Bupati Kudus terpilih, Sam’ani Intakoris, menghadiri perayaan kirab tahunan Bwee Gee di Klenteng Hok Hien Bio, Minggu, 12 Januari 2025. Dalam kesempatan ini, ia secara simbolis membuka acara dengan memikul Kongco atau patung Dewa Bumi.
Dilansir dari radarkudus.jawapos.com, cara yang digelar meriah ini juga dihadiri tokoh-tokoh penting lainnya, termasuk anggota DPRD Kudus Valeri Yudistira dan Dandim Kudus Letkol Inf. Hermawan Setya Budi. Sebelum kirab dimulai, ritual doa bersama menjadi pembuka rangkaian acara.
Para tamu undangan juga disambut pembawa liong yang mengelilingi mereka sebelum prosesi.
Setelah ritual doa selesai, Sam’ani secara resmi melepas peserta kirab yang membawa 29 patung dewa. Ia sendiri turut serta dalam prosesi dengan menandu Kongco keluar dari klenteng menuju Jalan Dr. Loekmono Hadi.
Tradisi yang Semakin Meriah
Dalam sambutannya, Sam’ani menyampaikan bahwa kirab Bwee Gee merupakan agenda tahunan warga Tionghoa yang sempat terhenti akibat pandemi. Ia mengapresiasi semangat masyarakat yang membuat acara tahun ini berlangsung lebih meriah dibanding sebelumnya.
“Kirab ini adalah tradisi yang rutin kami dukung sebagai pemerintah daerah. Selain aspek keagamaan, kegiatan ini juga memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata,” ujarnya.
Ia berharap kirab Bwee Gee dapat meningkatkan daya tarik Kabupaten Kudus di mata wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Dengan ini, semoga Kudus semakin dikenal luas dan mendunia,” tambahnya. Sam’ani juga mengingatkan para tamu untuk melupakan persaingan politik usai Pilkada. Ia mengajak semua pihak untuk menjaga persatuan.
Atraksi Kirab dan Antusias Warga
Puncak kirab berlangsung dengan melepas 29 patung dewa yang diarak keliling Kota Kudus. Sebelum prosesi dimulai, panitia mengadakan lelang pakaian Dewa Bumi. Penawaran dimulai Rp 1 juta, lelang berakhir pada angka Rp 6 juta.
Rute kirab menempuh jarak lima kilometer melintasi jalan utama di udus, termasuk Jalan Sunan Kudus, Alun-alun Simpang Tujuh, dan Jalan Ahmad Yani, sebelum kembali ke Klenteng Hok Hien Bio.
Atraksi barongsai, liong, dan ogoh-ogoh Kera Sakti raksasa menjadi daya tarik utama.
Menghormati Para Dewa
Pembina Klenteng Hok Hien Bio, Liong Kuo Tjun, menyebutkan bahwa kirab Bwee Gee merupakan bentuk rasa syukur kepada para dewa atas berkah yang diterima masyarakat Tionghoa selama setahun terakhir. “Tradisi ini sudah berlangsung puluhan tahun, dan kami akan terus melestarikannya,” ungkapnya.
Perayaan ini tidak hanya menjadi ajang spiritual, tetapi juga wahana pelestarian budaya dan hiburan bagi masyarakat umum. Dengan antusiasme yang tinggi, kirab Bwee Gee kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu tradisi penting di Kabupaten Kudus.