Amat Mude merupakan salah satu erita rakyat yang berasal dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang mengalir dari generasi ke generasi. Cerita mengisahkan putra mahkota yang terbuang karena kelicikan pamannya. Namun, atas kebaikan dan kerja kerasnya, akhirnya Amat Mude mendapat jabatan yang seharusnya ia genggam. Dibalik cerita rakyat ini tersimpan makna mendalam yang mengajarkan kejujuran dan kerja keras akan berbuah hasil baik.
Dirangkum dari buku Cerita Tanah Alas yang di susun Hasbullah. Pada zaman dahulu, alkisah hidup seorang raja yang sudah lama berkuasa namun belum juga memiliki keturunan. Kemudian sang Raja bersumpah, apabila memiliki seorang anak laki-laki dia rela untuk mati.
Tidak lama kemudian, permaisurinya hamil dan melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Amat Mude. Sayangnya hidup raja berakhir sesuai sumpahnya menjadi nyata. Setelah raja tiada, kekuasaannya dipegang adiknya, karena sang penerus raja saat itu masih bayi.
Akan tetapi, Paman Amat Mude sebenarnya berniat jahat. Dia tidak mau mengembalikan kekuasaannya ketika Amat Mude dewasa kelak. Dengan dalih mengganggu ketenangan istana, bayi Amat Mude dan permaisuri raja dipindahkan ke pondok di belakang istana.
Suatu saat, sang paman menyuruh pengawalnya membuang Amat Mude kecil dengan permaisuri almarhum raja ke dalam hutan. Beruntung, permaisuri dan Amet Muda mampu bertahan hidup di hutan. Demi bertahan hidup, Amet Muda memancing ikan di sungai Lawe Alas. Suatu hari, Amet Muda mendapat tangkapan tidak biasa yakin ikan-ikan besar.
Baca juga: Raja Berekor, Hikayat Tragis Raja Bengis Dari Belitung
Ikan-ikan itu kemudian dibawa ibunya ke pasar untuk dijual. Sebagian ikan itu disimpan untuk makanan mereka. Dalam perjalanan ke pasar, ibu Amat Mude tanpa sengaja bertemu dengan sahabat suaminya. Ikan-ikan yang dibawanya akhirnya dibeli saudagar yang kaya itu dan mengajak ibu Amet ke rumahnya. Ikan yang besar itu membuat penasaran sang saudagar. Ikan itu pun langsung dipotong. Dari dalam perut ikan-ikan itu ternyata berisi emas berbentuk telur ikan. Saudagar itu pun senang dan memberi ibu Amat Mude bekal dan barang berharga.
Amat Mude makin sering pergi memancing dan telur emas itu pun terus dikumpulkan ibunya. Suatu hari, sang raja mendengar keberadaan Amat Mude. Dia pun dipanggil ke Istana dan diperintahkan pergi ke pulau di tengah laut memetik kelapa gading. Amat Mude pun mematuhi perintah.
Dalam perjalanan, pemuda itu dibantu ikan bernama Si Lenggang Raye, Raja Buaya dan Naga yang mengantarnya ke pulau di tengah laut. Saat Amat Mude memetik kelapa, tiba-tiba muncul Putri Niwer Gading, lalu berkata, “Siapa yang dapat memetik buah kelapa gading itu, akan menjadi suami saya”.
Baca juga: Kisah Datuk Letang dan Bayi Sakti Dari Belahan Kayu
Ternyata, Amat Mude dapat memetik buah kelapa gading itu, Ia pun menikah dengan Putri Niwer Gading. Sesampainya di istana raja, diserahkannya kelapa gading itu pada Raja Muda. Melihat perilaku Amat Mude yang sangat baik, sadarlah Raja Mude pada kelicikannya selama ini. la pun meminta Amat Mude menggantikannya menjadi raja. Amet Muda pun menjadi raja yang sebenarnya menjadi haknya sejak lama.