By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menggali Jalur Rempah di Cagar Budaya Kota Tua Padang
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Menggali Jalur Rempah di Cagar Budaya Kota Tua Padang
Warisan Budaya

Menggali Jalur Rempah di Cagar Budaya Kota Tua Padang

Ridwan
Last updated: 19/10/2024 12:52
Ridwan
Share
3 Min Read
Foto: padang.go.id
SHARE

Kota Tua Padang atau Padang Lam, terletak di sepanjang Sungai Batang Arau yang membagi kawasan Kota Padang dengan bukit yang dikenal dengan Gunung Padang. Di kawasan ini terletak Pelabuhan Muara yang menjadi saksi sejarah jalur rempah. 

Kota Tua Padang dulunya menjadi pusat perdagangan yang dilakukan VOC pada tahun 1663. Kedatangan awal Belanda ke Sumatra Barat pada awalnya bertujuan untuk berdagang. Namun, beralih untuk menguasai Padang seutuhnya karena kekayaan rempah-rempahnya. 

Kemudian, melalui orang bagak, Belanda meminta izin untuk membuat bangunan sebagai identitas kehadirannya di sana. Bangunan benteng yang diperkirakan berdiri pada abad ke-19, dijadikan sebagai tempat niaga sekaligus tempat impor barang oleh Belanda. 

Sampai saat ini bangunan tersebut menjadi hunian, meski beberapa ada yang rusak. Dalam catatan sejarah, bangunan benteng pernah dihancurkan oleh Inggris pada tahun 1781, tetapi banyak sumber yang tidak menyebutkan. 

Seiring dengan kedatangan Belanda ke Padang, Pelabuhan Muaro digunakan sebagai jalur keluar-masuk kapal-kapal yang membawa hasil bumi. Di lokasi ini, Belanda mendirikan bangunan di sepanjang aliran Sungai Batang Arau. 

Kedatangan Belanda memunculkan kegelisahan masyarakat. Bangunan tersebut bahan pernah di serang dan dihancurkan masyarakat pada 7 Agustus 1661. Hingga saat ini, peninggalan masa kolonial di Padang masih dapat kita nikmati sebagai objek wisata. 

Selain Pelabuhan Muaro, kawasan Gunung Padang juga menjadi bagian penting dalam Jalur Rempah Sumatra Barat. Kawasan tersebut merupakan sebuah bukit kecil indah yang terletak di atas permukaan laut. Di sekitar kawasan tersebut banyak ditemukan peninggalan Jepang, seperti bungker dan BOW yang pada saat itu digunakan sebagai kantor dinas PU. 

Di Gunung Padang, peninggalan jejak jalur rempah bisa dilihat dari rel kereta api yang sudah tidak berfungsi. Dulunya rel tersebut digunakan sebagai jalur untuk pengangkutan batu bara dan rempah-rempah dari Pulau Air ke pelabuhan. 

Di puncak gunung, terdapat batteray yang berfungsi untuk pertahanan sekaligus perlindungan ketika menembak musuh, ada juga makam dan bangunan kecil yang sudah tidak bisa dibuka kembali, sehingga pengunjung tidak tahu isinya apa.  

Komoditas rempah-rempah utama di Sumatra Barat, yaitu gambir, kayu manis, dan gaharu. Kekayaan rempah ini tercermin juga dengan kekhasan masakan Sumatera Barat yang kaya akan rempah-rempah. Misalnya seperti rendang yang menjadi kuliner terkenal dan ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda UNESCO.  (Anisa Kurniawati-Sumber: jalurrempah.kemdikbud.go.id)

You Might Also Like

Mengenal Urutan, Sosis Kering Fermentasi Tradisional Khas Bali

Kesenian Sholawat Montro Khas Bantul Sarat Makna Religius

Ini Alasan Ubi Madu Cilembu Sumedang Bercita Rasa Unik

Mencicipi Minuman Penghangat Bir Pletok Khas Betawi

Menguak Kisah Di Balik Pembuatan Candi Tegowangi

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Tari Topeng Betawi, Ikon Seni dan Budaya Masyarakat Jakarta
Next Article Mengungkap Asal Usul Nama Indonesia dan Penemunya
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Tradisi Motong Kebo Andil
Tradisi Motong Kebo Andil, Warisan Budaya Depok yang Terus Lestari
Event 17/05/2025
lebaran depok 2025
Lebaran Depok 2025, Ajang Pelestarian Tradisi dan Budaya
Event 17/05/2025
Gawe Dayak Naik Dango
Gawe Dayak Naik Dango XXV, Tradisi Syukuran Panen Kota Singkawang
Event 17/05/2025
Geopark Kaldera Toba
Kemenpar Tindaklanjuti Peringatan “Yellow Card” UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba
Berita 17/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?