By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mengkong Hujan, Cara Warga Bandung Barat Mengalihkan Hujan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Mengkong Hujan, Cara Warga Bandung Barat Mengalihkan Hujan
Tradisi

Mengkong Hujan, Cara Warga Bandung Barat Mengalihkan Hujan

Anisa Kurniawati
Last updated: 22/12/2024 11:03
Anisa Kurniawati
Share
Proses penancapan lidi sebagai salah satu bagian dari prosesi mengkong hujan Foto: tangkapan layar youtube/Karimaca TV
SHARE

Ritual meminta hujan mungkin sudah biasa terdengar di telinga masyarakat, namun Ritual Mengkong Hujan di Bandung Barat, Jawa Barat memiliki cerita berbeda. Kebiasaan unik ini bukan upaya meminta hujan, namun memindahkan rute hujan, agar hujan tidak turun di lokasi yang diinginkan.

Ritual Mengkong Hujan merupakan warisan yang sudah dilakukan turun temurun. Ritual yang dilakukan warga di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat ini konon bisa mengubah rute hujan.

Dari cerita masyarakat setempat, Mengkong Hujan bukanlah sebuah ritual. Melainkan sebuah panjatan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tradisi ini juga bukan upacara adat untuk menghentikan hujan. Akan tetapi memindahkan hujan ke tempat lain terlebih dahulu.

Tradisi Memindahkan Hujan

Dalam pelaksanaannya, tradisi mengubah rute hujan dipimpin tokoh yang dituakan atau pemuka adat setempat. Tokoh adat ini memiliki peranan utama dalam pembacaan doa dan menjalankan acara pemindahan cuaca sesuai informasi dari nenek moyang.

Mengkong hujan biasanya dilaksanakan ketika ada hajat besar. Misalkan seperti acara pernikahan, khitanan. Selain itu, hajatan yang diadakan pemerintah desa maupun kecamatan saat akan melaksanakan hajat lembur atau panen raya.

Tujuan dari pelaksanaan ritual ini supaya yang memiliki hajat tidak turun hujan saat acaranya berlangsung. Tradisi ini sudah puluhan tahun dilaksanakan, dan acara hajat yang dibuka dengan ini hampir dipastikan berjalan lancar dan tidak diterpa hujan deras.

Simbol Langit

Pelaksanaan Mengkong Hujan melalui beberapa tahapan yang harus ditaati. Pertama, pemilik hajat perlu menyediakan sejumlah sesajen berupa makanan dan minuman untuk perantara harapan. Sesaji itu memiliki makna khusus yang mendalam. 

Sesaji dalam ritual ini meliputi buah naga, buah jeruk, kelapa, pir dan beberapa lainnya. Sesaji ini merupakan simbol langit. Kemudian ada juga, kemenyan, lidi, garam dan lada yang merupakan simbol bumi atau manusia. 

Ritual juga dilengkapi dengan doa yang berfungsi sebagai pembuka jalan. Dalam hal ini dimaksud agar keduanya saling terhubung dan saling memberikan manfaat.

Proses Mengkong Hujan dimulai dengan doa kepada Tuhan, kemudian dibacakan juga sesajen dari hasil bumi serta terdapat prosesi menancapkan lidi ke dalam tanah. Setelahnya, lidi dicabut dan diberikan kepada seseorang yang menjadi bagian dari acara hajatan.

Lidi itu selanjutnya ditanam di empat titik acara yang sudah ditentukan. Kemudian, dilanjutkan dengan menaburkan garam yang sudah dicampur dengan merica. Terakhir, lidi bisa dicabut saat acara telah selesai agar jalur hujan bisa kembali terbuka dan hujan bisa lekas turun.

Tradisi Mengkong hujan sendiri sudah dilindungi lewat Undang-Undang Khusus Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 Tahun. Pada tahun 2017 tradisi ini didorong menjadi warisan budaya tak benda. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Tradisi Nyadran Demangan dan Larangan Mencicipi Masakan

Tradisi Reba, Cara Masyarakat Ngada Hormati Leluhur

Upacara Bekakak, Penghormatan Sosok Penting di Gamping

Budaya Minum Kopi Aceh Buka Ruang Ekonomi

Denyut Ekonomi di Pasar Panggotan Kaliwiro pada Pasaran Pahing

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Lebih 100 Ribu Tiket Whoosh Terjual Selama Libur Nataru
Next Article Sajian Khusus Arsik Ikan Mas Dalam Pesta Pernikahan Batak
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?