By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mengenal Tinutuan, Sajian Bubur Sayuran Lezat dari Manado
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Mengenal Tinutuan, Sajian Bubur Sayuran Lezat dari Manado
Warisan Budaya

Mengenal Tinutuan, Sajian Bubur Sayuran Lezat dari Manado

Achmad Aristyan
Last updated: 21/01/2025 00:46
Achmad Aristyan
Share
Tinutuan, bubur sayur khas Manado yang disajikan dengan pelengkap ikan asin. Foto: Wikipedia/Midori
SHARE

Tinutuan, atau yang lebih dikenal dengan nama Bubur Manado, adalah salah satu makanan khas Indonesia yang berasal dari daerah Manado, Sulawesi Utara.

Hidangan enak ini juga diklaim sebagai bagian dari salah satu warisan kuliner daerah Minahasa.

Tinutuan merupakan sajian berbahan dasar campuran sayuran, tanpa kandungan daging, sehingga dapat dinikmati berbagai kelompok masyarakat.  

Ciri Khas Bubur Manado Tinutuan

Melansir dari Kumparan, Tinutuan dikenal sebagai bubur yang kaya akan sayuran. Bahan-bahannya meliputi labu kuning, beras, singkong, bayam, kangkung, daun gedi, jagung, dan kemangi. 

Kombinasi bahan-bahan ini menciptakan tekstur lembut dan rasa segar khas. Tinutuan biasa disajikan saat sarapan pagi, namun hidangan ini tersedia di rumah makan sepanjang hari.  

Sejarah Tinutuan  

Dilansir dari Wikipedia, asal-usul nama dan waktu munculnya Tinutuan tidak diketahui secara pasti. Beberapa sumber menyebutkan makanan ini mulai dikenal di Manado pada tahun 1970-an, sementara yang lain menyebut tahun 1981. 

Keunikan Tinutuan menjadikannya simbol budaya Kota Manado. Pada masa kepemimpinan Wali Kota Jimmy Rimba Rogi (2005–2010), moto Kota Manado diubah menjadi “Tinutuan,” menggantikan moto sebelumnya, “Berhikmat.”  

Pada tahun 2004, Pemerintah Kota Manado menjadikan Kawasan Wakeke di Kecamatan Wenang sebagai destinasi wisata kuliner khas yang mempromosikan Tinutuan. Langkah ini untuk melestarikan tradisi sekaligus menarik wisatawan.  

Penyajian Tinutuan  

Melansir dari Kompas, Di Manado, Tinutuan biasanya disajikan dengan beragam pelengkap yang menggugah selera, seperti perkedel nike, yaitu gorengan berbahan dasar ikan nike; sambal roa, sambal khas berbahan ikan roa yang diasapi; ikan cakalang fufu, yaitu ikan cakalang asap yang disuwir; serta perkedel jagung, gorengan jagung yang renyah dan menambah cita rasa.

Hidangan ini juga bisa dipadukan dengan mi, yang disebut midal, atau dengan sup kacang merah (brenebon). Pada acara-acara khusus, brenebon ini sering ditambahkan kaki babi, terutama di komunitas Kristen Manado untuk merayakan hari pengucapan syukur.  

Makna Sosial dan Budaya  

Sebagai makanan yang tidak mengandung daging, Tinutuan memiliki peran sebagai kuliner inklusif, yang dapat dinikmati semua kalangan tanpa memandang latar belakang agama atau budaya. Hal ini menjadikannya simbol keberagaman dan persatuan di Manado.

Hidangan ini kian dikenal di luar Sulawesi Utara. Di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Solo juga  menyajikan Tinutuan di berbagai rumah makan khas Nusantara. Popularitasnya tidak hanya sebagai makanan tradisional, tetapi juga bentuk promosi budaya Indonesia. 

You Might Also Like

Menggali Jalur Rempah di Cagar Budaya Kota Tua Padang

Museum Tsunami Banda Aceh Destinasi Wisata dan Mitigasi

Kain Tenun Kubang, Sumatera Barat Di Simpang Jalan

Sego Tempong, Sajian Ayam dan Sambal Khas Banyuwangi

Patung Sapundu Simbol Budaya dan Spiritualitas Suku Dayak

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Kemendikdasmen: Sistem Evaluasi Belajar Berubah pada 2025
Next Article Wisata Gratis Menyaksikan Cityscape Wonosobo dari Dalan Anyar
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Tradisi Motong Kebo Andil
Tradisi Motong Kebo Andil, Warisan Budaya Depok yang Terus Lestari
Event 17/05/2025
lebaran depok 2025
Lebaran Depok 2025, Ajang Pelestarian Tradisi dan Budaya
Event 17/05/2025
Gawe Dayak Naik Dango
Gawe Dayak Naik Dango XXV, Tradisi Syukuran Panen Kota Singkawang
Event 17/05/2025
Geopark Kaldera Toba
Kemenpar Tindaklanjuti Peringatan “Yellow Card” UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba
Berita 17/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?