Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan bersejarah di Yogyakarta yang memiliki cerita menarik dari masa lalu. Bangunan ini ada di Kampung Krapyak, Kalurahan Panggungharjo, Kapanéwon Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Panggung Krapyak tidak hanya berfungsi sebagai tempat berburu bagi Raja-raja Mataram, tetapi juga sebagai tempat pengintaian untuk menjaga keselamatan dari binatang liar.
Bangunan ini memiliki menjadi bagian dari garis imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Tugu Yogyakarta, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Panggung Krapyak, dan Pantai Parangtritis.
Pos Berburu
Melansir dari Wikipedia, Panggung Krapyak dibangun Sri Sultan Hamengkubuwana I sekira tahun 1760. Pada masa Kesultanan Mataram, bangunan ini digunakan sebagai pos berburu dan sebagai tempat perlindungan dari binatang buas seperti rusa atau menjangan.
Lokasi Panggung yang dikelilingi hutan lebat pada masa itu, menjadikannya sebagai tempat yang ideal untuk berburu. Keberadaan hutan dan aneka satwa liar membuat kawasan ini penting bagi pertahanan kerajaan.
Berdasarkan informasi dari tataruang.jogjakota.go.id, bangunan ini juga mencerminkan filosofi perjalanan manusia dari lahir hingga dewasa, sesuai dengan keberadaan struktur-struktur penting lain yang menghubungkannya dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Baca juga: Vredeburg, Benteng Belanda Tertua di Jogjakarta
Arsitektur dan Fitur Bangunan
Dilansir dari jogjacagar.jogjaprov.go.id, Panggung Krapyak memiliki ukuran 17,6 m x 15 m dengan ketinggian mencapai 10 m. Arsitektur bangunan ini cukup unik dengan bentuk menyerupai kotak.
Setiap sisi bangunan dilengkapi dengan sebuah pintu dan dua buah jendela yang tertutup pagar besi yang tidak rapat. Bagian bawah pintu dan jendela berbentuk persegi, sedangkan bagian atasnya melengkung, memberikan kesan serupa dengan pintu dan jendela masjid.
Bangunan ini terdiri dari dua lantai, di mana lantai atasnya berupa ruangan terbuka yang dibatasi pagar dengan ketinggian sedang.
Fungsi dan Konservasi
Pada zaman dahulu, bangunan dikelilingi pagar tembok yang kini hanya tersisa sebagian di sisi selatan dan barat. Sayangnya, struktur tembok ini tidak terlihat jelas karena tertutup warung dan rumah warga di sekitar.
Selain itu, ditemukan sisa-sisa sumur dan kolam yang dahulu berasosiasi dengan bangunan ini. Hal ini menunjukkan bahwa panggung tidak hanya berfungsi sebagai tempat berburu, tetapi juga memiliki nilai strategis dalam pertahanan dan kegiatan sosial pada masa itu.
Penduduk sekitar dan para peneliti berasumsi bahwa Panggung Krapyak dulunya dikelilingi pagar tembok sebagai bagian dari strategi pertahanan kerajaan.
Walaupun sekarang sudah tidak terlihat jelas, sisa-sisa struktur itu memberikan gambaran tentang bagaimana bangunan ini digunakan pada masa kejayaan Kesultanan Mataram. (Dari berbagai sumber)