Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon, menegaskan pentingnya peran budaya sebagai jembatan perdamaian di tengah dinamika global yang kian multipolar dan rentan terhadap konflik. Pernyataan ini disampaikan dalam sesi pleno Congress of Ministers of Culture of the Islamic World yang berlangsung di Kazan, Tatarstan, Federasi Rusia, sebagai bagian dari rangkaian Kazan Forum 2025.
Forum ini dihadiri perwakilan dari 18 negara serta organisasi-organisasi dunia Islam seperti ICESCO, OIC, dan Liga Arab. Acara ini menjadi momentum strategis untuk mempererat kerja sama lintas budaya antara Rusia dan negara-negara Islam di bidang ekonomi, perdagangan, dan terutama budaya.
Menteri Fadli Zon menyampaikan bahwa Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan warisan budaya yang luar biasa kaya, telah membuktikan bahwa keberagaman dapat menjadi kekuatan, bukan sumber perpecahan.
“Kami membawa semangat Bhinneka Tunggal Ika — persatuan dalam keberagaman — sebagai prinsip utama dalam membangun toleransi dan moderasi beragama. Dialog budaya bukan hanya alat diplomasi, tapi juga benteng pertahanan identitas bangsa,” ungkap Fadli, dilansir dari infopublik.id, Senin (19/5/2025).
Baca juga: Forum Menteri Pendidikan APEC Dukung Pendidikan Berkualitas dan Digitalisasi
Fadli menekankan bahwa pendirian Kementerian Kebudayaan oleh Presiden Prabowo Subianto bukan sekadar kebijakan administratif, melainkan langkah strategis dalam memperkuat diplomasi budaya Indonesia di tengah tantangan global yang berkaitan dengan krisis identitas dan polarisasi.
Dalam forum tersebut, Fadli juga menyampaikan kecaman keras atas penghancuran lebih dari 100 situs budaya di Gaza sejak Oktober 2023. Ia menyebut tindakan itu sebagai bentuk nyata dari genosida budaya yang menyerang memori kolektif dan identitas suatu bangsa.
“Ini bukan hanya kejahatan kemanusiaan, tetapi bentuk nyata genosida budaya. Ketika situs budaya dihancurkan, maka yang diserang bukan hanya batu dan bangunan, melainkan memori kolektif, identitas, dan keberadaan suatu bangsa.” ujarnya.
Ia juga kembali menegaskan dukungan Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina, seraya mendorong diplomasi budaya sebagai instrumen perjuangan damai yang efektif.
Dalam kesempatan itu, Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon mengundang seluruh delegasi untuk menghadiri World Culture Forum 2025 yang akan digelar di Bali pada September mendatang. Forum tersebut diharapkan menjadi wadah kolaborasi strategis dalam menghadapi tantangan dunia multipolar melalui pendekatan budaya.
“Ketika budaya suatu bangsa diserang, maka identitas masyarakat itu melemah. Kita harus memperkuat solidaritas budaya global sebagai pondasi dunia yang lebih damai, adil, dan inklusif,” pungkasnya.
Partisipasi aktif Indonesia dalam forum ini menunjukkan komitmen kuat terhadap diplomasi budaya, sekaligus memperlihatkan peran strategis Indonesia sebagai contoh keberhasilan harmoni dalam keberagaman yang dapat menginspirasi dunia Islam dan komunitas internasional.