By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Reuni Seniman Wonosobo, Tiga Komunitas dalam Satu Sketsa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Berita > Reuni Seniman Wonosobo, Tiga Komunitas dalam Satu Sketsa
Berita

Reuni Seniman Wonosobo, Tiga Komunitas dalam Satu Sketsa

Achmad Aristyan
Last updated: 27/01/2025 12:07
Achmad Aristyan
Share
Beberapa seniman yang terlibat dalam lukisan “Seribu Wajah”. Foto: Deo
SHARE

Sebuah reuni, baru saja diadakan para seniman lukis dan desain grafis di Koyokopi Kafe, Jolontoro, Sambek, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu, 19 Januari 2025.

Acara yang berlangsung meriah ini mempertemukan tiga komunitas seni Wonosobo yang telah lama vakum, yaitu Komunitas Mowak (Mural Of Wonosobo Art Kru), Komunitas WanaAksara, dan Komunitas Digital Artis Wonosobo.  

Komunitas Mowak adalah komunitas seni yang bergerak di bidang mural dan graffiti, memberikan warna pada sudut-sudut kota Wonosobo dengan karya visual yang kreatif.

Komunitas WanaAksara fokus pada seni hand lettering, yaitu seni menulis dengan kreasi huruf yang dipercantik, sementara Komunitas Digital Artis Wonosobo merupakan kumpulan seniman yang berkarya melalui media digital.

Kembali Hidupkan Semangat Berkarya

Menurut Glory Deo Priambada, salah satu seniman yang hadir, acara ini adalah hasil diskusi antara dua anggota komunitas, Rizal dan Dika, yang ingin kembali menghidupkan semangat berkarya. 

“Kemarin itu sebenarnya reuni. Dari tiga komunitas ini, mereka udah lama banget vakum, jarang ngumpul. Jadi, Mas Rizal dan Mas Dika berdiskusi untuk bikin acara kecil-kecilan ini,” kata Deo.  

Sebanyak 14 pelukis berpartisipasi dalam kegiatan itu dengan konsep menggambar unik.

Dari 14 pelukis ini, satu diantaranya berasal dari Banjarnegara, sedangkan 13 lainnya merupakan warga asli Wonosobo. Mereka bekerja sama menciptakan satu karya sketsa besar yang dibagi menjadi 14 bagian. 

Lukisan “Seribu Wajah” yang dilukis secara kolekstif oleh 14 seniman dengan gaya yang berbeda-beda. Foto: Deo

“Setiap pelukis menggambar satu kotak bagian dengan gaya masing-masing. Ketika disatukan, hasilnya membentuk satu kesatuan yang menarik,” jelas Deo.  

Setiap pelukis menggambar di kanvas yang telah disediakan dengan gaya lukisnya masing-masing.

Dengan sketsa dasar yang berkaitan satu sama lain, karya dari ke-14 seniman itu akan menjadi satu gambar ketika disatukan, meskipun gaya lukisnya berbeda-beda.

Makna Filosofis di Balik Karya  

Tema sketsa yang diusung berupa wajah manusia dengan judul “Seribu Wajah”, yang menurut Glory memiliki simbolisasi mendalam.

“Ini idenya Mas Rizal dan Mas Dika. Wajah itu simbol bahwa komunitas-komunitas ini masih ada. Kita belum sepenuhnya mati, tapi hanya vakum. Mungkin suatu saat nanti, kami akan muncul dengan karya yang lebih bagus lagi,” tuturnya.  

Para seniman menggunakan media cat tembok berbasis air, kanvas, dan kuas untuk menghasilkan karya kolaborasi. Karya ini diharapkan menjadi pengingat bahwa dunia seni di Wonosobo masih hidup dan terus berkembang.  

Pesan untuk Generasi Muda  

Di akhir acara, Glory memberikan pesan kepada para seniman muda yang baru terjun ke dunia seni. 

“Terus kembangkan potensi dalam dirimu dan temukan ciri khasmu. Jangan sampai plagiatisasi. Boleh melihat, meniru, dan memodifikasi, tapi jangan plek-ketiplek. Jadilah diri sendiri dalam berkarya,” ujar Deo.

Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan seni di Wonosobo, sekaligus membuka peluang kolaborasi yang lebih besar di masa depan. 

“Harapannya, kolaborasi seperti ini bisa terus ada dan meramaikan industri seni di Wonosobo,” pungkasnya. 

You Might Also Like

Meneropong Histori Indonesia dari Lorong ‘Legasi’

Paket Wisata Banyuwangi-Bali Barat dan Utara Diluncurkan

Museum Sri Baduga Bandung Kini Hadir Dalam Aplikasi

Imigrasi Wonosobo Lantik Pejabat Baru, Dorong Kinerja Lebih Optimal

KKN UMP di Wonosobo Berakhir, Pemda Apresiasi Mahasiswa

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Pariwisata Wonosobo Cetak Rekor Rp3,2 Triliun Berputar di 2024
Next Article Mengintip Panorama Bandung dari Gunung Geulis Manggahang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?