Kopi Papua sudah mulai dikenal luas masyarakat lokal juga global. Setidaknya terdapat 3 varian kopi arabika khas pegunungan Papua yang bercita rasa khas. Kopi bumi Papua ini telah dipamerkan di ajang MICE (Melbourne International Coffee Expo) 2024, untuk meningkatkan pamor kopi ini sekaligus meningkatkan kesejahteraan industri dan petani kopi.
Indonesia juga dikenal sebagai tiga besar produsen kopi utama dunia selain Brasil dan Vietnam. Bahkan pada tahun 2023 lalu mampu memproduksi 756.100 ton atau lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 771 ribu ton.
Dilansir dari Indonesia.go.id, terdapat tiga spesies kopi yang biasanya dikembangkan di Indonesia yakni robusta, arabika, dan liberika. Sejumlah daerah di Indonesia berhasil mengembangkan varian kopi terutama pada kawasan dataran tinggi, salah satunya Papua.
Spesies kopi yang dikembangkan di Bumi Cenderawasih adalah arabika di Nabire, Dogiyai, Cartenz, dan Lembah Baliem. Sebelum dimekarkan menjadi 4 provinsi, produksi dari perkebunan Papua seluas total 13.991 hektare pada 2023 tercatat 2.799 ton atau 1,09 persen dari produksi nasional.
3 Varian Kopi
Meskipun secara nasional volume produksinya masih terbilang kecil, pada kenyataannya kopi dari Papua ini sudah mulai dikenal luas masyarakat. Setidaknya terdapat 3 varian kopi arabika khas pegunungan yang bercita rasa khas, yaitu Amungme, Wamena, dan dari Pegunungan Bintang. Ketiga varian kopi asal tanah pegunungan Papua itu telah memiliki penggemarnya tersendiri.
- Kopi Amungme, merupakan spesies arabika yang dibudidayakan di lereng Pegunungan Jayawijaya. Nama dari kopi ini diambil dari suku pemilik hak ulayat kawasan pegunungan tertinggi di Indonesia. Bercita rasa sedikit asam dengan aroma manis khas serta sedikit moka.
- Kopi Wamena, dibudidayakan di sekitar Lembah Baliem pada ketinggian 1.200-1.600 mdpl. Kopi ini memiliki cita rasa sedikit asam dengan nuansa cokelat dan floral.
- Kopi Pegununban Bintang, ditanam secara organik dan dipanen secara manual dari Pegunungan. Semua proses kopi ini dilakukan tanpa mesin mulai ditanam hingga menjadi bubuk siap konsumsi. Kopi ini sungguh unik karena ada cita rasa buah-buahan seperti citrus, beri, jeruk, peach, dan cokelat.
Mulai Mendunia
Baca Juga: Budaya Minum Kopi Aceh Buka Ruang Ekonomi
Pemerintah Provinsi Papua berusaha keras agar kopi dapat menjadi produk komoditas unggulan. Misalnya menggandeng Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Papua mengikuti aneka festival kopi di berbagai negara guna memamerkan kualitas dan keunikan kopi Bumi Cenderawasih.
Kepala KP BI Papua Faturrahman mengatakan bahwa pihaknya pada 2024 ini saja sudah mengajak sejumlah produsen kopi pegunungan untuk mengikuti pameran dan festival kopi World of Coffee di Kopenhagen, Denmark pada 27-28 Juni 2024 lalu. Pada ajang ini, produsen dari Papua berkesempatan menjaring pembeli potensial.
Selain itu, kopi asli Papua ini dikenalkan kepada investor dan penggemar kopi di Negara Sakura dalam ajang Specialty Coffee Association on Japan (SCAJ). Kopi Papua memiliki keunikannya tersendiri dan telah mendapatkan apresiasi tinggi dari penggemar kopi internasional.
Baca Juga: Kopi Jahe dan Si Pitung: Warisan Budaya Takbenda Indonesia
Kegiatan lain yang diikuti produsen dari Papua yakni ajang Melbourne International Coffee Expo (MICE) 2024 yang digelar di Melbourne, Australia, pada 12-14 Mei 2024, bersama Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal. MICE 2024 merupakan pameran kopi terbesar di kawasan Asia Pasifik yang dihadiri investor dan industri kopi sebanyak 15.000 peserta.
Penjabat Gubernur Papua Ramses Limbong berharap, upaya berbagai pihak untuk mengenalkan produk kopi asal Bumi Cenderawasih, dapat meningkatkan pamor kopi tersebut sekaligus meningkatkan kesejahteraan industri dan petani kopi.
Selain itu, Ramses juga berharap mitra-mitra industri kopi dapat turut membantu penguatan kelembagaan melalui pembentukan koperasi produsen kopi, optimalisasi pascapanen, dan memfasilitasi sarana dan prasarana yang diperlukan hingga akhirnya membuka wawasan dan pengetahuan para petani kopi. (Anisa Kurniawati)