By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kerbau Sakti Tolelembunga, Legenda Masyarakat Sulawesi Tengah
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Kerbau Sakti Tolelembunga, Legenda Masyarakat Sulawesi Tengah
Cerita Rakyat

Kerbau Sakti Tolelembunga, Legenda Masyarakat Sulawesi Tengah

Achmad Aristyan
Last updated: 07/11/2024 01:29
Achmad Aristyan
Share
Ilustrasi kerbau “Tolelembunga”, cerita rakyat dari Desa Sedoa, Sulawesi Tengah. Foto: Pixabay/Asia Esso
SHARE

Kerbau sakti Tolelembunga adalah salah satu legenda khas Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Legenda ini berkisah tentang seekor kerbau betina yang sangat disayangi Puteri Bunga Manila, putri kerajaan yang terkenal di wilayah itu. 

Melansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, dalam kepercayaan masyarakat Desa Sedoa, leluhur mereka awalnya mendiami lembah Napu sebelum menetap di Desa Sedoa. Mereka menjaga legenda ini agar tetap hidup dan dikenal generasi selanjutnya.

Dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan makmur bernama Kerajaan Sigi, di daerah Sigi-Biromaru, sekira 12 kilometer sebelah selatan Kota Palu. Kerajaan ini dipimpin Ratu Ngilinayo yang bijaksana dan adil. Ratu Ngilinayo memiliki putri bernama Bunga Manila, yang sangat menyayangi seekor kerbau betina bertanduk panjang bernama Tolelembunga. Kerbau tersebut dipercaya memiliki tanduk sepanjang dua meter.

Suatu hari, Tolelembunga menghilang tanpa jejak, tidak kembali ke kandangnya selama beberapa hari. Khawatir akan keselamatan kerbau kesayangannya, Puteri Bunga Manila memerintahkan 40 orang pria untuk mencari Tolelembunga dan membawanya pulang. Mereka akhirnya menemukan kerbau itu di tepi sungai Sopu. Namun saat sampai di tempat bernama Petiro Ue atau Tawaelia, Tolelembunga menolak bergerak lebih jauh karena merasa nyaman di tempat itu.

Baca Juga: Legenda Arya Panoleh di Balik Kelezatan Sate Ayam Madura

Puteri Bunga Manila pun datang menyusul dan memutuskan membangun perkampungan di sana bersama dengan rakyatnya. Namun, setelah tujuh tahun, Tolelembunga kembali menghilang tanpa sepengetahuan Puteri Bunga Manila.

Dalam petualangannya, Tolelembunga menemukan sumber air panas di Wombo, sebuah lokasi dengan pemandangan indah dikelilingi gunung dan padang rumput subur. Ketika Puteri Bunga Manila mengetahui keberadaan kerbau itu, ia menyusulnya dan terpesona keindahan alamnya.

Dari atas gunung, Puteri Bunga Manila dapat melihat lembah Pekurehua (Napu) yang subur dan hijau. Ia kemudian memerintahkan rakyatnya membangun perkampungan yang kemudian dikenal dengan nama Wakabola.

Di sana, Puteri Bunga Manila mendirikan rumah adat “Sowa” sebagai istananya dan “Dusunga” sebagai tempat untuk musyawarah bersama para tetua adat. Di tempat inilah ia bertemu dengan pemuda tampan bernama Sadunia, yang kemudian menjadi suaminya. Di sisi lain, Tolelembungabertemu dengan seekor kerbau jantan besar bernama Beloiliwa, dan dari pertemuan itu, lahirlah keturunan kerbau yang banyak.

Baca Juga: Cerita Rakyat Kota Balikpapan, Asal-Usul Nama Penuh Makna

Seiring waktu, Wakabola berkembang menjadi kerajaan besar di lembah Pekurehua. Dari pernikahan antara Puteri Bunga Manila dan Sadunia, lahirlah Puteri Posuloa, yang kelak menjadi simbol penerus keluarga kerajaan.

Hingga kini, legenda Tolelembunga bukan hanya sekadar cerita rakyat, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya Desa Sedoa dan masyarakat di sekitarnya. Melalui kisah ini, nilai-nilai tentang kepedulian, kesetiaan, dan hubungan erat antara manusia dan alam tercermin, sekaligus menunjukkan kekayaan budaya Sulawesi Tengah. (Diolah dari berbagai sumber)

 

 

You Might Also Like

Kisah Ki Ageng Makukuhan dan Lahirnya Ayam Cemani

Gunung Genthong, Legenda Prabu Brawijaya dan Raden Patah

Ande Ande Lumut, Kisah Asmarabangun dan Dewi Sekartaji

Jejak Sejarah Seni Ukir Jepara Dan Cerita Pahat Prabangkara

Sejarah di Balik Patung Ikonik Hiu dan Buaya di Surabaya

TAGGED:cerita rakyatTolelembunga

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Memahami Filosofi Habonaron Do Bona Di Simalungun
Next Article Cenning Rara, Mantra Pemikat Hati Wanita
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?