Puncak Festival Mudik Wonosobo 2025 berlangsung meriah pada Minggu pagi, 6 April 2025.
Sebanyak 40 balon udara dari berbagai penjuru Wonosobo dan satu balon spektakuler dari Brazil menghiasi langit Alun-Alun Wonosobo.
Acara disaksikan puluhan ribu pengunjung yang memadati lokasi sejak pukul 05.00 WIB.
Sebagian besar pengunjung bahkan rela bermalam demi menyaksikan langsung kemeriahan tradisi tahunan yang telah menjadi bagian penting dalam budaya masyarakat Wonosobo ini.
Balon-balon yang diterbangkan tak hanya memikat karena ukurannya yang besar, tetapi juga karena desainnya yang unik dan warna-warna mencolok yang menggambarkan berbagai karakter lokal dan internasional.
Festival Balon Udara ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Festival Mudik Wonosobo yang sudah berlangsung selama sepekan di 15 lokasi berbeda, dengan titik ke-16 berada di Alun-Alun Wonosobo sebagai pamungkas.
Baca Juga: Kembaran Ballon Culture Festival 2025, Warisan Tradisi yang Kian Menggeliat
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tradisi balon udara harus terus dikenalkan dan dikembangkan.
Ia menyebut bahwa kegiatan ini telah menjadi ikon yang membumi di tengah masyarakat Wonosobo.
“Selamat datang dengan acara peneriahan Festival Balon Udara di Jalan Ramadhan, Yogyakarta. Ini menjadi tradisi masyarakat Wonosobo, sudah membumi di Kabupaten Wonosobo,” kata Afif.
Afif juga menekankan bahwa balon udara bukan sekadar hiburan, melainkan sarana mempererat tali silaturahmi saat momen Idulfitri.
“Dengan balon udara, menjadi sarana untuk memerat silaturahim kita bersama yang mudik. Dan kita akan melepas yang mudik, mau balik ke Jakarta, mau balik ke mana pun. Ini menjadi festival rakyat,” tegasnya.
Peserta Internasional Kagumi Keindahan Wonosobo
Kemeriahan festival tahun ini semakin lengkap dengan hadirnya peserta dari Brazil dan Kolombia.
Salah satu balon dari Brazil bahkan menjadi perhatian karena dibawa dan diterbangkan sendiri tim asal negeri Samba itu.
“Tahun ini yang spesial dari tahun yang lalu adalah adanya peserta dari Brazil,” ungkap Afif.
Ia mengisahkan, para peserta asing merasa takjub dengan keindahan alam Wonosobo yang disebut-sebut melebihi keindahan di negara mereka sendiri.
“Semalam diceritain banyak panjang lebar, mereka senang sekali. Karena pemandangannya di Wonosobo sangat indah sekali. Jadi saat balon udara diterbangkan, serasa lebih indah daripada di negara mereka,” tuturnya.
Afif berharap ke depan semakin banyak peserta dari luar negeri yang ikut serta dalam festival ini.
“Mudah-mudahan ke depan akan memantik kehadiran peserta dari negara lain untuk datang ke Wonosobo pada festival balon udara tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.
Bupati juga menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menghapus praktik penerbangan balon udara ilegal yang membahayakan penerbangan sipil.
“Saya tidak ingin—sebenarnya tahun ini sudah kita canangkan zero penerbangan balon udara liar. Tidak boleh lagi, kita larang. Namun demikian, kita menyadari masih ada,” tegasnya.
Untuk itu, pihaknya akan memperluas edukasi hingga ke dunia pendidikan.
“Ke depan saya ingin bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga. Edukasi tentang balon udara kita masukkan di pendidikan, mulai dari tingkat TK, SD,” tambahnya.
AirNav Dukung Tradisi, Tapi Ingatkan Keamanan
Direktur Utama AirNav Indonesia, Capt. Avirianto Sutarno, turut hadir dalam kegiatan ini.
Ia menyatakan bahwa AirNav mendukung tradisi balon udara, namun tetap mengutamakan aspek keselamatan penerbangan.
“Ini adalah bentuk upaya kita menjaga ruang udara agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan pesawat udara,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa jumlah laporan balon udara liar tahun ini mengalami penurunan signifikan.
“Tahun lalu terdapat 50 laporan, sedangkan tahun ini hanya 19. Ini sangat baik untuk kedisiplinan masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” ungkapnya.
Meski demikian, masih ditemukan beberapa balon yang menembus ketinggian hingga 30 ribu kaki, sehingga berpotensi mengganggu jalur penerbangan.
Pengunjung: “Festival Ini Harus Terus Ada!”
Antusiasme masyarakat sangat tinggi. Arya Wicaksana, wisatawan asal Pekalongan, mengaku rela terjebak macet demi menyaksikan festival.
“Pagi-pagi sudah harus bermacet-macetan terlebih dahulu sebelum melihat puncak festival balon udara di Alun-alun Wonosobo,” katanya.
Arya juga mengapresiasi kehadiran peserta dari mancanegara.
“Luar biasa, Brazil dan Kolombia datang ke sini untuk ikut meramaikan festival balon. Pastinya membuat acara ini lebih seru dan menjadi sesuatu yang istimewa,” ujarnya.
Baca Juga: 50 Balon Udara Semarakkan Semayu Balon Festival 2025
Ia pun berharap festival ini terus digelar tiap tahun.
“Pesannya semoga tiap tahun selalu ada, semakin meriah, dan bisa selalu menarik wisatawan lokal maupun asing untuk datang ke Wonosobo,” pungkasnya.
Festival Mudik Wonosobo 2025 bukan hanya menjadi ajang hiburan, tetapi telah menjadi simbol kebersamaan, pengikat hubungan antara perantau dan kampung halaman, serta sarana memperkenalkan kekayaan budaya Wonosobo kepada dunia.
Dengan balon-balon yang melayang tinggi di langit sejuk Wonosobo, acara ini meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir.
Sebuah tradisi yang tak hanya menatap langit, tetapi juga menyatukan hati.