By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Pesan Semesta Dibalik Layang-Layang Lake Polewali Mandar
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Pesan Semesta Dibalik Layang-Layang Lake Polewali Mandar
Tradisi

Pesan Semesta Dibalik Layang-Layang Lake Polewali Mandar

Ridwan
Last updated: 03/11/2024 16:14
Ridwan
Share
3 Min Read
SHARE

Menerbangkan layang-layang tentu sudah menjadi permainan biasa bagi orang Indonesia. Siapapun juga bisa bermain layang-layang. Ini tentu tidak mengherankan karena permainan layang-layang, seperti layang-layang Lake, sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan dikenal di setiap lapisan masyarakat serta budaya kita.

Meski demikian, di sejumlah sudut wilayah Indonesia yang memiliki budaya berbeda, layang-layang tak hanya sebuah permainan semata. Salah satunya seperti di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, di mana layang-layang diterbangkan Suku Mandar sebagai tradisi perayaan bagi tibanya Angin Timur yang bertiup dari Australia ke Asia sebagai penanda musim kemarau tiba.

Suku Mandar yang lekat dengan budaya maritim, sudah menerbangkan Layang-Layang yang disebut Lake sejak dahulu kala. Di tradisi Bugis, layang-layang ini disebut dengan Pitu-pitu. Masyarakat Mandar menerbangkan Lake di kawasan persawahan yang baru selesai melewati musim Panen. Festival layang-layang Lake di Suku Mandar marak digelar setiap akhir bulan Agustus.

Masyarakat suku Mandar percaya, ada pesan alam semesta dalam hembusan angin musim timur hingga harus dirayakan dengan menaikan Layang-Layang Lake. Tradisi ini bahkan sudah dilakukan para pendahulu suku Mandar kuno. Ini diketahui dari penemuan dari jejak gambar di sebuah goa purba di Mandar.

Dilahirkan dari relasi antara manusia dengan alam, Lake memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. Ukuran layang-layang umumnya besar, panjangnya mencapai 7 meter dengan balutan warna dominan Merah, Hitam dan Kuning. Namun bentuknya seragam mirip burung Mandar. Ekor Lake disebut Pata’ yang tampak seperti ekor burung yang menjuntai indah saat terbang mengudara.

Warga Polewali Mandar, Sulawesi Barat telah selesai merakit layang-layang yang siap diterbangkan

Biaya membuat Layang-layang Lake ternyata tidak murah, kisarannya bisa mencapai 3 hingga 5 juta rupiah. Lake terbesar di Mandar bernama Batulaya Wings yang dibuat tahun 2023 bahkan menelan biaya 20 juta rupiah. Memiliki lebar 7,5 meter dan panjang 22 meter, Batulaya Wings telah memecahkan rekor dunia Layang-Layang Lake yang bisa terbang mengangkasa.

Di atas semua aspek dari bahan-bahan dan proses pembuatannya, Lake dimaknai sebagai ilustrasi manusia yang menari kegirangan menyambut musim baru saat deru angin musim timur menyapu angkasa biru. Sementara makna terdalamnya, para leluhur Suku Mandar sudah memiliki naluri dan intuisi untuk membaca tanda-tanda alam yang sudah diasah perjalanan jaman yang panjang.

Saat ini, masyarakat Suku Mandar masih merayakan datangnya Angin Timur dengan menerbangkan Layang-Layang. Selain tradisi juga menjadi penghormatan terhadap leluuhur mereka yang telah mengajari ilmu klimatologi tanpa teknologi.

Liputan terkait Layang-layang Lake ini dapat Anda saksikan di Youtube: Emmanus TV :

You Might Also Like

Tradisi Tolak Bala Robo-Robo, Warisan Leluhur Kalimantan Barat

Ketulusan Cinta dalam Sendratari Ramayana

Lomba Kelotok Hias Aset Wisata Kota Waringin Barat

Peran Sentral Perempuan dalam Kenduri Sko Suku Kerinci

Menggali Tradisi Ghatib Beghanyut yang Sempat Terlupakan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Kain Tenun Kubang Kain Tenun Kubang, Sumatera Barat Di Simpang Jalan
Next Article Prosesi Jamasan Jamasan, Ruwatan Anak Berambut Gimbal Di Dieng
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?