Dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan pesona wisata yang beragam, Kabupaten Pacitan di Jawa Timur, memiliki sejarah menarik yang penting diketahui.
Nama Pacitan juga memiliki cerita sejarah yang menarik. Nama ini konon berasal dari peristiwa bersejarah yang terjadi pada masa Perang Mangkubumen atau Perang Palihan Nagari, yang berlangsung dari tahun 1746 hingga 1755.
Dalam cerita ini, nama Pacitan dikaitkan dengan kisah seorang pahlawan besar yang kelak di kemudian hari menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Peristiwa Perang Mangkubumen
Melansir dari Wikipedia, pada masa itu Pangeran Mangkubumi, merasa kecewa dengan keputusan Pakubuwono II, yang tidak menepati janji untuk memberikan wilayah kepada Pangeran Mangkubumi.
Kekecewaan ini membuat Pangeran Mangkubumi beralih dari sekutu Pakubuwono II kepada Raden Mas Said, yang kelak dikenal sebagai Mangkunegara I.
Perubahan aliansi ini memicu konflik yang semakin sengit, dan akhirnya, Pangeran Mangkubumi harus menghadapi VOC, yang merupakan sekutu kuat Pakubuwono II.
Pada suatu ketika, terjadi pertempuran besar antara pasukan Pangeran Mangkubumi dan VOC di pesisir pantai, yang kini dikenal dengan nama Pacitan. Namun, Pangeran Mangkubumi mengalami kekalahan dalam pertempuran ini.
Kisah Buah Pace dan Pangeran Mangkubumi
Setelah kekalahannya, Pangeran Mangkubumi beserta pasukannya mundur ke Desa Nanggungan.
Dalam kondisi yang sangat lelah dan terluka, salah satu tokoh penting dalam sejarah ini, yaitu Setro Ketipo atau Setro Widjojo, melihat Sultan yang sedang dalam keadaan lemah.
Ia kemudian berinisiatif mencari makanan dan minuman untuk menyembuhkan kondisi Sultan. Namun, saat itu daerah Nanggungan sedang mengalami kekurangan bahan makanan, terutama padi, yang biasa menjadi sumber pangan utama.
Ketika Setro Ketipo mencari makanan, ia menemukan buah pace atau mengkudu yang melimpah di sekitar desa. Buah pace kemudian diberikan kepada Sultan, dan dalam waktu singkat, Sultan merasa pulih dan energinya kembali.
Pemberian Nama Pacitan
Setelah kejadian ini, Pangeran Mangkubumi merasa sangat terkesan dengan buah pace yang menyelamatkannya. Ia pun mengingat daerah tersebut dan menyebutnya “Pace Soko Wetan”, yang artinya “Pace dari arah timur” atau “Pace Wetan”.
Nama ini kemudian disingkat menjadi “Pacitan”. Dari sinilah asal usul nama Pacitan yang hingga kini dikenal sebagai kabupaten dengan pesona alamnya yang eksotis.
Namun, ada pula versi lain yang menjelaskan asal nama Pacitan. Menurut cerita ini, Pacitan berasal dari kondisi daerah yang banyak mengalami kegagalan dalam menghasilkan padi.
Masyarakat setempat kemudian menyebut daerah itu dengan sebutan “Pacitan”, yang berarti “cemilan” atau hidangan ringan yang tidak mengenyangkan, sebagai bentuk sindiran terhadap kondisi pertanian saat itu. (Dari berbagai sumber)