By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Legenda Raja Berekor, Hikayat Tragis Raja Bengis Dari Belitung
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Legenda Raja Berekor, Hikayat Tragis Raja Bengis Dari Belitung
Cerita Rakyat

Legenda Raja Berekor, Hikayat Tragis Raja Bengis Dari Belitung

Achmad Aristyan
Last updated: 06/02/2025 14:42
Achmad Aristyan
Share
lustrasi Raja Berekor, sebuah cerita rakyat dari Belitung. Tangkapan Layar YouTube Multi Media Belitung
SHARE

Di Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, terdapat sebuah legenda yang begitu terkenal, yaitu kisah mengenai Raja Berekor. Cerita ini berasal dari tanah Mataram dan mengisahkan seorang raja manusia yang memiliki ekor layaknya binatang. Sebuah kisah yang menggabungkan mitos, keberanian, dan nasib takdir yang aneh.

Melansir dari buku karya Kemdikbud (badanbahasa.kemdikbud.go.id), alkisah  pada zaman dahulu, di kerajaan Mataram, terdapat seorang raja bernama Seri Rama yang dikaruniai tujuh orang anak laki-laki. Dari ketujuh anak tersebut, sepasang di antaranya terlahir dengan keanehan. 

Keduanya, yang kemudian dikenal dengan sebutan Raja Berekor, memiliki ekor yang tumbuh dari tulang pinggang mereka. Keanehan ini membuat mereka merasa malu dan merasa berbeda dari saudara-saudara mereka yang lain.

Merasa tidak bisa menerima takdir, Raja Berekor memutuskan untuk meninggalkan kerajaan dan berlayar menuju ke pulau Belitung. Dia berharap dapat menemukan kehidupan baru yang lebih baik.

Dalam perjalanan mereka, Raja Berekor dan saudaranya menyaksikan sebuah burung Makka yang terkenal dengan kecepatannya yang luar biasa. Melihat burung itu, Raja Berekor tergoda untuk mengalahkan kecepatan burung itu. Namun kapal mereka tetap tertinggal jauh.

Baca juga: Legenda Si Gringsing dan Si Kasur, Cinta Abadi yang Diuji

Di tengah perjalanan, tepatnya di Sungai Buding, Raja Berekor membuat keputusan yang kontroversial. Ia membuang seekor kera yang konon menjadi asal mula nama Pulau Kera, yang kini menjadi salah satu pulau terkenal di Belitung. 

Walaupun burung Makka terbang lebih cepat dari kapal mereka, akhirnya burung itu kelelahan karena terlalu lama terbang dan mati. Kejadian ini meninggalkan kesan mendalam bagi Raja Berekor.

Setibanya di Pangkalan Buding, Raja Berekor memilih untuk menetap dan membangun sebuah rumah. Namun, nasib buruk kembali menghampiri. 

Raja Berekor, yang semakin tergila-gila dengan kekuasaannya, mulai memerintahkan juru masaknya untuk menyembelih hamba-hambanya dan memasak mereka, karena ia merasa daging manusia memiliki rasa yang lezat. Hal ini membuat keenam hamba raja merasa takut dan terancam.

Baca juga: Kerbau Sakti Tolelembunga, Legenda Masyarakat Sulawesi Tengah

Dilanda rasa khawatir yang semakin besar, keenam hamba itu pun merencanakan pembunuhan terhadap Raja Berekor. Mereka mengundang Raja Berekor untuk hadir di sebuah pesta yang digelar penduduk kampung. Saat Raja Berekor menikmati hidangan yang disajikan, orang-orang kampung yang telah menunggu di bawah rumah segera menarik ekor Raja Berekor. 

Pada saat yang tepat, keenam hamba tersebut menikam Raja Berekor hingga ia menghembuskan nafas terakhir. Jenazah Raja Berekor kemudian dimakamkan di sebuah kampung dekat Gunung Bangsi, di distrik Buding, Belitung.  Konon, kuburan Raja Berekor masih ada hingga kini dan menjadi sebuah situs. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Asal Usul Nama Kota Sawahlunto dari Kerajaan Sitambago

Kisah Sam Poo Kong Dalam Legenda Desa Welahan

Putri Dampali yang Diasingkan Cerita Rakyat Sulawesi Selatan

Legenda Jedo Pare dan Pengorbanan Seorang Perempuan

Romansa Cinta Abadi di Pantai Karang Nini Pangandaran

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Monumen Nosarara Nosabatut Monumen Nosarara Nosabatutu, Ikon Perdamaian Di Palu
Next Article Presiden Prabowo di Beijing Disambut Meriah Mahasiswa
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Mengapa 20 Mei Diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional?
Profil 21/05/2025
Pemkab Wonosobo Optimistis Kampung KB Candimulyo Maju ke Tingkat Nasional
Berita 21/05/2025
Pemkab Wonosobo Apresiasi Pembongkaran Mandiri Bangunan Liar di Atas Sungai
Berita 21/05/2025
Venice Film Festival 2025
Menbud Dorong Diplomasi Budaya Lewat Sinema di Venice Film Festival 2025
Berita 21/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?