By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Sabil, Dalang Cilik Surabaya Berjuang Melestarikan Wayang Kulit
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Sabil, Dalang Cilik Surabaya Berjuang Melestarikan Wayang Kulit
Profil

Sabil, Dalang Cilik Surabaya Berjuang Melestarikan Wayang Kulit

Achmad Aristyan
Last updated: 02/02/2025 08:18
Achmad Aristyan
Share
Sosok dalang cilik asal Surabaya, Sabil Achmad Maftuhin. Foto: memorandum.disway.id/Alif Bintang
SHARE

Di tengah derasnya arus modernisasi dan pengaruh budaya asing, seorang bocah berusia 11 tahun asal Surabaya menunjukkan kecintaan mendalam terhadap seni tradisional wayang kulit.

Sabil Achmad Maftuhin, siswa kelas 5 SD Alkhairiyah 2 Surabaya, memilih untuk menjadi dalang wayang kulit secara otodidak, dengan harapan dapat melestarikan warisan budaya Nusantara.  

Kecintaan pada Wayang Kulit Sejak Kecil  

Sabil, yang berasal dari Jatisrono Tengah, telah menunjukkan ketertarikan pada seni pedalangan sejak usia dini.

Menurut pengakuannya, ia menyukai wayang kulit, barongan, dan berbagai seni tradisional lainnya karena keindahan dan makna filosofis yang terkandung di dalamnya.  

“Senang dan suka sama wayang kulit, barongan, dan lain-lain karena seni,” ungkap Sabil dilansir dari memorandum.disway.id.  

Bakat luar biasa Sabil ini tidak datang dari belajar formal, melainkan hasil belajar melalui YouTube. Berawal dari rasa ingin tahu yang besar, ia mulai menonton berbagai pentas wayang kulit secara daring dan kemudian berlatih sendiri di rumah.  

Debut Perdana sebagai Dalang di Pentas Seni Sekolah  

Perjalanan Sabil sebagai dalang cilik dimulai ketika ia tampil dalam pentas seni di sekolahnya. Tanpa bimbingan langsung dari guru atau dalang profesional, ia memberanikan diri untuk tampil di depan teman-teman dan para guru.

Penampilannya menuai pujian, dari para pelakar dan pendidik yang terkesan dengan kemampuannya.

Sang ibunda, Muchlissiyati Hafifah, awalnya tidak menyangka anak keduanya ini memiliki ketertarikan besar terhadap dunia wayang.  

“Tidak ada yang ngajarin, tahu-tahu minta dibelikan wayang kulit, perlengkapan ini-itu, dan sebagainya hingga akhirnya belajar sendiri di rumah,” ujar Hafifah.  

Dukungan Keluarga untuk Mengembangkan Bakat  

Pada awalnya, keluarga Sabil sempat ragu untuk mendukung keinginannya menjadi dalang. Namun, melihat keseriusan dan ketekunannya dalam mempelajari wayang kulit, akhirnya orang tuanya mulai memberikan dukungan penuh.  

“Kami tentu sangat support. Apalagi Sabil ini kalau senang itu nggak setengah-setengah, jadi harus bagus dan komplit, termasuk untuk peralatan dalam bermain wayang kulit,” tegas Hafifah.  

Kini, Sabil terus mengasah kemampuannya dan bercita-cita menjadi dalang profesional yang mampu memperkenalkan wayang kulit kepada generasi muda.

Ia berharap anak-anak seusianya ikut tertarik mengenal dan mencintai seni tradisional Indonesia.  

Baca juga: Pentas Wayang Krucil, Kesenian Mini dengan Cerita Besar

Pelestarian Wayang Kulit di Tengah Kemajuan Teknologi 

Fenomena dalang cilik seperti Sabil menjadi angin segar bagi dunia seni pedalangan. Dalam beberapa tahun terakhir, wayang kulit mulai kehilangan pamornya di kalangan anak muda, tergeser hiburan digital dan budaya populer asing. 

Kehadiran generasi muda seperti Sabil pun menjadi asa menjaga masa depan seni wayang kulit.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan komunitas seni, sangat dibutuhkan agar bakat seperti Sabil bisa berkembang lebih jauh. 

Dengan kombinasi teknologi dan semangat pelestarian budaya, diharapkan seni wayang kulit tetap lestari dan bisa terus dinikmati generasi mendatang.

Wayang kulit telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari UNESCO sejak tahun 2003. 

Hingga kini, seni pedalangan tetap bertahan dan bahkan mulai menarik perhatian generasi muda.

Hal ini terlihat dari munculnya dalang cilik seperti Sabil di berbagai daerah, yang menandakan bahwa wayang kulit masih memiliki tempat di hati anak-anak Indonesia.  

Sebagai upaya pelestarian budaya, sejumlah komunitas seni di Indonesia mulai mengadakan kelas dalang khusus untuk anak-anak. Program ini bertujuan untuk mengenalkan dan menumbuhkan minat generasi muda terhadap wayang kulit, sehingga warisan budaya ini dapat terus berkembang dan lestari di masa depan. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Pendaki Legend Abah Bongkeng dan Gunung Bebas Sampah

Gugum Gumbira, Maestro Tari Jaipongan Legendaris Jawa Barat

Menjaga Napas Kesenian Lokal Lewat Generasi Muda Mergolangu

Kisah Perjalanan Maestro Seni Raden Saleh, Sang Pelukis Raja

Huriah Adam Sang Seniman Tari Legendaris Padang Panjang

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Pemerintah Siapkan Pengaturan Lalu Lintas di Sentra Pariwisata
Next Article Tradisi Pengusir Pageblug Melalui Kesenian Dongkrek Madiun
1 Comment 1 Comment
  • binance sign up says:
    17/04/2025 at 04:29

    Can you be more specific about the content of your enticle? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?