By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Pangan Lokal Identitas dan Budaya Masyarakat Alor, NTT
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Berita > Pangan Lokal Identitas dan Budaya Masyarakat Alor, NTT
BeritaWarisan Budaya

Pangan Lokal Identitas dan Budaya Masyarakat Alor, NTT

Ridwan
Last updated: 15/09/2024 15:15
Ridwan
Share
3 Min Read
SHARE

Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah melaksanakan program Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL).

Siaran Pers Kemendikbudristek (13/9/2024) menyatakan, Program bertujuan menginventarisasi dan mendokumentasikan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) di Alor, NTT. Melalui program SLKL ini, 10 OPK tercatat keberadaannya dan telah dikurasi. Hasil temukenali mencatat total 582 data OPK di Kabupaten Alor.

Data mencakup berbagai aspek kebudayaan, di antaranya manuskrip sejarah, tradisi lisan, pengetahuan tradisional, pangan lokal, permainan tradisional, teknologi tradisional, bahasa, dan pengetahuan tradisional terkait sistem pangan lokal.

Berdasarkan hasil program temukenali SLKL, disimpulkan pangan lokal adalah identitas sekaligus budaya masyarakat di Kabupaten Alor.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menekankan kebudayaan berperan penting mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan. “Pangan lokal bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan, tetapi juga soal identitas dan kebanggaan. Dengan memahami dan memanfaatkan bahan pangan lokal, kita sebenarnya sedang memperkuat kedaulatan pangan kita,” ujar Hilmar.

Teekait rangkaian program ini, diselenggarakan diskusi terpumpun (Terpusat-Red) yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk orang tua, perangkat sekolah, perangkat desa, dan para ahli pangan.

Diskusi ini membahas pemanfaatan bahan pangan lokal agar dapat dioptimalkan serta mengembangkan strategi meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat dan pengolahan pangan lokal.

Dalam sesi yang dipandu oleh fasilitator dari Komunitas Finbargo—sebuah komunitas yang selama ini berfokus pada isu pangan sehat di NTT—para peserta diajak memahami pentingnya mengonsumsi pangan lokal.

Peserta diskusi juga diperkenalkan modul yang memuat informasi tentang kebutuhan konsumsi keluarga, menu sehat, serta keragaman bahan pangan lokal.

Selain menyasar masyarakat umum, rangkaian program SLKL ini juga menargetkan generasi muda, salah satunya siswa-siswi sekolah dasar. Siswa kelas 5 dan 6 SDN Hombol, Kabupaten Alor, mendapat pengenalan dan pembelajaran tentang makanan sehat berbasis pangan lokal melalui kegiatan makan sehat pangan lokal.

Kegiatan makan sehat pangan lokal ini juga dihadiri Pj Gubernur Nusa Tenggara Timur, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Pj Bupati Alor, dan serta kepala dinas terkait.

Para siswa mengikuti makan bersama dengan berbagai sajian makanan lokal, yang diharapkan dapat membangkitkan kebanggaan mereka terhadap kekayaan pangan lokal. Hal ini penting bagi generasi muda untuk memahami kedaulatan pangan bukan hanya tentang produksi dan konsumsi, tetapi juga tentang menjaga identitas.

“Ketika mereka bangga dengan kekayaan pangan lokal dan mampu memanfaatkannya dengan bijak, kita bukan hanya menjaga ekosistem, tetapi juga membangun kemandirian yang berkelanjutan untuk masa depan,” ungkap Hilmar.

You Might Also Like

Sensasi Kesegaran Sajian Es Kolak Durian Khas Medan

Comipara 2025, Andalan Baru Angkat Budaya dan Ekonomi Kreatif DIY

Diskusi Publik Gunung Padang, Akankah Kembali Diteliti?

Mabbim Serius Kembangkan Bahasa Indonesia dan Melayu

UNESCO: Indonesia Membuat Standar Baru Penyelenggaraan Event

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Kabupaten Tangerang Didukung Jadi Kota Kreatif UNESCO
Next Article Uma Lengge, Rumah Suku Mbojo Yang Tahan Gempa
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?