By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mragat Kerbau Jadi Perekat Warga dan Simbol Syukur di Grobogan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Mragat Kerbau Jadi Perekat Warga dan Simbol Syukur di Grobogan
Tradisi

Mragat Kerbau Jadi Perekat Warga dan Simbol Syukur di Grobogan

Achmad Aristyan
Last updated: 15/05/2025 01:48
Achmad Aristyan
Share
Gunungan hasil bumi dalam tradisi Mragat Kerbau. Foto: Pemdes Tanggungharjo
SHARE

Tradisi tahunan Mragat Kerbau di Desa Tanggungharjo, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, kembali digelar dengan meriah pada Selasa (13/5/2025) malam.

Meski hujan deras sempat mengguyur lokasi acara, antusiasme warga tak surut mengikuti rangkaian tradisi yang telah menjadi bagian dari identitas desa itu.

Tradisi Mragat Kerbau merupakan bentuk merti desa atau sedekah bumi yang digelar sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil bumi dan keselamatan desa.

Penjabat Sekretaris Desa Tanggungharjo, Muhammad Suwirzan, menjelaskan bahwa kegiatan diawali dengan kirab budaya yang menjadi bagian penting dari tradisi itu.

“Acara diawali dengan kirab budaya Mragat Kerbau. Seekor kerbau dan sejumlah gunungan hasil bumi diarak warga dari Sendang Joko Towo menuju Bale Panjang,” ujarnya dikutip dari berita.murianews.com.

Baca Juga: KPM Pentaskan Tari Tradisional Indonesia di Festival Indisch Den Haag 2025

Kirab berlangsung dengan rute sejauh satu kilometer dan melibatkan partisipasi luas masyarakat. Warga membawa berbagai gunungan berisi sayur-mayur, buah-buahan, hingga palawija yang disusun menyerupai gunung.

Suwirzan menambahkan bahwa kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah desa melalui anggaran pendapatan asli desa (PAD).

“Kegiatan ini didukung pemdes dengan PAD. Ini juga sekaligus mendukung program pusat melestarikan kearifan lokal desa. Sempat diguyur hujan deras, tapi warga tetap antusias,” katanya.

Menurutnya, tradisi ini telah dilestarikan sejak lama, seiring dengan berdirinya Desa Tanggungharjo yang secara administratif tercatat berdiri pada 25 Mei 1941.

“Tradisi ini dilakukan dengan cara memelihara dan menyembelih kerbau, yang kemudian dimasak dan dinikmati bersama masyarakat sebagai bentuk rasa syukur,” imbuhnya.

Ia menekankan bahwa Mragat Kerbau bukan hanya sekadar tradisi budaya, tetapi juga sarana mempererat hubungan sosial warga desa.

“Kita ingin tradisi ini menjadi bagian dari identitas desa dan juga sebagai sarana pelestarian budaya lokal,” tegasnya.

Momen yang paling ditunggu-tunggu warga adalah saat rebutan gunungan hasil bumi.

Dalam tradisi ini, warga berebut berbagai hasil pertanian yang dipercaya membawa berkah bagi siapa pun yang mendapatkannya.

“Acara ini juga diupayakan tetap selaras dengan nilai-nilai agama. Masyarakat percaya bahwa hasil bumi yang mereka dapatkan membawa berkah,” jelas Suwirzan.

Baca Juga: Tradisi Seba, Warga Baduy Minta Pemprov Lindungi Hutan dan Budaya Adat

Adapun puncak acara dilakukan pada keesokan harinya, Rabu (14/5/2025), yakni penyembelihan kerbau yang sebelumnya diarak.

Daging kerbau kemudian dimasak secara gotong royong dan dibagikan untuk dinikmati bersama warga.

“Itu menjadi puncak acara Mragat Kerbau, juga sekaligus bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi,” tandas Suwirzan.

Tradisi Mragat Kerbau terus dijaga sebagai warisan budaya yang sarat makna spiritual dan sosial.

Masyarakat Tanggungharjo berharap kegiatan ini akan terus dilestarikan untuk generasi-generasi berikutnya.

You Might Also Like

Imlek di Indonesia, Dari Larangan Orba ke Hari Libur Nasional

Upacara Adat Peusijuek, Tradisi Syukuran Masyarakat Aceh

Jamu Laut, Tradisi Sakral Nelayan Langkat Menjaga Alam

Tradisi Dhukutan Simbol Kerukunan Akhiri Tawuran

Sambut Ramadhan dengan Semangat Perang Air Bajong Banyu

TAGGED:groboganmerti desamragat kerbausedekah bumitangguharjotradisi

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article TMMD Gelar Donor Darah dan KB Gratis di Ngadisono Wonosobo
Next Article Bangun Jembatan di Pandeglang, Anies Baswedan Resmikan Organisasi Aksi Bersama
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?