Bagi para pecinta alam yang singgah di Wonosobo, Jawa Tengah sudah pasti mengenal Oemah Alam Mandala. Bangunan rumah singgah bernuansa tempo dulu ini merupakan rumah singgah pendaki dan pusat relawan Kota di Atas Awan.
Lokasinya berada di Jl. Perum Purnamandala, Bumireso, Wonosobo, atau di sebelah Timur Terminal Bus Mandala Wonosobo. Banyak koleksi barang antik memenuhi sudut rumah ini
Oemah Alam Mandala dibangun Joko Suryanto yang menggemari barang-barang antik. “Saya bukan kolektor barang-barang antik, cuma suka. Ngumpulinnya pelan-pelan sesuai kemampuan uang. Sekitar 5 tahunan lah saya ngumupulinnya. Terus kebetulan tempatnya (rumah) juga dari kayu kan. Jadi enak dan pantas dipasang di rumah.” kata Joko.
Berdirinya Oemah Alam Mandala
Joko menuturkan, Oemah Alam Mandala berawal dari pendakian di Wonosobo yang mulai ramai. Banyak pendaki-pendaki dari luar kota mulai berdatangan ke Wonosobo.
Namun, saat tiba di Terminal Mandala malam hari, banyak pendaki memutuskan tidur di terminal.
Sebagai sosok yang aktif di Forum Pecinta Alam Wonosobo, Joko merasa Wonosobo butuh tempat, terutama para penggiat alam berkumpul. Tidak hanya untuk penggiat, tempat ini juga dimaksudkan untuk menampung tamu-tamu dari luar kota.
Dari situlah berdiri Oemah Alam Mandala. Selain sebagai peristirahatan juga untuk penyesuaian suhu.
Selain itu, sebagai tempat edukasi mengenai larangan, peraturan dan tentang gunung di Wonosobo. Seiring berjalannya waktu, tempat ini juga menjadi pusat relawan di Wonosobo.
“Wonosobo juga termasuk daerah resiko longsor. Terus banyak senior yang aktif di relawan. Akhirnya disini digunakan tempat berkumpul penggiat alam. Biasanya diskusi dan ngobrol disini.” jelas Joko.
Bernuansa Tempo Dulu
Menariknya rumah singgah ini didesain dengan nuansa tempo dulu. Dimulai bangunan rumah yang terbuat dari kayu. Kemudian banyak kursi-kursi dan meja tamu yang juga dari kayu.
Memasuki pintu depan rumah, pengunjung disambut dengan piano tua, mesin tik model lama dan patung-patung kayu berukiran unik. Di dalam rumah terdiri dari beberapa ruangan.
Di lorong menuju ruangan utama dihiasi dengan foto-foto kota Wonosobo tempo dulu dan foto tokoh-tokoh Wonosobo. Di ruang utama, berbagai barang antik seperti TV, kamera, lampu, kaca, jam, dan lainnya memenuhi setiap sudut ruangan.
Memasuki ruangan kedua, terdapat bar kopi yang bersebelahan dengan ruangan yang sering digunakan untuk berdiskusi. Ruangan ini juga dipenuhi barang antik. Mulai dari wayang, lukisan, foto, radio, buku-buku tua dan lainnya.
Kemudian, ruangan terakhir diisi dengan kamar yang biasanya digunakan tempat menginap. Selain itu, ada juga tempat untuk menjemur, kamar mandi, dan dihiasi dengan rak yang diisi komik-komik, majalah, dan mainan lama.
Pusat Relawan dan Penggiat Alam
Fungsi utama Oemah Alam Mandala selain tempat singgah pendaki adalah sebagai pusat relawan kemanusiaan dan penggiat alam. Ada banyak kegiatan yang dilakukan komunitas ini.
“Kegiatan rutin itu setiap bulan kita ada 1-2 kegiatan edukasi sampah. Itu bisa ke TK, SD, atau SMP, SMA. Kalau musim hujan seperti ini kita ada kegiatan rutin adalah penanaman, konservasi” kata Joko.
Agenda Oemah Alam Mandala berfokus pada pendakian, relawan, kemanusiaan, dan pelestarian alam. Beberapa kegiatan rutin berjalan yaitu, berbagai Al-Quran, penanaman di 121 Titik Longsor di Kabupaten Wonosobo, hingga edukasi sampah.
“Kalau bukan kita yang jaga alam siapa lagi ya. Kita ada istilah, ada jargon disini yang selalu kita sampaikan kepada orang-orang. Bantu kami jaga alam Wonosobo.” pesan Joko.