Radio Hoso Kyoku merupakan stasiun bersejarah yang memiliki peranan penting dalam menyebarkan berita kemerdekaan RI. Stasiun yang pernah bertransformasi menjadi Radio Republik Indonesia (RRI) ini juga memainkan peran penting dalam menjaga semangat perjuangan bangsa Indoneisa.
Di tempat itulah, istilah Radio Republik Indonesia diperdengarkan untuk mengganti Radio Hoso Kyoku. Pimpinan siaran Radio Hoso Kyoku, R.A Darja yang pertama kali mengucapkan kalimat ikonik “di sini Bandung, siaran Radio Republik Indonesia”. hingga kini, kalimat itu masih mengudara.
Dilansir dari berbagai sumber, sejumlah pemuda Bandung berjuang untuk menyiarkan kabar kemerdekaan Indonesia melalui radio. Pergerakan ini dimulai sejak Mei 1945 dalam Kongres Pemuda Seluruh Jawa di Kota Bandung dengan agenda membahas upaya persiapan Proklamasi Kemerdekaan.
Meski beberapa di antaranya tidak terlaksana, sederet rencana diputuskan. Dengan berbagai upaya, akhirnya teks proklamasi itu didapatkan dari Mohammad Adam yang saat itu adalah wartawan sekaligus kurir kepercayaan Adam Malik, pimpinan Antara kala itu.
Selanjutnya, Sakti Alamsyah dipilih sebagai penyiar pertama di Bandung yang membacakan teks proklamasi tersebut di Studio Radio Hoso Kyoku, Bandung di Jalan Lapangan Tegallega Timur yang sekarang disebut sebagai Jalan Moch Toha Dalam II.
Kini, tempat bersejarah itu telah berubah menjadi kawasan industri di Kota Bandung. Kepemilikan gedung studio itu sempat berpindah-pindah tangan dari orang Belanda ke orang Cina hingga akhirnya dijadikan gudang keju.
Meski demikian, masyarakat masih bisa melihat simbol sejarah di kawasan tersebut. Hal ini ditandai dengan adanya stilasi atau tugu berbentuk pilar pemancar radio sebagai petanda bahwa di sanalah Hoso Kyoku sempat berdiri dan mengudara.
Stilasi itu didirikan di salah satu pelataran Gereja Kristen Immanuel Jemaat Gloria, yang kabarnya dulu merupakan halaman depan kantor Radio Hoso Kyoku.
Stilasi tersebut berdiri kokoh dengan ketinggian sekitar satu meter. Di bagian puncaknya terdapat penempelan benda yang mirip seperti pemancar khas stasiun radio berwarna merah.
Jika Anda melintasi daerah tersebut, tidak ada salahnya melihat dan mengenang monumen bersejarah tersebut dengan mengirimkan doa sesuai kepercayaan masing-masing. (Anisa Kurniawati-Diskominfo Kota Bandung)