Perpusnas atau Perpustakaan Nasional Republik Indonesia meraih penghargaan UNESCO/Jikji Memory of the World (MoW) Prize edisi ke-10 tahun 2024. Perpusnas menjadi lembaga kesepuluh yang mendapatkan anugerah ini sekaligus yang pertama dari Indonesia.
Mengutip dari situs resmi Perpusnas, para juri menilai kontribusi luar biasa Perpusnas terhadap usaha pelestarian dan perluasan akses terhadap naskah Nusantara, melalui pelaksanaan program ekstensif dalam penyelamatan dan peningkatan akses warisan dokumenter selama dua dekade terakhir.
Direktur Warisan Dokumenter UNESCO Fackson Banda menyatakan, Perpusnas berhasil meraih Jikji Prize setelah mengalahkan 48 negara. Penyerahan anugerah Jikji dilakukan Direktur Fackson Banda kepada pelaksana tugas (Plt.) Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz didampingi Ketua Kelompok Kerja Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas Aditia Gunawan di Cheongju, Korea Selatan, Rabu (4/9/2024).
“Penghargaan ini merupakan kehormatan besar bagi kami, karena pekerjaan yang telah kami lakukan selama beberapa tahun terakhir dalam mengumpulkan, melestarikan, mengonservasi, dan menghadirkan warisan di Indonesia, diakui sebagai tak ternilai dan layak diapresiasi oleh UNESCO dan Kota Cheongju melalui penghargaan ini,” ujar E. Aminudin Aziz.
Menurutnya penghargaan ini datang pada saat yang tepat, seiring dengan grand design baru yang telah disusun untuk beberapa tahun ke depan, yang menetapkan naskah Nusantara sebagai program prioritas.
“ Penghargaan juga menjadi titik awal untuk memperluas kerjasama internasional. Perpusnas telah memulai inisiatif untuk membangun jaringan global dengan perpustakaan di Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Rusia, Arab Saudi, dan Mesir,” urainya.
Baca juga: Perpusnas Ajak Generasi Muda Lestarikan Permainan Tradisional
Perpusnas, jelasnya, akan memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksimalkan manfaat naskah kuno bagi public dan menjaga nilai-nilai dari naskah kuno untuk diwariskan kepada generasi mendatang yang dapat dijadikan pelajaran untuk masa kini dan masa depan.
Hingga 2023, Perpusnas telah menghasilkan sebanyak 710 buku yang berbasis naskah Nusantara, baik berupa alih aksara, alih bahasa, kajian dan saduran. Pada 2024, sebanyak 100 buku seri komik berbasis naskah akan diterbitkan.
Dewan juri internasional juga mengakui dedikasi Perpusnas dalam pelestarian dan penyebaran informasi naskah Nusantara melalui berbagai program, termasuk festival naskah nasional, publikasi yang luas, serta inisiatif pendidikan untuk anak-anak dan pemuda.
Sementara itu, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menyoroti pentingnya manuskrip sebagai jendela untuk memahami sejarah, budaya, dan pengalaman hidup masa lalu.
Jikji Prize disponsori oleh Pemerintah Kota Cheongju. Nama hadiah terinspirasi dari buku Jikji, sebuah kitab cetakan metal bergerak pertama yang diproduksi pada 1377 di Kota Cheongju. Kitab ini berisi tentang ajaran Buddhist yang telah didaftarkan sebagai Memory of the World pada 2001.
Dimulai sejak 2004, Jikji Prize diselenggarakan setiap dua tahun. Tujuan utamanya adalah membangkitkan kesadaran tentang warisan dokumenter yang berharga bagi kemanusiaan.
Hingga 2022, tercatat sembilan lembaga di dunia yang mendapat penghargaan ini, diantaranya National Library of the Czech Republic, Phonogrammarchiv, Austrian Academy of Sciences, Apoyo al Desarrollo de Archivos y Bibliotecas (ADABI) (Mexico), dan SAVAMA DCI (Mali). (Foto: Perpusnas)