By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Perjalann Panjang Perpustakaan Klenteng Hok An Kiong Magelang
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Perjalann Panjang Perpustakaan Klenteng Hok An Kiong Magelang
Pariwisata

Perjalann Panjang Perpustakaan Klenteng Hok An Kiong Magelang

Anisa Kurniawati
Last updated: 10/02/2025 04:55
Anisa Kurniawati
Share
Klenteng Hok An Kiong. Foto: wisato.id
SHARE

Perpustakaan Klenteng Hok An Kiong boleh dibilang istimewa. Hal ini karena menjadi bagian dari Klenteng Hok An Kiong dan merupakan salah satu dari sedikit Tempat Ibadah Tri Dharma berusia ratusan tahun yang memiliki perpustakaan.

Letaknya berada di Balerejo, Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bangunan klenteng ini telah berdiri sejak 1911. Lokasi awalnya di dekat Pasar Muntilan sejak 1878. 

Sekilas Tentang Perpustakaan Klenteng Hok An Kiong

Perpustakaan ini awalnya merupakan bagian sekolah Tiong Hwa Hak Hauw (THHH) yang berdiri 1912.

Sekolah berubah nama menjadi Sekolah Rakyat Setia Dharma akibat kebijakan nasionalisasi sekolah asing pada tahun 1959, sebelum akhirnya ditutup pada 1965.

Seiring berjalannya waktu, koleksi perpustakaan ini terus bertambah melalui donasi, terutama pada era 1980-an. Buku-buku yang ditemukan mencakup berbagai topik, mulai dari pendidikan hingga filsafat dan ajaran Tridharma. 

Koleksi penting adalah bundel majalah Moestika Dharma yang membahas filsafat Tridharma

Dampak Peristiwa 1965

Peristiwa 1965 memberikan dampak besar terhadap kebebasan komunitas Tionghoa di Indonesia. Dalam hal ini termasuk akses dan penyebaran literatur mereka. Banyak buku keagamaan yang terbit setelah 1965 diberi label “kalangan sendiri”.

Hal ini sebagai strategi menghindari sensor dan pembatasan dari pemerintah saat itu.

Meski mengalami tekanan politik yang signifikan, komunitas Tionghoa tetap berusaha menjaga warisan literatur mereka. Caranya dengan berbagi buku secara diam-diam di berbagai daerah. 

Tekanan terhadap komunitas Tionghoa mulai mereda setelah Reformasi 1998. Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 yang mengakui Konghucu sebagai agama resmi di Indonesia menjadi titik balik bagi kebebasan beragama mereka. 

Namun, dampak dari represi politik selama Orde Baru masih terasa. Banyak generasi muda keturunan Tionghoa yang tidak lagi memiliki ikatan kuat dengan tradisi leluhur mereka.

Program Digitalisasi Koleksi

Berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan sejarah dan budaya Tionghoa di Indonesia. Salah satunya dengan melakukan digitalisasi koleksi buku di Perpustakaan Klenteng Hok An Kiong.

Proyek ini dijalankan Astrid Siva Salsabila, Revan Aditya, dan Reza Maulana dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, bekerja sama dengan Modern Endangered Archives Program (MEAP) dari Universitas California Los Angeles (UCLA). 

Sejak 2023, mereka menargetkan pemindaian 10.000 lembar buku yang telah teridentifikasi.

Menurut Astrid, dikutip dari beritamagelang.id, hingga awal Februari 2025, sebanyak 200 buku telah dipindai, sementara ribuan lainnya masih menunggu proses digitalisasi. 

Koleksi perpustakaan ini mencakup buku pendidikan, agama Tionghoa, dan majalah keagamaan, dengan beberapa di antaranya berusia sangat tua, bahkan ada yang berasal dari tahun 1938. 

Perpustakaan Klenteng Hok An Kiong. Foto: Kompas.com

Sebagian besar buku dan majalah merupakan edisi terbatas yang hanya diedarkan di kalangan komunitas Tionghoa.

Saat ini, program digitalisasi fokus pada buku agama Tionghoa yang berkaitan dengan ajaran Tri Dharma, termasuk Buddhisme, Taoisme, dan Konghucu, khususnya terbitan sebelum tahun 1998. 

Karena kendala bahasa, tim memprioritaskan pemindaian buku berbahasa Indonesia-Melayu.

Salah satu temuan menarik dalam proses digitalisasi ini adalah sebuah buku cetakan tahun 1920 yang diperkirakan bukan yang tertua dalam koleksi perpustakaan.

Meskipun program digitalisasi telah berjalan dengan baik, perpustakaan Klenteng Hok An Kiong masih menghadapi berbagai tantangan seperti kurangnya tenaga pengurus yang peduli terhadap revitalisasi perpustakaan. 

Selain itu, keberadaan perpustakaan ini masih kurang dikenal masyarakat luas. Dengan adanya program digitalisasi ini, diharapkan koleksi buku langka dan berharga yang tersimpan di Klenteng Hok An Kiong dapat terjaga dan diakses lebih banyak orang. 

You Might Also Like

Melihat Keunikan Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB)

Desa Wisata Sawarna, Tawarkan Wisata Alam Luar Biasa

Mata Air Keramat Sendang Sampang di Makam Ki Ageng Wonosobo

Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Wisata di Tengah Kota Jakarta

Kampung Batik Laweyan Solo, Sentra Batik Tertua di Indonesia 

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Tradisi Jolenan, Simbol Kerukunan dan Syukuran Warga Purworejo
Next Article Perbedaan Proses Pernikahan Adat Baduy Luar dan Baduy Dalam
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?