Bincang Rasa, sebuah program diskusi budaya yang digagas oleh Sekitar Kita Kreativa sejak 2022, kembali digelar untuk menjadi ruang dialog kreatif bagi masyarakat.
Kali ini, acara bertajuk “Mengeja Babadana: Menengok Tradisi Ngrumat Bumi” berlangsung pada Jumat Pon, 27 Desember 2024 pukul 18.30, di Le Coffee, Jalan Lingkar Selatan No. 23, Pancurwening, Wonosobo, Jawa Tengah.
M Faiq Arifin, perwakilan dari Sekitar Kita Kreativa mengungkapkan bahwa acara ini sengaja diselaraskan dengan peluncuran buku dan pemutaran perdana film pendek “Babadana”.
Babadana merupakan salah satu parikan atau tembang dalam pementasan Tari Topeng Lengger. “Kami ingin memberikan ruang refleksi budaya melalui berbagai medium, baik diskusi, literatur, maupun sinema,” ujar M Faiq Arifin.
Babadana dinyanyikan diawal sebagai pembuka dari pertunjukan Tari Topeng Lengger yang berasal dari Wonosobo. Tembang Babadana memiliki arti yaitu pembuka atau bukalah.
Pemutaran Perdana Film Pendek “Babadana”
Salah satu agenda utama dalam Bincang Rasa adalah pemutaran perdana film pendek berjudul “Babadana”. Film ini mengangkat tema hubungan manusia dengan alam melalui perpaduan tarian performatif dan tata suara yang menghadirkan nuansa mistis.
Muhamad Alfi Majid atau Moch Alvi, sang sutradara, menjelaskan bahwa film ini mencoba mengeksplorasi perjalanan spiritual dan fisik dalam memahami kembali siklus kehidupan.
“Film ini adalah upaya untuk menggugah kesadaran bahwa harmoni dengan alam bermula dari dalam diri manusia,” tutur Moch Alvi.
Moch Alvi dikenal dengan sejumlah karyanya melalui media film, video art, dan fotografi. Karya-karyanya telah diakui baik di dalam dan luar negeri mencakup berbagai bidang seni, termasuk publikasi buku, film pendek, dan seni video.
Diskusi Interaktif Bersama Para Narasumber
Diskusi budaya dalam Bincang Rasa kali ini menghadirkan tiga narasumber yang berkompeten di bidang seni dan tradisi. Mereka adalah Otniel Tasman, seorang Lengger Lanang asal Banyumas; Gardika Gigih, seorang komponis dan penata suara; serta Agung Wahyu Utomo, pemilik Sanggar Seni Setyo Langen Budoyo.
Acara ini dipandu oleh moderator Tatag Taufani Anwar, seorang dalang yang mahir merangkai diskusi dengan cerita-cerita menarik.
Otniel Tasman, dalam paparannya, menekankan pentingnya melestarikan tradisi leluhur.
“Tari Topeng Lengger bukan sekadar hiburan, tetapi medium menjaga harmoni antara manusia dan bumi,” katanya.
Penampilan Seni yang Memikat
Sebagai pelengkap, Bincang Rasa juga dimeriahkan oleh penampilan Karawitan dan Tari Topeng Lengger dari siswa SMA N 1 Kertek, serta pertunjukan Bundengan dan tarian oleh Said, Nanda, Mulyani, dan Bonardi. Penampilan mereka berhasil mencuri perhatian para hadirin dengan sentuhan tradisional yang kuat.
Tentang Buku “Mengeja Babadana: Menengok Tradisi Ngrumat Bumi”

Acara ini juga menggelar peluncuran buku hasil Kelas Menulis Dieng #3. Buku ini mengupas makna tembang Babadana, yang dianggap produk kebudayaan dengan nilai luhur.
Mega Nur, perancang program Kelas Menulis Dieng, menjelaskan, “Proses penulisan buku ini bertujuan menggali kembali relevansi tradisi dengan kehidupan modern, khususnya dalam konteks hubungan manusia dan alam.”
Melalui Bincang Rasa, Sekitar Kita Kreativa tidak hanya mempersembahkan forum diskusi budaya, tetapi juga ruang apresiasi seni dan literasi yang mendalam. Acara ini menjadi pengingat bahwa tradisi bukanlah sekadar warisan masa lalu, melainkan pedoman berharga untuk masa depan.