By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kisah Sariyanto dan Budidaya Yakon Kaya Manfaat di Wonosobo
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Kisah Sariyanto dan Budidaya Yakon Kaya Manfaat di Wonosobo
Profil

Kisah Sariyanto dan Budidaya Yakon Kaya Manfaat di Wonosobo

Achmad Aristyan
Last updated: 29/01/2025 13:45
Achmad Aristyan
Share
Sariyanto dan Umbi Yakon yang dibudidayanya. Foto: Aristyan
SHARE

Tanaman Yakon merupakan tanaman asal Peru di Amerika Selatan, yang kini mulai dikenal di Indonesia khususnya di Wonosobo, Jawa Tengah.

Yakon terkenal dengan umbinya yang kaya akan inulin, sebuah prebiotik yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan dan mengontrol kadar gula darah. 

Sariyanto, seorang petani asal Wonosobo, menceritakan kisah perjalanan panjangnya dalam membudidayakan tanaman Yakon. Perjalanan ini dimulai tahun 2014, ketika ia menanam 40 batang tanaman Yakon di lahan kecil miliknya. 

Keputusannya untuk mengembangkan budidaya Yakon bukan tanpa alasan.

Pada tahun 2015, Sariyanto bertemu dengan sekelompok mahasiswa Universitas Indonesia (UI) atau Universitas Islam Indonesia (UII) yang tertarik mengembangkan produk dari daun Yakon kering. 

Mereka berharap bisa memanfaatkan manfaat kesehatan dari tanaman ini, namun terkendala masalah finansial.

“Awalnya hanya 10-15 kilogram daun yang mereka ambil. Alhamdulillah, kerja sama ini berlanjut hingga sekarang, meski mereka sudah lulus kuliah dan berkeluarga,” ujar Sariyanto, mengenang kisahnya mulai berbisnis tanaman Yakon.

Dulu, hanya puluhan kilogram yang mampu dijual. Kini, permintaan daun Yakon kering meningkat signifikan, mencapai 2,5 ton per bulan, menjadi pencapaian yang luar biasa bagi Sariyanto.

Perluasan Lahan dan Sistem Plasma

Sariyanto kini mengelola lahan seluas 6 hingga 7 hektar, bekerja sama dengan para petani plasma.

Lahan-lahan untuk budidaya Yakon ini berada di Dusun Kaliurip, Damarkasian, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo dan beberapa di Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo.

Dalam sistem plasma ini, Sariyanto memberikan bibit Yakon secara pinjaman kepada petani, dengan kesepakatan bahwa apabila petani ingin beralih menanam tanaman lain, semua bibit dan tanaman Yakon akan diambil kembali olehnya.

“Sistem ini memastikan keberlangsungan budidaya yang terorganisasi dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat,” ungkapnya.

Proses Budidaya Tanaman Yakon

Proses budidaya Yakon ini tidak jauh berbeda dengan tanaman lainnya. Setelah pengolahan lahan, bibit Yakon ditanam menggunakan tunas, cara yang mirip dengan cara tumbuh pohon pisang. 

Daun Yakon mulai dipanen dua bulan setelah tanam dan terus dipanen secara berkala setiap 25 hari, hingga mencapai delapan kali panen.

Umbinya, yang merupakan bagian yang paling dikenal dari tanaman Yakon, dapat dipanen setelah delapan bulan, ketika bunga mulai muncul pada tanaman.

Yang menarik, Sariyanto mengelola tanamannya dengan cara organik, tanpa menggunakan pestisida, insektisida, atau herbisida. Ia berprinsip untuk menjaga kesuburan tanah dan kesehatan tanaman dengan cara yang ramah lingkungan.

Manfaat Daun dan Umbi Yakon

Tanaman Yakon diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Umbinya yang memiliki kandungan inulin, bermanfaat menurunkan tekanan darah tinggi, kolesterol, dan kadar lemak darah.

Selain itu, inulin juga berfungsi sebagai prebiotik yang mendukung kesehatan pencernaan dan menjaga kesehatan jantung. 

Sementara itu, daun Yakon memiliki zat aktif yang membantu memperbaiki sel beta pankreas, yang sangat bermanfaat bagi penderita diabetes dalam mengontrol kadar gula darah.

Umbi Yakon yang telah dikupas. Foto: Aristyan

Kendala dan Solusi

Meski sukses dalam memperluas produksinya, Sariyanto menghadapi beberapa kendala, salah satunya adalah pada proses pengeringan daun Yakon, terutama saat musim hujan.

Untuk mengatasi masalah ini, Sariyanto telah menyiapkan mesin pengering yang dapat mempercepat proses pengeringan daun Yakon. 

Selain itu, masalah hama tidak terlalu mengganggu, karena dengan panen rutin, gangguan dari ulat dan hama lainnya dapat diminimalkan.

Keunggulan Geografis Wonosobo

Wonosobo, dengan kondisi geografisnya yang khas, terbukti sangat mendukung budidaya Yakon.

Terletak di ketinggian 1.000 hingga 1.300 meter di atas permukaan laut, daerah ini memiliki udara yang lembab dan tanah yang subur, yang sangat ideal untuk pertumbuhan Yakon. 

Namun, Sariyanto menekankan pentingnya memilih sisi barat gunung sebagai lokasi tanam, karena kelembapan di sana lebih terjaga dibandingkan sisi timur.

Prospek dan Harapan

Pemasaran hasil panen daun Yakon kini menjangkau seluruh Indonesia, berkat kerja sama dengan perusahaan kontrak. Sedangkan umbi Yakon, yang juga sangat diminati, dijual langsung ke masyarakat dengan harga sesuai permintaan pasar.

Sariyanto berharap bahwa budidaya Yakon ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi petani-petani di Wonosobo.

“Semoga budidaya Yakon ini terus berkembang, memberikan manfaat yang lebih luas, dan mendukung perekonomian masyarakat, terutama petani di Wonosobo,” harapnya.

Dengan dedikasi dan inovasi yang dimilikinya, Sariyanto membuktikan bahwa tanaman Yakon memiliki potensi besar, baik untuk kesehatan maupun perekonomian lokal.

Kini, Yakon menjadi salah satu komoditas unggulan yang bisa membawa dampak positif bagi masyarakat Wonosobo.

You Might Also Like

Juan, Perajin Anyaman Bambu  di Wonosobo, Masih Eksis Hingga Pasar Nasional

Mengenang Emilia Contessa, Sang Singa Panggung Asia 

Jejak Laksamana Hang Nadim dalam Sejarah Batam

Asep ‘Bucrak’, Perajin Kendang Beken Di Eropa

Gombloh, Seniman Musik Legendaris Kota Pahlawan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article New York Times Soroti Yogyakarta sebagai Pusat Alam Semesta
Next Article Asal Mula Desa Jimbaran, Kisah Dalem Ireng dan Dalem Putih
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?