By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Pameran Keraton Yogyakarta “Parama Iswari” Resmi Ditutup
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Berita > Pameran Keraton Yogyakarta “Parama Iswari” Resmi Ditutup
Berita

Pameran Keraton Yogyakarta “Parama Iswari” Resmi Ditutup

Anisa Kurniawati
Last updated: 25/01/2025 02:36
Anisa Kurniawati
Share
Menpar Widiyanti Putri Wardhana bersama Sri Sultan Hamengku Bawana X dan keluarga Foto: kemenpar.go.id
SHARE

Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana bersama Sri Sultan Hamengku Bawana X menghadiri penutupan pameran akhir tahun bertajuk “Parama Iswari: Mahasakti Keraton Yogyakarta” yang berlangsung di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Rabu (22/1/2025) malam.

Menpar Widiyanti menyampaikan apresiasin atas penyelenggaraan pameran.

“Kami sangat mengapresiasi pameran ini yang menjadi ruang informasi bagi masyarakat untuk mengenal lebih jauh tentang Keraton Yogyakarta. Pameran ini juga menjadi magnet yang kuat yang dapat menarik minat kunjungan wisatawan,” ujar Menpar Widiyanti

Mengupas Peran Perempuan Keraton

Dilansir dari kemenpar.go.id, pameran Parama Iswari, yang berlangsung sejak 6 Oktober 2024 hingga 26 Januari 2025 di Kompleks Kedhaton Museum Keraton Yogyakarta, menyoroti peran para permaisuri dari Sultan Hamengku Bawana I hingga Sultan HB X. 

Para permaisuri juga memiliki peranan dalam pembentukan peradaban.

Di Keraton Yogyakarta, perempuan dituliskan secara esensial dalam beragam babad dan naskah. Diceritakan permaisuri juga menempati posisi sebagai prajurit andal, pengelola keuangan, pelahir mode, hingga diplomat ulung. 

Menpar Widiyanti lebih jauh memaparkan, pameran ini akan memperkuat ruang pariwisata yang inklusif dengan pemberdayaan perempuan sebagai salah satu tonggak utama.

Kemenpar sendiri memiliki berbagai program dalam penguatan SDM perempuan melalui pelatihan dan sertifikasi. 

Baca juga: Menyelami Budaya Jawa di Museum Sonobudoyo Yogyakarta

Sembilan Babak Kisah Permaisuri

Pameran “Parama Iswari’ dihadirkan dalam sembilan babak kisah para permaisuri Keraton Yogyakarta. Di bagian pertama, pengunjung disambut ruang imersif cerita pengkerdilan wanita. 

Kemudian akan melanjutkan laku kuasa GKR Kadipaten yang begitu andal dalam keprajuritan Langenkusuma dan kesenian melalui perangkat gamelan Kanjeng Nyai Marikangen. Sementara itu, GKR Kencana, permaisuri Sultan HB VI.

Dia dikenal sebagai pengelola keuangan yang bijaksana sekaligus pelopor dalam dunia mode Keraton Yogyakarta, termasuk pengembangan batik dan perhiasan tradisional.

Pameran ini ditutup dengan figur Gusti Kanjeng Ratu Hemas, permaisuri Sultan HB X, yang diceritakan sebagai ibu, politikus, dan tokoh sosial melalui perannya dalam Reksa Diah Utami.

Kesetaraan Gender dalam Narasi Keraton

Sri Sultan HB X menegaskan bahwa pameran ini mencerminkan semangat kesetaraan gender. Selain itu, gemanya telah terpatri dalam sejarah, budaya, dan kearifan lokal.

“Melalui narasi yang tersurat dan pesan tersirat, kita diajak untuk merenungkan kembali peran perempuan dalam membangun peradaban bahwasanya perempuan adalah sosok utama yang tak hanya mendampingi tetapi juga menguatkan,” ujar Sultan HB X.

Ia menambahkan bahwa penghormatan terhadap perempuan adalah langkah penting. Ia menuturkan, ketika perempuan dihormati sesungguhnya peradaban sedang menata dirinya menuju tatanan yang lebih adil, lebih manusiawi, dan lebih berkelanjutan.

You Might Also Like

DKI Jakarta Terima Sertifikat Warisan Budaya Takbenda

Diskusi Publik Gunung Padang, Akankah Kembali Diteliti?

Pemkab Wonosobo Resmikan Portal CCTV Publik Demi Keamanan dan Kenyamanan

Kemenlu Pastikan Tidak Ada WNI Dalam Tragedi Jeju Air

Taman Budaya Embung Giwangan Yogyakarta Diresmikan, Integrasikan Pelestarian Alam dan Budaya

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Riau Modest Fashion Parade Momentum Angkat Identitas Melayu
Next Article Taman Nasional Gunung Rinjani Terapkan Pembayaran Nontunai
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?