By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Melihat Perjalanan Sejarah Perkeretaapian di Lawang Sewu
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Melihat Perjalanan Sejarah Perkeretaapian di Lawang Sewu
Pariwisata

Melihat Perjalanan Sejarah Perkeretaapian di Lawang Sewu

Anisa Kurniawati
Last updated: 30/12/2024 03:09
Anisa Kurniawati
Share
Lawang Sewu, sebuah bangunan bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia di Semarang, Jawa Tengah. Foto: kemenparekraf.go.id
SHARE

Lawang Sewu, yang secara harfiah berarti “seribu pintu,” adalah salah satu destinasi wisata bersejarah yang paling terkenal di Kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini menyimpan perjalanan sejarah perkeretaapian di Indonesia.

Dilansir dari kemenparekraf.go.id, dalam bahasa Jawa, “lawang” berarti pintu, dan “sewu” bermakna seribu. Meski bermakna seribu pintu, namun, jumlah asli dari Lawang Sewu ini hanya 928 pintu. 

Bangunan bersejarah ini terletak di Jl. Pemuda, Semarang. Dulunya, Lawang Sewu merupakan kantor administrasi kereta api Belanda bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).

Pembangunan kantor NIS ini beriringan dengan sejarah perkeretaapian Indonesia. Pembangunan jalur kereta api Semarang-Tanggung pertama dimulai 1864. Jalur ini menghubungkan Surakarta dan Yogyakarta. Keberhasilan NIS, lantas mendorong pembangunan rel di daerah lainnya.

Baca juga: Lumpia Semarang, Perpaduan Kuliner Jawa dan Tionghoa

Dirancang Arsitek Berbeda

Gedung Lawang Sewu dibangun secara bertahap dan dirancang arsitek yang berbeda. Bangunan terdiri dari lima bangunan yang awalnya dirancang seorang arsitek asal Belanda Ir. P. de Rieu dan yang pertama kali dibuat adalah gedung C.

Bangunan ini difungsikan sebagai kantor percetakan karcis kereta api pada tahun 1900. Setela itu, pembangunan dilanjutkan Prof. J. Klinkhamer dan B. J. Oundag. Mereka mengerjakan gedung A sebagai kantor utama NIS. 

Pada tahun 1916 – 1918, dibangunlah beberapa gedung pendukung, yakni gedung B, D, dan E. Gedung B masih menggunakan arsitek yang sama seperti sebelumnya. Untuk  gedung D dan E arsiteknya ialah Thomas Karsten. 

Bangunan milik PT Kereta Api Indonesia ini menggunakan batu bata keramik berwarna oranye. Bahan ini merupakan lambang sebuah kekayaan, kemakmuran, dan juga kasta tertinggi. Bangunannya sendiri di desain menyerupai huruf L serta dominan elemen lengkung dan sederhana.

Kereta bersejarah di Museum Lawang Sewu, Semarang. Foto: GoogleMaps/amazing grace

Dirancang Sesuai Iklim

Ciri khas dari bangunan ini yaitu memiliki jumlah jendela dan pintu yang banyak sebagai sistem sirkulasi udara. Fungsi lainnya yaitu untuk mempermudah mobilitas pegawai NIS. Gedung ini sengaja dirancang dengan menyesuaikan iklim setempat. 

Lawang sewu memiliki beberapa ruangan. Diantaranya lantai pertama yang saat ini berisi dokumentasi sejarah perkeretaapian Indonesia dan sejarah gedung ini. Kemudian ada ruang bawah tanah. Di lantai kedua, terdapat aula.

Memasuki lantai tiga, pengunjung bisa menjumpai satu ruangan besar berjendela yang dulunya merupakan ruang olahraga. Di sepanjang bangunan terdapat galeri keliling yang diberi atap dengan bertumpu pada susunan bata berbentuk lengkungan. 

Setelah mengalami pemugaran dan renovasi, kini Lawang Sewu difungsikan sebagai museum. Lawang sewu menyajikan ragam koleksi yang berhubungan dengan kereta api. Mulai dari seragam masinis, alat komunikasi (telepon kayu, telegraf), alat hitung friden, lemari karcis edmonson, karcis kereta kuno, mesin cetak tanggal untuk karcis kereta, dan lainnya.

You Might Also Like

Pengembangan Atraksi Wisata di Candi Borobudur Tuntas

Monumen Gong Perdamaian Dunia, Simbol Perdamaian di Ambon

Festival Banda Neira, Hidupkan Sejarah, Budaya, Keindahan Alam

Liburan Edukatif di Agrowisata Bunga Krisan Kulon Progo

Waterfront City Labuan Bajo: Satukan Alam, Budaya, dan Komunitas

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Desa Balida Angkat Tradisi Melalui Racah Mampulang Bakarasmin
Next Article Sedekah Bumi Ngotet, Cara Masyarakat Rembang Hormati Leluhur
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?