By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Profil Raharyadi Wijayakusumah, Pelukis Kaca dari Cirebon
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Profil Raharyadi Wijayakusumah, Pelukis Kaca dari Cirebon
Profil

Profil Raharyadi Wijayakusumah, Pelukis Kaca dari Cirebon

Anisa Kurniawati
Last updated: 13/11/2024 00:22
Anisa Kurniawati
Share
Foto: kebudayaan.kemdikbuk.go.id
SHARE

Raharyadi Wijayakusumah, dikenal sebagai sosok yang ahli dalam bidang seni lukis Cirebon. Tema lukisannya adalah tema klasik seperti cerita Babad Alas Amer dan Baratayudha. Selama berkarya, Yadi telah mengadakan beberapa pameran dan mendapatkan penghargaan. 

Seniman lukisan kaca ini biasa dipanggil Yadi, lahir 12 Februari 1978 di Kota Cirebon. Dia menempuh pendidikan formal dari SD hingga SMA di Cirebon. Kemudian melanjutkan pendidikannya Tuparev Computer Kota Cirebon, jurusan Komputer Desain Grafis. 

Sejak usia 9 tahun, Yadi sudah belajar melukis kaca atas bimbingan ayahnya. Lukisan kaca sendiri merupakan produk lukisan khas Kota Cirebon.

Saat berusia 9 tahun Yadi selalu mendampingi ayahnya melukis kaca. Lantas, yahnya memberikan kaca ukuran kecil dan membimbing Yadi melukis apa saja. Lukisan pertamanya yaitu Bambang Sumantri.

Lukisan Bambang Sumantri
(Karya Raharyadi saat kelas 3 SD)
Sumber Foto: Dok. BPNB Jabar/Kemdikbud.go.id

Yadi juga sering mengikuti lomba lukis dan meraih juara. Bahkan hasilnya pernah dibeli oleh Menteri Kehakiman RI, Ismail Saleh. Semenjak itulah para pejabat pemerintah lainnya ikut memesan, misalnya Harmoko, Pangdam Jaya Safri Samsudin, hingga Jokowi.

Dilansir dari laman kemdikbud.go.id, menurut penuturan Sultan Sepuh IV PRA Arief Natadiningrat, lukisan kaca masuk ke Cirebon dibawakan Putri Ong Tien Nio dan rombongannya.

Putri Ong Tien Nio yang menikah dengan Sunan Gunung Jati, datang ke Keraton Cirebon dengan membawa banyak hadiah seperti cermin, kaca, dan keramik. Sejak itulah lukisan kaca berkembang di lingkungan keraton, kemudian berkembang ke tengah masyarakat. 

Melukis kaca yang dilakukan secara otodidak terus digeluti Yadi. Dalam melukis kaca, ia menggunakan dua macam gaya, yaitu klasik dan modern. Saat melukis kaca gaya klasik, dia hanya menggunakan cat dan kuas. 

Baca juga: Affandi, Pelukis Maestro dengan 2000 Lukisan

Lukisan Bertema Wayang

Lukisan kaca gaya modern, sedikit lebih rumit. Selain menggunakan cat dan kuas, ia juga menggunakan semprotan, pylox, air brush, dan lem. Motif untuk gaya klasik masih sederhana dan mempertahankan bentuk aslinya. Misalnya seperti kaligrafi, batik khas Cirebon, dan wayang Cirebon.

Adapun untuk motif modern, objek lukisan tidak terpaku pada pakem dan objek lukisannya cenderung bebas. Biasanya tema lukisan kaca yang diusung oleh Yadi adalah tema klasik seperti cerita Babad Alas Amer dan Baratayudha. 

Yadi juga melukis dengan tema wayang dan tema-tema batik. Cara melukis di kaca, biasanya disetting ceritanya terlebih dahulu. Untuk cara yang mudah bisa dilukis langsung. Durasi melukis tergantung ukuran kaca yang digunakan. Untuk ukuran 1 m x 70 paling lama memakan waktu satu minggu. 

Raharyadi Wijayakusumah juga mengadakan pameran antara lain pameran tunggal lukisan kaca di kantor pos Bandung (1997), pameran di Pekan Raya Jakarta (2013), dan pameran di Gasibu Bandung dan Jakarta Convention Centre (2015). 

Beberapa penghargaan yang pernah dia terima, yakni pada tahun 2015 dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Pemprov Jawa Barat atas peran serta Yadi sebagai wirausaha baru di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral pada acara Gelar Wirausaha Baru.

You Might Also Like

Joshua Nainggolan Calon Sutradara Masa Depan

Balon Mbulu Usung Filosofi Nusantara di Festival Mudik 2025 Wonosobo

Radhar Panca Dahana, Sang Sastrawan Pemberontak

Sabil, Dalang Cilik Surabaya Berjuang Melestarikan Wayang Kulit

Mengenang Hamzah Sulaiman Pendiri The House of Raminten di Yogyakarta

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article 10 Negara Ramaikan Festival Budaya Internasional IAIN Kediri
Next Article Mencicipi Luti Gendang, Roti Goreng Isi Ikan Asli Batam
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?