Menteri Kebudayaan Fadli Zon ingin menjadikan Sangiran sebagai pusat prasejarah dunia dan Indonesia sebagai ibu kota peradaban dunia. Hal itu diungkap Fadli saat Konferensi Nasional Prasejarah Indonesia bertema “Museum dan Situs Prasejarah: Kini dan Nanti” di Solo, (3/12 2024).
Forum ini menjadi ruang strategis untuk bertukar gagasan, ide, dan pandangan terkait pengelolaan museum, situs, dan kawasan prasejarah, serta menegaskan kembali peran penting prasejarah dalam membangun identitas budaya bangsa. Pelestarian cagar budaya membutuhkan keseimbangan antara aspek ideologis, akademis, ekologis, dan ekonomis.
Museum dan situs prasejarah perlu dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik. Untuk itu diperlukan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, politik, praktisi, komunitas, dan masyarakat.
Indonesia merupakan bangsa besar dengan warisan budaya yang kaya sejak zaman prasejarah. Bukti kehidupan manusia purba, seperti fosil Homo Erectus di Sangiran, lukisan tangan di Gua Leang-Leang, alat-alat batu di Flores, hingga berbagai artefak lainnya, menunjukkan bahwa wilayah Nusantara telah dihuni manusia sejak ribuan bahkan jutaan tahun lalu.
Ibu Kota Peradaban Dunia
Saat ini, Museum Manusia Purba Sangiran, yang diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, adalah bukti nyata peran penting Nusantara dalam sejarah panjang umat manusia. Situs ini bukan hanya milik Indonesia, tetapi juga dunia. Keberadaan Sangiran menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi ibu kota peradaban dunia.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengatakan bahwa riset dan penelitian tentang prasejarah menjadi hal yang sangat penting. Tidak hanya untuk menggali cerita masa lalu, tetapi juga untuk mendapatkan pelajaran berharga tentang adaptasi manusia terhadap perubahan alam dan perkembangan teknologi. Dalam konteks ini, museum menjadi jembatan antara hasil riset dan masyarakat.
“Museum dan situs prasejarah adalah bagian dari National Treasure kita. Dengan menjaga dan mengembangkannya, kita tidak hanya merawat sejarah, tetapi juga membangun identitas dan kebanggaan bangsa. Mari kita jadikan museum sebagai tempat hidup, di mana masa lalu, masa kini, dan masa depan bertemu,” tegas Menteri.
Kementerian Kebudayaan juga berkomitmen mendukung digitalisasi koleksi museum, keterlibatan masyarakat, serta kolaborasi lintas sektor dalam pelestarian cagar budaya. Museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan artefak, tetapi juga pusat edukasi dan inspirasi bagi generasi muda.
Sebagai penutup, Menteri Kebudayaan mengajak seluruh masyarakat untuk bersinergi melestarikan warisan prasejarah Nusantara demi generasi mendatang dan memperkokoh posisi Indonesia di panggung dunia serta kembali mengungkapkan harapannya, untuk menjadikan Sangiran sebagai pusat prasejarah dunia dan Indonesia sebagai ibu kota peraban dunia.
“Saya berharap konferensi ini dapat menjadi titik tolak untuk menemukan kembali identitas budaya Indonesia. Mari kita jadikan Sangiran sebagai pusat prasejarah dunia, dan Indonesia sebagai ibu kota peradaban dunia,” pungkas Menteri Fadli Zon.