Mak Baiya, tentu tak menyangka. Di usia senja, dedikasi dan kemampuannya mendendang Nyanyi Panjang sejak belia, berbuah anugerah bergengsi dari pemerintah. Nyanyi Panjang adalah tradisi yang menjadi representasi ingatan kolektif budaya adat Petalangan Riau.
Seniman berusia 78 tahun dari Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau ini, merupakan salah satu peraih penghargaan kategori Maestro Seni Tradisi di ajang Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024 yang digelar Kemendikbudristek, Senin (17/9/2024) di Jakarta. Mak Baiya, satu satunya wakil Riau yang lolos dan meraih penghargaan di ajang yang diikuti peserta dari 38 Provinsi di Indonesia.
Mak Baiya, yang lebih dikenal dengan nama Mak Itam di desanya di Sungai Sirih, Sorek, Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan merupakan sosok sederhana yang sepanjang usianya bergelut dengan seni tradisi. Uniknya, Mak Itam tidak pernah mengecap pendidikan formal, meski tingkat SD. Sehari-hari, ia berkomunikasi dengan bahasa daerahnya.
DI balik kesederhanaannya, Mak Itam adalah seorang seniman yang telah mengharumkan daerahnya. Di sisi lain, Mak Itam juga telah menjaga Nyanyi Panjang Petalangan tetap ada.
Nyanyi Panjang merupakan bentuk seni bercerita yang dilagukan dan membutuhkan waktu lama, bahkan lebih dari satu malam, untuk menyelesaikan satu cerita. Tukang cerita atau seniman seperti Mak Itam memainkan peran penting dalam menjaga kelestarian tradisi ini.
Hanya sedikit orang seperti Mak Itam yang menjadi pendendang Nyanyi Panjang. Bahkan mungkin hanya sedikit manusia yang mampu melakukannya. Bagaimana tidak, untuk menjadi pendendang harus mampu menceritakan ulang secara utuh sebuah cerita dari sebuah buku yang tebalnya berates-ratus halaman.
Melihat latar pendidikan Mak Itam, hal ini tentu mengherankan. Atas kemampuan inilah dia dijuluki maestro dan disebut memiliki memori fotografi yang merujuk pada kemampuan seseorang mengingat seluruh halaman teks dan angka dnegan detail dan akurasi tinggi.
Nyanyian Panjang sudah dibawakan sang maestro sejak berusia 10 tahun. Pesta perkawinan, acara-acara besar di desanya dan acara adat menjadi panggung bagi Mak Itam menampilkan kemampuannya. Lambat laun, nama Mak Itam pun makin dikenal Masyarakat Riau.
Tahun 2010, Mak Itam mendapat penghargaan dari Bupati Pelalawan, Rustam Effendi. Enam tahun kemudian, 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menetapkan nyanyian panjang sebagai warisan tak benda Indonesia asal provinsi Riau.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, dalam sambutan di acara AKI 2024 menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pelaku budaya di Indonesia, termasuk kepada para penerima anugerah tahun ini.
“Dengan segala rasa hormat, saya berterima kasih kepada para penggerak budaya Indonesia. Kerja keras yang bapak dan ibu lakukan telah memberikan dampak besar terhadap kemajuan kebudayaan di negeri ini,” ujar Nadiem. (Diolah dari berbagai sumber)