By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Perpaduan Dua Budaya Dalam Seni Tari Jalungmas Cilacap
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Perpaduan Dua Budaya Dalam Seni Tari Jalungmas Cilacap
Warisan Budaya

Perpaduan Dua Budaya Dalam Seni Tari Jalungmas Cilacap

Achmad Aristyan
Last updated: 12/01/2025 04:33
Achmad Aristyan
Share
Foto: Espos.id
SHARE

Kolaborasi antara seni tari jaipong khas Sunda dengan kesenian Lengger Calung Banyumas akhirnya melahirkan kesenian barnama Tari Jalungmas. Kesenian ini menjadi kreasi baru yang berkembang di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. 

Nama Jalungmas sendiri merupakan akronim dari jaipong dan calung Banyumas. Hal ini mencerminkan kombinasi antara dua budaya yang berbeda. Istilah Jalungmas muncul tahun 1980-an. 

Sejarah Seni Tanpa Nama

Pada masa itu, sejumlah seniman Cilacap menggelar pelatihan untuk menggali seni tradisional lokal sebagai sumber inspirasi penciptaan karya tari baru. Tari Jalungmas pun diciptakan untuk memenuhi estetika tari lengger Banyumas.

Dalam proses pembentukannya, taraian ini lebih menekankan pada gerak tari yang mengadopsi gaya tari jaipong dan gending tradisional yang disebut gamelan calung Banyumas. 

Tahun 1993, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, Soesilo Soedarman, meminta Dinas Pendidikan Cilacap menciptakan tarian untuk dipentaskan di Senayan, Jakarta, dalam acara Paguyuban Serulingmas se-Jabodetabek.

Versi lain mengatakan, tarian ini diciptakan Tiek Entarti, seorang guru seni budaya di SMP N 1 Cilacap. Tarian ini mulai dikenal pada tahun 1996, saat hasil karyanya diakui dengan nama Jalungmas. Awalnya tarian ini tidak memiliki nama. 

Kemudian, nama itu muncul secara spontan pada rapat panitia Paguyuban Serulingmas. Rapat itu dipersiapkan untuk menyelenggarakan gelar budaya Banyumasan di Kabupaten Cilacap. 

Baca juga: Perjalanan Wayang Gagrag Banyumasan Mengikuti Zaman

Bukti Budaya yang Berasimilasi

Tari Jalungmas menjadi salah satu tarian tradisional khas Cilacap yang memikat dengan keindahan gerakannya. Tarian ini bukan hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi juga sarana untuk memelihara kekayaan warisan budaya lokal. 

Tari Jalungmas menggambarkan kehidupan nelayan tradisional dengan gerakan gemulai yang mencerminkan aktivitas nelayan menangkap ikan. Tarian ini juga bermakna religius sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut melimpah. 

Upacara kecil sebagai ungkapan terima kasih kepada para dewa laut sering mengakhiri pertunjukan. Hal ini menunjukkan bahwa Tari Jalungmas adalah simbol rasa syukur dan keselarasan dengan alam.

Pentas Hormati Nenek Moyang

Gerakan tari khas Cilacap ini lebih menitikberatkan pada gerak tari yang mengadopsi gaya jaipong serta iringan musik tradisional Banyumas yang dimainkan dengan gamelan calung.

Iringan ini memberikan melodi khas yang menciptakan atmosfer magis dalam setiap pertunjukan.

Tari Jalungmas diiringi alat musik tradisional Jawa seperti gamelan calung, yang merupakan kekhasan dari tarian ini. Alat musik yang menonjol meliputi saron, gendang, dan terompet dengan nada tinggi. 

Kostum para penari juga menarik perhatian. Para penari menggunakan baju tradisional berwarna cerah yang dihiasi payet dan manik-manik emas. Kemudian juga disertai lonceng kecil yang menghasilkan suara menggoda saat penari bergerak.

Melalui Tari Jalungmas, generasi muda dapat terhubung dengan akar budaya mereka. Selain itu juga dapat melestarikan tarian ini sebagai penghormatan kepada nenek moyang dan budaya lokal. 

Tari Jalungmas juga menjadi daya tarik pariwisata, mengundang wisatawan untuk menyaksikan keindahannya. Dengan melestarikan Tari Jalungmas, generasi mendatang dapat terus merasakan keajaiban dan kekayaan budaya tradisional Indonesia. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Serabi Solo, Penganan Warisan Kerajaan Mataram

Soto Karang, Kuliner Unik dari Lereng Gunung Lawu Karanganyar

Rahasia Pengasapan Kuliner Khas Krecek Rebung Lumajang

Membuka Kuluk Beselang Mertuo, Penutup Kepala Khas Jambi

Krecek Rebung Lumajang Warisan Budaya Indonesia

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Jejak Pelatih Shin Tae-yong Membawa Indonesia ke Level Dunia
Next Article Brekecek Pathak Jahan, Kuliner Tradisional Lezat Khas Cilacap
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?