By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Panthera Tigris Sondaica, Harimau Jawa yang Kini Tinggal Cerita
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Panthera Tigris Sondaica, Harimau Jawa yang Kini Tinggal Cerita
Profil

Panthera Tigris Sondaica, Harimau Jawa yang Kini Tinggal Cerita

Achmad Aristyan
Last updated: 02/05/2025 05:59
Achmad Aristyan
Share
Harimau Jawa. Foto: Andries Hoogerwerf (29 August 1906 – 5 February 1977) - http://www.petermaas.nl/extinct/speciesinfo/images/javant3.gif
SHARE

Pulau Jawa pada masa lampau dikenal tidak hanya melalui warisan budaya dan sejarahnya, tetapi juga karena pernah menjadi habitat predator puncak yakni Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica).

Melansir dari Wikipedia, subspesies harimau yang endemik ini telah dinyatakan punah sejak 1980-an dan kini hanya dikenang dalam catatan sejarah serta dokumentasi ilmiah.

Harimau Jawa dikenal sebagai salah satu subspesies harimau berukuran kecil, sebanding dengan Harimau Bali dan lebih kecil dibandingkan dengan Harimau Sumatera maupun Harimau Bengal.

Bobot jantan dewasa diperkirakan berkisar antara 100 hingga 140 kilogram, sementara betina antara 75 hingga 115 kilogram.

Ciri fisik yang membedakan Harimau Jawa dengan subspesies lainnya antara lain tubuh ramping namun berotot, pola loreng hitam yang lebih rapat dan tipis, serta warna dasar bulu cokelat kemerahan yang lebih terang.

Baca Juga: Kemenbud dan PT Pos Indonesia Luncurkan Prangko Spesial 70 Tahun KAA

Moncongnya tampak lebih sempit dengan wajah yang memberikan kesan tajam dan siaga.

Dalam perilaku alaminya, Harimau Jawa diketahui merupakan satwa soliter yang sangat teritorial.

Aktivitas utamanya berlangsung pada malam hari (nokturnal), meskipun sesekali dapat berburu di siang hari.

Mangsa utamanya terdiri atas hewan-hewan berukuran sedang hingga besar seperti rusa, banteng muda, babi hutan, serta unggas liar.

Sebaran Harimau Jawa pada masa lalu mencakup hampir seluruh daratan pulau Jawa, mulai dari ujung barat hingga timur.

Habitat utamanya meliputi hutan hujan tropis dataran rendah, kawasan pegunungan, serta semak dan savana di wilayah-wilayah kering seperti Banyuwangi.

Namun, perluasan lahan pertanian, pertumbuhan permukiman, dan pembangunan infrastruktur memaksa satwa ini kehilangan habitat alaminya hingga akhirnya menuju kepunahan.

Jika dibandingkan dengan dua subspesies lain yang berasal dari Indonesia, yakni Harimau Bali dan Harimau Sumatera, Harimau Jawa menempati posisi tengah dalam hal ukuran tubuh dan karakteristik genetik.

Harimau Jawa yang ada di Kebun Binatang London, sebelum tahun 1942. Foto: Infeltiger, Felis tigris sondaica Fitz. 1/10 nat. Gr., s. S. 67. – F. W. Bond – London phot. and MALAY TIGER London Zoo Animal, Photo by F.W. Bond. From the Gardens of the Zoological Society of London, Regent’s Park, N.W.

Harimau Bali telah lebih dahulu punah pada 1937 dan tidak sempat ditangkarkan.

Sementara itu, Harimau Sumatera hingga kini masih bertahan meskipun dalam status sangat terancam punah.

Tidak seperti Harimau Sumatera, Harimau Jawa tidak memiliki riwayat program konservasi aktif sebelum kepunahannya.

Tidak ada individu yang sempat dipelihara di kebun binatang maupun dokumentasi DNA yang disimpan.

Kepunahan subspesies ini berlangsung perlahan dan cenderung luput dari perhatian publik.

Harimau Jawa ditembak di Malingping, Lebak (tahun 1941). Foto: Collectie Wereldmuseum (v/h Tropenmuseum), part of the National Museum of World Cultures

Sejumlah laporan tidak resmi mengenai keberadaan Harimau Jawa masih muncul hingga awal 2000-an, khususnya dari wilayah Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur.

Namun, hingga saat ini belum ditemukan bukti ilmiah yang dapat diverifikasi, seperti jejak kaki, kotoran, maupun foto dari kamera jebak (camera trap).

Baca Juga: Menembus Hutan dan Kabut, Menemukan Pesona Curug Lawe

Kepunahan Harimau Jawa menjadi peringatan keras bagi pentingnya konservasi keanekaragaman hayati.

Hilangnya spesies ini bukan merupakan akibat seleksi alam, melainkan dampak dari eksploitasi, alih fungsi lahan, dan kelalaian manusia dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Saat ini, Harimau Sumatera yang tersisa juga berada dalam kondisi yang sangat rentan. Keberlangsungan hidupnya membutuhkan perhatian dan aksi nyata dari seluruh pihak.

Kisah Harimau Jawa hendaknya menjadi cermin sekaligus momentum untuk memperkuat upaya pelestarian satwa liar di Indonesia. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

SD Negeri Selomerto, Menjaga Akar Budaya Jawa Melalui Pendidikan

Pergelaran Riksa Budaya 2024 Lestarikan Kesenian Jawa Barat

Goenawan Mohammad, Sastrawan ‘Catatan Pinggir’

Maria Walanda Maramis, Pelopor Gerakan Pendidikan Perempuan

Agus Noor, Sastrawan Indonesia Serbabisa

TAGGED:harimauharimau jawapanthera tigris sondaicapulau jawa

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Komnas HAM Pilih Wonosobo sebagai Pilot Project Audit HAM
Next Article WAVES Summit 2025, Fadli Zon Soroti Potensi Ekonomi Budaya Indonesia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Tradisi Motong Kebo Andil
Tradisi Motong Kebo Andil, Warisan Budaya Depok yang Terus Lestari
Event 17/05/2025
lebaran depok 2025
Lebaran Depok 2025, Ajang Pelestarian Tradisi dan Budaya
Event 17/05/2025
Gawe Dayak Naik Dango
Gawe Dayak Naik Dango XXV, Tradisi Syukuran Panen Kota Singkawang
Event 17/05/2025
Geopark Kaldera Toba
Kemenpar Tindaklanjuti Peringatan “Yellow Card” UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba
Berita 17/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?