By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Merasakan Sajian Khas dan Legendaris Pindang Palembang
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Merasakan Sajian Khas dan Legendaris Pindang Palembang
Warisan Budaya

Merasakan Sajian Khas dan Legendaris Pindang Palembang

Achmad Aristyan
Last updated: 11/01/2025 13:06
Achmad Aristyan
Share
Pindang Palembang yang dibuat dari ikan patin. Foto: Instagram/@undainuri
SHARE

Sajian tradisional ikan Pindang adalah salah satu warisan kuliner khas Palembang, Sumatera Selatan yang sangat kaya rasa dan berakar dari sebuah tradisi.

Makanan ini dikenal sebagai lauk khas masyarakat Melayu Palembang dengan proses pengolahan yang sederhana namun menghasilkan cita rasa yang menggugah selera. 

Tradisi di Tengah Kesederhanaan

Melansir dari rri.co.id, pada masa lalu, gaya hidup masyarakat Palembang yang sibuk mendorong terciptanya masakan yang praktis dan cepat diolah.

Di sisi lain, kekayaan alam Sumatera Selatan, khususnya Sungai Musi dan anak sungainya, menyediakan beragam jenis ikan air tawar yang melimpah. 

Bahkan, daerah lebak dan rawa-rawa di kawasan ini turut menyumbang hasil tangkapan yang melimpah. Dari sinilah pindang muncul sebagai solusi praktis bagi masyarakat yang membutuhkan hidangan cepat saji yang lezat. 

Awalnya, pindang berbahan dasar ikan seperti baung, gabus, patin, juaro, toman, belida, hingga udang. Menariknya, warga kolonial Belanda yang tinggal di Palembang pada masa penjajahan turut memberi pengaruh pada kuliner ini. 

Mereka menciptakan varian pindang serani-berasal dari kata “nasrani-merujuk pada agama mayoritas penduduk Belanda saat itu. Varian ini diterima dan dikembangkan masyarakat lokal hingga menjadi bagian dari kekayaan kuliner Palembang.

Bumbu dan Variasi Pindang

Dikutip dari detik.com, keunikan pindang Palembang terletak pada bumbunya yang sederhana namun menghasilkan rasa yang khas. Bahan utama yang digunakan dalam pindang meliputi serai, kunyit, lengkuas, cabai, dan asam kandis. 

Serai memberikan aroma harum yang khas, sementara kunyit menghadirkan warna cerah dan rasa yang unik. Lengkuas turut memperkaya aroma serta cita rasa masakan, dan cabai menambahkan sensasi pedas yang menggugah selera. 

Sebagai pelengkap, asam kandis memberikan sentuhan rasa segar dan asam yang seimbang. Kemudahan dalam pengolahan pindang menjadikannya cocok untuk masyarakat Palembang yang memiliki aktivitas padat. 

Dalam perkembangannya, sajian ikan pindang tidak hanya menggunakan ikan, tetapi juga bahan lainnya seperti ayam, daging sapi, terung dan tulang. Varian pindang beken itu seperti ikan salai,  ikan teri, pindang terung, dan pindang tulang.

Filosofi Pindang

Hidangan pindang mencerminkan filosofi kesederhanaan dalam kehidupan masyarakat Palembang. Meski menggunakan bumbu yang sederhana, cita rasa pindang mampu menonjolkan kekayaan rasa yang autentik dan mendalam. 

Hal ini sejalan dengan semangat masyarakat yang kreatif dalam memanfaatkan bahan-bahan lokal di Sumatera Selatan untuk menciptakan masakan yang istimewa.

Hingga kini, pindang tidak hanya menjadi sajian rumah tangga, tetapi juga menu andalan di berbagai restoran dan rumah makan khas di Palembang. Popularitasnya terus bertahan, menjadi salah satu ikon kuliner yang wajib dicoba ketika mengunjungi Kota Pempek ini. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Kue Apem, Kudapan Wajib Bulan Muharram

Penemuan Jejak Peradaban Majapahit di Gempol Pasuruan

Tari Kretek, Tarian Representasi Buruh Rokok di Kudus

Museum Lambung Mangkurat Perkenalkan Jalur Rempah

Ratusan Peserta Ikuti Lomba Budaya Saprahan di Pontianak

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Melihat Keunikan Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB)
Next Article Rahasia di Balik Kelezatan Sate Lilit khas Pulau Dewata
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?