By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Petualangan Becak, Dari Jepang ke Indonesia Hingga Yogyakarta
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Petualangan Becak, Dari Jepang ke Indonesia Hingga Yogyakarta
Warisan Budaya

Petualangan Becak, Dari Jepang ke Indonesia Hingga Yogyakarta

Achmad Aristyan
Last updated: 10/02/2025 06:38
Achmad Aristyan
Share
Becak di Yogyakarta. Foto: Radar Jogja/Elang Kharisma Dewangga
SHARE

Becak merupakan salah satu alat transportasi tradisional yang masih bertahan di Indonesia, terutama di kota-kota wisata seperti di daerah Yogyakarta.

Kendaraan roda tiga ini memiliki sejarah panjang, mulai dari awal penciptaannya hingga penyebarannya ke berbagai negara, termasuk Indonesia. 

Berikut kisah becak yang berpetualang dari Jepang hingga menjadi ikon transportasi di Yogyakarta.  

Asal Usul Becak: Inovasi Tak Terduga

Melansir dari sonobudoyo.jogjaprov.go.id, Becak pertama kali dirancang seorang misionaris Amerika, Jonathan Goble sekira tahun 1865. Awalnya, kendaraan ini dibuat untuk membantu istrinya, Eliza Weeks, yang mengalami kesulitan berjalan. 

Goble menggambar sebuah kereta kecil tanpa atap dan meminta Frank Pollay untuk mengembangkan desain itu. Kemudian, desain itu diteruskan kepada seorang pandai besi bernama Obadiah Wheeler, yang menciptakan becak pertama.  

Tanpa disangka, kendaraan sederhana ini mulai populer di Jepang.

Kepraktisannya membuat becak digunakan sebagai alat transportasi umum di berbagai kota besar. Dari Jepang, becak kemudian menyebar ke berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia.  

Perjalanan Becak ke Indonesia

Becak pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1930-an melalui Singapura. Saat itu, para pedagang Tionghoa yang melihat becak di Singapura tertarik untuk membawanya ke Indonesia. 

Bentuk becak di Indonesia mengalami modifikasi agar lebih sesuai dengan kebutuhan lokal, menggunakan roda tiga dan dikayuh pengemudi secara manual.

ejak saat itu, becak menjadi moda transportasi yang umum digunakan di berbagai kota di Indonesia, terutama untuk perjalanan jarak dekat. 

Selain murah, menggunakan becak juga menawarkan kenyamanan bagi penumpang karena bisa digunakan untuk mengangkut barang dalam jumlah kecil.  

Becak di Yogyakarta: Transportasi Tradisional yang Bertahan

Dilansir dari regional.kompas.com, becak mulai dikenal sekitar tahun 1940-an di Yogyakarta dan berkembang pesat pada dekade berikutnya.

Pada masa itu, becak menjadi alat transportasi utama dalam kota maupun antar karesidenan. 

Bahkan, pada tahun 1950-an, beberapa toko di Yogyakarta mulai memproduksi dan menjual becak, seperti toko Lie Kiong, HBH, dan Rocket di Kranggan. Seiring waktu, becak semakin erat kaitannya dengan budaya Yogyakarta. 

Wisatawan yang berkunjung ke kota ini sering kali memilih becak sebagai sarana transportasi untuk menikmati suasana kota dengan lebih santai. Becak juga digunakan dalam berbagai acara budaya, memperkuat statusnya sebagai bagian dari identitas Yogyakarta.

Meskipun zaman terus berubah dengan hadirnya moda transportasi modern, becak tetap bertahan, terutama di daerah wisata. Di Yogyakarta, becak masih menjadi pilihan utama bagi wisatawan yang ingin menikmati perjalanan dengan ritme yang lebih lambat. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Mencicipi Sajian Mi Koclok Berkuah Kental Khas Cirebon

Menelusuri Akar Budaya dan Tradisi Kesenian Jaranan Kediri

Lotek Kalipah Apo, Kuliner Legendaris Sejak 1953

Kampung Cireundeu Cimahi Hidup Satu Abad Tanpa Nasi

3 Rekomendasi Kuliner Soto Bandung Enak di Kota Kembang

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Si Parkit Raja Parakeet, Kisah Kepemimpinan dari Hutan Aceh
Next Article Kisah Maya Azka Inspirasi Film Horor Petaka Gunung Gede
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?