By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Putri Dampali yang Diasingkan Cerita Rakyat Sulawesi Selatan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Putri Dampali yang Diasingkan Cerita Rakyat Sulawesi Selatan
Cerita Rakyat

Putri Dampali yang Diasingkan Cerita Rakyat Sulawesi Selatan

Anisa Kurniawati
Last updated: 03/12/2024 05:36
Anisa Kurniawati
Share
Cerita Rkayat Putri Dampali.
Ilustrasi Cerita Rkayat Putri Dampali. Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id
SHARE

Cerita rakyat Putri Dampali telah lama berkembang terutama di daerah Wajo, Sulawesi Selatan. Cerita ini dikenal sebagai latar belakang terbentuknya Kabupaten Wajo di Provinsi Sulawesi Selatan. Kisah ini tentang Putri Dampali yang diasingkan ayahnya, karena terjangkit penyakit kulit menular.

Dirangkum dari sumber kebudayaan.kemdikbud.go.id, Alkisah di Sulawesi Selatan berdirilah sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Datu Luwu. Raja Datu Luwu dikaruniai seorang keturunan bernama Putri Tadampali yang dikenal kecantikannya. 

Kabar kecantikannya itu tersohor bahkan terdengar hingga ke daerah Bone. Mendengar berita ini, Raja Bone berniat menikahkan putranya dengan Putri Tadampali. Akan tetapi, lamaran itu membuat Datu Luwu merasa bimbang.

Alasannya karena menurut adat gadis Luwu tidak diperbolehkan menikah dengan orang yang tidak satu suku. Namun, jika dia menolak dikuatirkan terjadi pertumpahan darah yang tidak diinginkan. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk menerima lamaran.

Baca juga: Legenda Putri Tujuh dan Asal Usul Nama Kota Dumai

Kerbau Putih

Tidak lama setalah itu, Putri Tadampali tiba-tiba menderita sakit kulit yang aneh. Tubuhnya mengeluarkan cairan kental yang menjijikkan dan berbau tidak sedap. Seluruh tabib istana maupun dari pelosok negeri tidak mampu mengobatinya. Mereka justru menyampaikan bahwa penyakit yang diderita Putri Tadampali menular. 

Dengan berat hati Datu Luwu memutuskan untuk mengasingkan sang putri di tempat yang jauh karena takut rakyatnya tertular. Meski merasa sedih, Putri Tadampali mematuhi keputusan itu. Sebelum berangkat, ayahnya menitipkan sebilah keris penanda dia tidak membuang anaknya.

Setelah lama berlayar, Putri Tadampali mendarat di sebuah pulau. Putri Tadampali memutuskan untuk memberi nama daerah itu dengan Wajo, karena pengawalnya menemukan buah wajo saat menginjakkan kakinya di tempat itu. Putri Tadampali lalu membangun kehidupannya di pulau itu.

Suatu ketika ia sedang duduk di tepi danau, tanpa disadarinya seekor kerbau buleng (putih) mendekati dan menjilati kakinya. Karena jinak, dia membiarkan kakinya dijilati kerbau itu. 

Tanpa diduga, bekas jilatan kerbau putih tersebut menyembuhkan penyakit kulitnya. Atas peristiwa itu, Putri Tadampali memerintahkan kepada seluruh pengawalnya untuk tidak menyembelih apalagai memakan kerbau putih. Permintaan itu masih tetap diikuti masyarakat Wajo sampai sekarang.

Baca juga: Kisah Amat Mude, Putra Mahkota yang Terbuang

Bertemu Tambatan Hati

Disisi lain, putra mahkota Bone sedang pergi berburu bersama Anre Paguru Pakkannyareng Panglima Kerajaan Bone dan beberapa pengawalnya. Tanpa sadar dia sudah terpisah dengan rombongan. Dia semakin gelisah, karena sudah malam dan tak kunjung juga menemukan para pengawalnya. 

Ketika berjalan, dia melihat seberkas sinar, dan memberanikan diri untuk mendekati sumber cahaya. Sesampainya di sana, dia terkejut karena mendapati seorang puteri yang cantik jelita. Mereka pun berkenalan dan menjadi akrab. 

Sekembalinya ke kerajaan asalnya putra mahkota menjadi sering termenung. Karena sudah terlanjur jatuh hati, ingatannya terus tertuju pada Putri Tadampali. Melihat gelagat itu, Anre Guru Pakkannyareng menceritakannya kepada Raja Bone. Raja Bone pun menerima usul dari Anre Guru Pakkannyareng untuk melamar Putri Tadampali.

Sesampainya utusan di daerah Wajo, Putri Tadampali menyerahkan sebilah keris yang dulu diberikan ayahnya. Dia meminta kepada mereka untuk meminta restu kepada Datu Luwu terlebih dahulu. Jika keris tersebut diterima, maka pinangan putra mahkota juga diterima. 

Putra Mahkota Bone berangkat sendirian menemui Datu Luwu. Sesampainya di sana diceritakanlah semua kejadian yang dialaminya termasuk niatnya untuk memperistri Putri Tadampali. Tanpa menunggu waktu lama Datu Luwu segera menjemput anaknya.

Akhirnya, Putri  Tadampali menikah dengan Putra Mahkota Bone. Pernikahan mereka dilangsungkan di Wajo, dan beberapa tahun kemudian, putra mahkota diangkat menjadi raja.

You Might Also Like

Kisah Putra Raja Cindelaras dan Ayam Saktinya

Kisah Beru Sibou, Pelajaran dalam Cerita Rakyat Tanah Karo

Legenda Bhre Pamotan dan Misteri Hilangnya Raja Majapahit

Cerita Dibalik Kali Gajah Wong, Legenda dari Tanah Jogja 

Ki Gede Sebayu dan Sejarah Asal-usul Berdirinya Kota Tegal

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Melihat Pembersihan Diri Melalui Tradisi Cuci Negeri
Next Article Melihat Kejayaan Cirebon di Gedung Pusaka Keraton Kanoman
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

wamenpar
Wamenpar Tegaskan Pungli Tak Boleh Terjadi di Destinasi Wisata
Berita 22/05/2025
Sistem Penerimaan Murid Baru
Kemendikdasmen Resmi Terapkan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk Tahun Ajaran 2025/2026
Berita 22/05/2025
Mengapa 20 Mei Diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional?
Profil 21/05/2025
Pemkab Wonosobo Optimistis Kampung KB Candimulyo Maju ke Tingkat Nasional
Berita 21/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?