Tidak banyak kawasan wisata yang memiliki keunikan seperti Kawah Ijen di Jawa Timur dengan enomena unik “blue fire” atau api biru.
Kawah Ijen adalah kawah alami hasil aktivitas vulkanik yang terletak di perbatasan tiga kabupaten di Jawa Timur yaitu Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.
Kawasan ini terkenal karena keajaiban alam berupa pancaran api berwarna biru terang yang hanya dapat terlihat di malam hari. Fenomena ini merupakan hasil penguapan gas belerang dari celah-celah kawah yang bersentuhan dengan oksigen dan menyala di suhu tinggi.
Wisata Dini Hari
Blue fire di Kawah Ijen merupakan fenomena langka yang hanya bisa ditemukan di dua tempat di dunia, yakni di Indonesia dan Islandia. Tak heran jika lokasi ini menjadi magnet bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Untuk menikmati fenomena blue fire maka harus melakukan pendakian pada dini hari. Titik awal perjalanan berada di Paltuding, pintu utama yang dapat diakses dari Kalipuro, Banyuwangi.
Perjalanan dari Kalipuro ke Paltuding memakan waktu sekira satu jam, diikuti dengan trekking sejauh 3 km menuju kawah, yang membutuhkan waktu sekira 2 hingga 2,5 jam.
Pendakian dimulai melewati jalur tanah selama dua kilometer pertama, dilanjutkan dengan jalur berbatu terjal dan sempit pada kilometer terakhir.
Pencahayaan yang memadai, pakaian hangat, dan masker sangat diperlukan mengingat suhu dingin dan aroma belerang yang menyengat.
Saat matahari mulai terbit, fenomena blue fire perlahan memudar, tetapi pesona Kawah Ijen tetaplah indah. Danau kawah berwarna hijau toska dengan kedalaman 200 meter terlihat begitu menawan.
Dengan luas mencapai 5.466 hektar, kawah ini juga menjadi salah satu penghasil belerang terbesar di Indonesia, yang dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan industri.
Pejuang Belerang
Keindahan Kawah Ijen menyimpan cerita tentang perjuangan hidup para buruh belerang. Mereka memanggul batu belerang seberat hingga 60 kilogram dari dasar kawah ke tepi gunung untuk dijual dengan harga Rp900 hingga Rp1.000 per kilogram.
Beberapa dari mereka juga bekerja sebagai pemandu wisata untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Gunung Ijen sendiri memiliki sejarah letusan sebanyak empat kali, yakni pada tahun 1796, 1817, 1913, dan 1936.
Hingga kini, gunung ini masih aktif dan terus menjadi salah satu destinasi wisata alam terbaik di Indonesia. (Diolah dari berbagai sumber)