By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Bujang Awang Tabuang dan Kisah Permaisuri Terbuang
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Bujang Awang Tabuang dan Kisah Permaisuri Terbuang
Cerita Rakyat

Bujang Awang Tabuang dan Kisah Permaisuri Terbuang

Achmad Aristyan
Last updated: 11/01/2025 03:03
Achmad Aristyan
Share
Ilustrasi Bujang Awang Tabuang bersama kera dan harimau yang menemaninya saat berada di hutan. Tangkapan Layar YouTube Dongeng Kita
SHARE

Indonesia dikenal memiliki banyak cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun, salah satunya adalah kisah Bujang Awang Tabuang dari Bengkulu. Cerita ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai moral yang berharga bagi generasi penerus.  

Seperti yang diceritakan dalam kanal YouTube Dongeng Kita, kisah Bujang Awang Tabuang bercerita tentang kesabaran, keberanian, dan penghargaan terhadap orang lain.

Latar Belakang Kerajaan Peremban Panas  

Kisah ini berasal dari Kerajaan Peremban Panas, yang dipimpin Raja Kramo Kratu Agung, seorang raja bijaksana. Bersama permaisurinya, Putri Rimas Bangesu, mereka memerintah dengan adil. 

Namun, setelah enam tahun pernikahan, pasangan ini belum dikaruniai seorang anak, yang membuat sang raja khawatir tentang siapa yang akan meneruskan tahtanya.

Akibt desakan para penasihat, sang raja memutuskan mengasingkan Putri Rimas ke dalam hutan. Takhta permaisuri pun dicabut, sehingga raja dapat menikah lagi. Meski penuh kesedihan, Putri Rimas menerima keputusan dengan tabah.  

Kehidupan di Hutan dan Kelahiran Bujang Awang Tabuang  

Di tengah hutan, Putri Rimas bertemu dengan seekor harimau dan kera yang dapat berbicara. Kedua hewan ini adalah utusan para dewata yang diutus untuk menjaga sang permaisuri. 

Mereka membantu membangun gubuk kecil dan memastikan Putri Rimas mendapat makanan setiap hari. Sembilan bulan kemudian, Putri Rimas melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Bujang Awang Tabuang. 

Bersama harimau dan kera, sang ibu membesarkan Bujang dengan penuh kasih sayang. Kedua hewan itu juga mengajarkan Bujang keahlian, seperti memanjat, bertarung, dan strategi bertahan hidup.  

Saat dewasa, Bujang bertanya tentang asal-usulnya. Putri Rimas pun menceritakan siapa ayahnya dan alasan mereka tinggal di hutan. Mendengar kisah itu, Bujang memutuskan untuk pergi ke istana dan menemui Raja Kramo.  

Pertemuan dengan Raja dan Perjuangan Bujang  

Sesampainya di istana untk menemui sang raja, Bujang harus menghadapi tantangan. Para prajurit tidak mengizinkannya masuk, hingga terjadi perkelahian sengit. 

Bujang, dengan kesaktiannya, berhasil mengalahkan para penjaga. Perkelahian ini bahkan mengguncang istana, membuat pilar-pilar istana raja bergetar dan nyaris roboh.   

Kemudian, Raja Kramo turun tangan. Pertarungan antara ayah dan anak ini berlangsung selama satu hari satu malam. Akhirnya, raja menghentikan perkelahian usai mengetahui Bujang adalah putranya.  

Setelah saling memaafkan, Raja Kramo bersama Bujang menjemput Putri Rimas ke hutan. Keluarga kerajaan ini pun kembali bersatu, hidup damai di istana. 

Sang raja juga mengundang harimau dan kera ke istana sebagai penghormatan atas jasa mereka menjaga sang permaisuri dan Bujang saat berada di hutan.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa kesabaran, keberanian, dan penghargaan terhadap orang lain adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang damai dan penuh makna. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Legenda Kerajaan Hindu dan Orang Basap di Kutai Kartanegara

Legenda Gunung Tampomas, Kisah Perjuangan Seorang Raja

Sejarah Lamongan, Dari Kisah Mbah Lamong Hingga Buku Wasiat

Gunung Bagus Yogyakarta, Jejak Sejarah dan Cinta di Desa Giring

Sejarah dan Mitos Gunung Putri di Lembang, Bandung

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Cara Perempuan Mentawai Temukan Jati Diri Melalui Kerik Gigi
Next Article Museum NTB Belum Siap Menyimpan ‘Harta Karun Lombok’
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Tradisi Motong Kebo Andil
Tradisi Motong Kebo Andil, Warisan Budaya Depok yang Terus Lestari
Event 17/05/2025
lebaran depok 2025
Lebaran Depok 2025, Ajang Pelestarian Tradisi dan Budaya
Event 17/05/2025
Gawe Dayak Naik Dango
Gawe Dayak Naik Dango XXV, Tradisi Syukuran Panen Kota Singkawang
Event 17/05/2025
Geopark Kaldera Toba
Kemenpar Tindaklanjuti Peringatan “Yellow Card” UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba
Berita 17/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?