Komunitas Jalan Pintas Wonosobo bersama Wonosobo Heritage menyelenggarakan kegiatan bertajuk Temu Mlaku-Mlaku “Wonosobo Heritage City Walk Tour” pada hari Minggu, 18 Mei 2025.
Kegiatan ini mengajak masyarakat menelusuri kembali jejak sejarah kota melalui aktivitas jalan kaki menyusuri sejumlah titik bersejarah di Wonosobo.
Dengan mengusung tema “Langkah kaki adalah jejak kecil yang menyapa masa lalu”, kegiatan ini bukan sekadar wisata biasa, melainkan sebuah perjalanan edukatif yang menembus ruang dan waktu.
Para peserta diajak memahami makna keberagaman dan warisan budaya melalui interaksi langsung dengan ruang-ruang bersejarah dan cerita-cerita lokal yang selama ini jarang terdengar.
Baca Juga: Warung Srawung, Ruang Nongkrong Literasi di Pasar Induk Wonosobo
Dalam wawancara dengan Pratika Indah Widianingrum, pendiri Komunitas Jalan Pintas, ia menjelaskan bahwa kegiatan Temu Mlaku-Mlaku bukan sekadar ajang wisata biasa.
“Kami ingin menghadirkan ruang belajar sejarah dan budaya lokal, dengan pendekatan yang menyenangkan dan inklusif,” tuturnya.
Ia juga menyebutkan bahwa kegiatan ini biasanya diselenggarakan dua hingga tiga kali dalam setahun sebagai bagian dari program Heritage Tour.

Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk komunitas Wonosobo Heritage yang berfokus pada pelestarian seni, budaya, dan sejarah lokal.
Tak hanya itu, interaksi dengan warga dan perwakilan dari titik-titik lokasi juga menjadi bagian penting dari perjalanan, seperti yang terjadi di SLB Karya Bakti Don Bosco.
“Kami belajar sejarah sekolah dan bahkan sempat mempelajari bahasa isyarat dari siswa-siswa tunarungu di sana,” ungkap Pratika.
Rute perjalanan pagi itu meliputi beragam titik bersejarah dan penuh cerita.
Dimulai dari Don Bosco, para peserta kemudian diarahkan ke Pasar Pagi Madusari yang menggambarkan dinamika ekonomi lokal, Vihara Bodhi Wahana yang menyuguhkan ketenangan spiritual, serta Makam Honggoderpo, kawasan yang menyatu dengan hutan kota.

Rute dilanjutkan melewati kawasan pecinan di Jalan Tengah Wonosobo, sebelum akhirnya berakhir di GKJ (Gereja Kristen Jawa) Papadhange Jagad, di mana peserta diajak masuk ke mini museum gereja itu dan menyimak narasi-narasi masa lalu yang terjaga dalam ruang yang sederhana namun penuh makna.

Menurut Pratika, kegiatan seperti ini bertujuan memperkenalkan tempat-tempat bersejarah yang mencerminkan keberagaman agama dan budaya di Wonosobo.
“Kami juga mengajak teman-teman dari homeschooling untuk turut serta, agar kegiatan ini bisa menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan dan terbuka bagi semua kalangan,” katanya.
Meski lokasi-lokasi sudah dipelajari lebih dulu melalui riset dan referensi buku sejarah, Pratika mengaku selalu ada kejutan dalam setiap pelaksanaan acara.

“Yang paling membekas adalah cerita-cerita tutur dari masyarakat setempat. Kisah-kisah yang tidak tertulis, tapi sangat hidup ketika disampaikan langsung para pelakunya. Itu membuat kami merasa lebih dekat dengan tempat-tempat ini,” ungkapnya dengan semangat.
Acara Temu Mlaku-Mlaku ini ditutup dengan sesi santai di Don Bosco, tempat para peserta berbagi kesan sambil menikmati camilan.
Baca Juga: WNFC 2025 Tampilkan Keagungan Budaya Lokal Wonosobo
Di tengah modernisasi dan hiruk-pikuk zaman, langkah kaki kecil ini menjadi pengingat akan warisan yang harus dijaga, bahwa sejarah bukan hanya untuk dikenang, tapi juga untuk dipelajari dan dihayati bersama.

Hi,
I’m Manshi, working as an SEO Manager with 8 years of experience in this field.
I checked your website you have an impressive site but ranking is not good on Google, Yahoo and Bing.
Let me know if you are interested, I will send you our SEO Packages and price list.
May I send a quote! if interested?
Thank You!
Manshi Sharma
SEO Expert