By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menguak Makna Strategis Pos Berburu Panggung Krapyak
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Menguak Makna Strategis Pos Berburu Panggung Krapyak
Warisan Budaya

Menguak Makna Strategis Pos Berburu Panggung Krapyak

Achmad Aristyan
Last updated: 20/12/2024 03:16
Achmad Aristyan
Share
Panggung Krapyak Yogyakarta Foto: Google/ RevArtworks
SHARE

Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan bersejarah di Yogyakarta yang memiliki cerita menarik dari masa lalu. Bangunan ini ada di Kampung Krapyak, Kalurahan Panggungharjo, Kapanéwon Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Panggung Krapyak tidak hanya berfungsi sebagai tempat berburu bagi Raja-raja Mataram, tetapi juga sebagai tempat pengintaian untuk menjaga keselamatan dari binatang liar.

Bangunan ini memiliki menjadi bagian dari garis imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Tugu Yogyakarta, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Panggung Krapyak, dan Pantai Parangtritis.

Pos Berburu

Melansir dari Wikipedia, Panggung Krapyak dibangun Sri Sultan Hamengkubuwana I sekira tahun 1760. Pada masa Kesultanan Mataram, bangunan ini digunakan sebagai pos berburu dan sebagai tempat perlindungan dari binatang buas seperti rusa atau menjangan. 

Lokasi Panggung yang dikelilingi hutan lebat pada masa itu, menjadikannya sebagai tempat yang ideal untuk berburu. Keberadaan hutan dan aneka satwa liar membuat kawasan ini penting bagi pertahanan kerajaan. 

Berdasarkan informasi dari tataruang.jogjakota.go.id, bangunan ini juga mencerminkan filosofi perjalanan manusia dari lahir hingga dewasa, sesuai dengan keberadaan struktur-struktur penting lain yang menghubungkannya dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Baca juga: Vredeburg, Benteng Belanda Tertua di Jogjakarta

Bangunan Panggung Krapyak Yogyakarta, dilihat dari ketinggian. Foto: Google/siska rossita sari

Arsitektur dan Fitur Bangunan

Dilansir dari jogjacagar.jogjaprov.go.id, Panggung Krapyak memiliki ukuran 17,6 m x 15 m dengan ketinggian mencapai 10 m. Arsitektur bangunan ini cukup unik dengan bentuk menyerupai kotak. 

Setiap sisi bangunan dilengkapi dengan sebuah pintu dan dua buah jendela yang tertutup pagar besi yang tidak rapat. Bagian bawah pintu dan jendela berbentuk persegi, sedangkan bagian atasnya melengkung, memberikan kesan serupa dengan pintu dan jendela masjid.

Bangunan ini terdiri dari dua lantai, di mana lantai atasnya berupa ruangan terbuka yang dibatasi pagar dengan ketinggian sedang.

Arsitektur dalam Bangunan Panggung Krapyak. Foto: Google/ LYN0M

Fungsi dan Konservasi

Pada zaman dahulu, bangunan dikelilingi pagar tembok yang kini hanya tersisa sebagian di sisi selatan dan barat. Sayangnya, struktur tembok ini tidak terlihat jelas karena tertutup warung dan rumah warga di sekitar. 

Selain itu, ditemukan sisa-sisa sumur dan kolam yang dahulu berasosiasi dengan bangunan ini. Hal ini menunjukkan bahwa panggung tidak hanya berfungsi sebagai tempat berburu, tetapi juga memiliki nilai strategis dalam pertahanan dan kegiatan sosial pada masa itu.

Penduduk sekitar dan para peneliti berasumsi bahwa Panggung Krapyak dulunya dikelilingi pagar tembok sebagai bagian dari strategi pertahanan kerajaan.

Walaupun sekarang sudah tidak terlihat jelas, sisa-sisa struktur itu memberikan gambaran tentang bagaimana bangunan ini digunakan pada masa kejayaan Kesultanan Mataram. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Sasando, Alunan Suara Indah dari Daun Lontar

Mengenal Docang, Kuliner Legendaris Khas Kota Udang

Tetenong, Produk Lokal Khas Kampung Wisata Binong

Sate Srepeh, Sate Berkuah Santan Khas Rembang

Seni Bela Diri Godot, Pencak Silat Tarik Ulur Khas Karawang 

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Museum Nasional Pamerkan Koleksi Asli Manusia Purba
Next Article Candi Arjuna, Pusat Sejarah Terbesar di Dataran Tinggi Dieng
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?