By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Profil Yos Suprapto, Seniman Yogyakarta yang Kontroversial
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Profil Yos Suprapto, Seniman Yogyakarta yang Kontroversial
Profil

Profil Yos Suprapto, Seniman Yogyakarta yang Kontroversial

Achmad Aristyan
Last updated: 06/01/2025 04:18
Achmad Aristyan
Share
Sosok Yos Suprapto, seorang seniman senior asal Yogyakarta dengan karyanya yang penuh kritik sosial. Foto: Tribunnews/Choirul Arifin
SHARE

Yos Suprapto, seorang seniman senior asal Yogyakarta, kembali menjadi sorotan setelah lima dari 30 karyanya dalam pameran tunggal bertajuk “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” diminta untuk diturunkan pihak penyelenggara di Galeri Nasional Indonesia (GNI). 

Pameran yang rencananya digelar Desember 2024 itu akhirnya ditunda, batal digelar. Hal itu akibat Yos Suprapto enggan menurunkan lukisan yang dinilai tidak layak oleh kurator Suwarno Wisetrotomo yang kemudian mengundurkan diri dari pameran tunggal Yos Suprapto.

Pembatalan pameran Yos ini kemudian menjadi menjadi kontroversi dan viral di media sosial.

Siapa sebenarnya Yos Suprapto, dan bagaimana perjalanan kariernya di dunia seni? Berikut adalah profil serta fakta menarik tentang seniman yang dikenal dengan karya-karyanya yang penuh kritik sosial dan provokatif ini.  

  1. Aktif Sejak 1970-an  

Melansir dari Tempo, Yos Suprapto memulai karier seni rupa pada era 1970-an. Pameran tunggalnya yang pertama, bertajuk “Bersatu dengan Alam”, diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada tahun 1994. 

Pameran ini menjadi titik awal pengakuan atas bakatnya, dengan karya-karya yang mulai mendapat perhatian luas dari publik dan pengamat seni.  

  1. Ciri Khas Karya Seni  

Melansir dari Kompas, lukisan-lukisan Yos Suprapto dikenal memiliki ciri khas dari kekuatan visual.

Ia dikenal memadukan garis dan warna dengan cara yang mencolok dan provokatif. Warna-warna seperti hitam, merah, biru, hijau, cokelat, kuning, ungu, jingga, hingga putih dipadukan dalam komposisi yang tidak lazim.

Ketegangan antara elemen-elemen ini menciptakan nuansa yang keras, kontras, dan penuh emosi, membuat karyanya meninggalkan kesan mendalam bagi para penikmat seni.  

  1. Kritik Sosial dalam Karya Seni  

Dalam setiap karyanya, Yos kerap menyuarakan kritik terhadap isu sosial, budaya, dan politik. Pada 2001, ia menggelar pameran “Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa” di Galeri Nasional Indonesia. 

Pameran ini menggambarkan refleksi atas budaya kekerasan yang merasuk dalam kehidupan kebangsaan Indonesia. Pada 2005, melalui pameran “Republik Udang” di Tembi Gallery, Yogyakarta, Yos mengkritik korupsi di kalangan elit birokrasi.

Pada 2017, pameran “Arus Balik Cakrawala” di GNI Jakarta mengevaluasi perjalanan budaya bangsa, terutama dalam konteks budaya maritim yang selama ini dianggap kurang tereksplorasi.  

Kontroversi Terbaru  

Dalam pameran di Galeri Nasional Indonesia bertema “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan”, lima karyanya dianggap terlalu provokatif sehingga memicu perdebatan.

Yos tetap bersikukuh mempertahankan tiga lukisan yang dipersoalkan, menyatakan bahwa karya seni adalah medium ekspresi dan kebebasan berpikir.  

Seniman Vokal

Yos Suprapto telah menerima berbagai penghargaan dalam dunia seni, baik nasional maupun internasional. Ia juga menjadi mentor bagi seniman muda di Yogyakarta, menginspirasi mereka berani mengangkat isu kritis melalui seni rupa.  

Sebagai seorang seniman yang vokal dan kontroversial, Yos Suprapto terus menunjukkan bahwa seni bukan hanya soal estetika, tetapi juga medium untuk menyuarakan kebenaran. 

You Might Also Like

Koperasi Walawa Adhi Wastra Kembangkan Tenun Wonosobo

Andrea Hirata, Sosok Sentral di Balik Novel Laskar Pelangi

Dewi Sartika Pelopor Pendidikan Perempuan di Tanah Sunda

Mien Brodjo, Atlet dan Aktris Senior Serba Bisa

Mengenang Rosihan Anwar, Sastrawan Pelintas Lima Zaman

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Ritual Sedekah Kue, Simbol Guyub Rukun Masyarakat Sunda
Next Article Kisah Si Pitung, Legenda Pahlawan Betawi Penentang Penindasan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?