Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan sambutan dalam pembukaan Peringatan Hari Wayang Nasional ke-6 dan Living Intangible Cultural Heritage Forum for Wayang Puppet Theater in Indonesia (Living ICH Forum) ke-4, di Gedung Pewayangan Kautaman TMII, Jakarta Timur pada Selasa, 5 November 2024.
Program tahunan Living the ICH Forum ini merupakan salah satu upaya berkelanjutan yang diusung pemerintah beserta NGO. Tujuannya untuk mengaktualisasikan Proklamasi UNESCO, yakni: Wayang Indonesia merupakan “a Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.“
Melalui sambutannya, Fadli Zon menyebutkan penerapan pemerintah bahwa tanggal 7 November diperingati sebagai hari Wayang nasional tentu menggugah kita untuk terus melestarikan dan membumikan wayang di masyarakat yang makin modern.
“Dan di era globalisasi ini yang saya kira akan menjadi tantangan bagi kita bahwa wayang bukan lagi sekedar artefak dan seni pertunjukan. Ini merupakan warisan adiluhung yang mendunia dan mempunyai nilai-nilai luhur kehidupan yang relevan dengan zaman,” jelas Menteri Kebudayaan sebagaimana dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id
Lebih lanjut, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menjelaskan bahwa pelestarian wayang semakin berat terutama di kalangan generasi muda karena tantangan dari media baru serta kemunculan berbagai platform media sosial.
Baca Juga: Wayang Orang Sriwedari, Kesenian Solo yang Masih Lestari
“Jadi sebagai budaya tradisi yang tentu saja syarat makna dan nilai, wayang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Tentu perlu pengetahuan, kreativitas, dan langkah konkret di masyarakat di era digital sekarang ini bagi para seniman pewayangan (dalam) menghadapi tantangan berat, karena para pelaku budaya wayang ini menghadapi tantangan yang berat dari media-media baru, platform media sosial dan lain-lain, terutama di kalangan generasi muda. Ya, bagaimana wayang bisa hadir di tengah generasi muda ini adalah tantangannya,” lanjut Fadli Zon.
Selanjutnya, Menteri kebudayaan juga meminta dukungan, mulai dari masyarakat umum, para pelaku budaya, dan para tokoh-tokoh yang bergerak di bidang tradisi, seni dan budaya untuk bersama-sama mendukung dari berbagai sisi.
“Saya selaku Menteri Kebudayaan bersama Wakil Menteri berupaya hadir di berbagai komunitas, karena kita ingin para pelaku budaya baik yang tradisi termasuk wayang dan keris, dan pertunjukan seni tradisi serta para pelaku budaya kontemporer ikut terlibat dalam memajukan kebudayaan kita, sesuai dengan amanat Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan dan juga amanat Undang-Undang Dasar 1945. Dengan keberadaan Kementerian Kebudayaan ini, kita jadikan semacam gerakan bersama untuk memajukan Kebudayaan Nasional kita,” lanjutnya.
Baca Juga: Wayang Beber, Wayang Tertua di Indonesia
Acara kemudian dilanjutkan dengan peluncuran dan bedah buku “Pesona Wayang Indonesia” karya Fadli Zon. Menurut Menteri Kebudayaan, buku ini telah lama disusun bersama tim, untuk memberikan makna bahwa wayang selain sebagai sebuah tontonan dan tuntunan, tetapi juga ladang ilmu pengetahuan yang luar biasa kaya.
Buku ini diluncurkan tepat 20 tahun pengakuan UNESCO atas Wayang Indonesia, sebagai penanda jayanya pewayangan Indonesia baik di negeri sendiri maupun di dunia. Melalui buku ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan kita tentang wayang di Indonesia.