang, memasak daging, hingga memastikan seluruh warga desa terlibat dalam acara tersebut.

Prosesi Ritual Kenduri Sko

Ritual Kenduri Sko dimulai dari Mendingin pada pagi hari setelah salat Subuh oleh seorang perempuan dayang atau dukun perempuan. Ritual Mendingin bertujuan meminta selamat dan sukses acara yang akan dilangsungkan siang harinya.

Selain itu, dilakukan juga penyiraman air yang sudah dicampur dengan bunga dan beras ke sekeliling lokasi acara. Selama proses ritual, akan diiringi oleh tetabuhan beduk dan gong dibunyikan oleh kaum laki-laki. 

Inti kenduri sko adalah tari Iyo-iyo yang dipentakan kaum perempuan di halaman rumah adat.

Tarian yang dilakukan perempuan tua pewaris harta pusaka lebih sakral yang bertujuan untuk mengekspresikan kesetiaan dan penghormatan masyarakat kepada leluhur dan pemimpin negeri yaitu para Depati.

Gerakan tari iyo-iyo meniru aktivitas masyarakat dalam menggarap lahan persawahan, seperti mencangkul, memanen padi, dan lainnya.

Penari perempuan tampil menggunakan pakaian serba merah dan kuning. Warna ini melambangkan semangat yang membara, optimisme dan  kebahagiaan. 

Pujian kepada Leluhur

Prosesi selanjutnya dalam Kenduri Sko adalah Parapatoh. Tradisi paratoah berisi puji-pujian kepada leluhur dan pemimpin negeri yang dipertunjukkan dengan cara dinyanyikan atau betale.

Semua penutur parapatoh ini adalah kaum perempuan. Mereka menyanyikannya dengan cara mengulang-ulang syair. 

Selain itu, dalam acara Kenduri sko juga banyak menampilkan kesenian, seperti tari sekapur sirih untuk menyambut tamu dan masyarakat sekitar.  Ada juga arak-arakan.

Sebelum hari pelaksanaan, masyarakat desa tersebut pasti membuat “lemang” yang akan dibagi-bagikan kepada seluruh masyarakat yang menghadiri upacara. (Anisa Kurniawati-Berbagai sumber)

You Might Also Like

Waisak di Borobudur Akan Tampilkan 2569 Lampion dan Drone Show

Tradisi Badabus Dari Ritual Kebatinan Ke Seni Beladiri

Mengapa Sandal Upanat Wajib di Candi Borobudur?

Tradisi Pemakaman Termahal Rambu Solo di Tana Toraja

Sambut Sumpah Pemuda, Dusun Sanggrahan Gelar Jathilan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Bikin Kenangan di Jembatan Istagramable Bandung
Next Article Lotek Kalipah Apo, Kuliner Legendaris Sejak 1953
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?