Di tengah derasnya arus modernisasi, SD Negeri Selomerto tetap teguh menjaga akar budaya lokal. Melalui jalur pendidikan, SD Negeri Selomerto tidak hanya mengenalkan budaya lokal, namun juga secara konsisten mengajarkan bertutur dalam Bahasa Jawa.
Terletak di Jl. Banyumas Km 6, Selomerto, Wonosobo, SD Negeri ini merupakan sekolah tertua yang berada di kecamatan Selomerto. Dulunya ada dua Sekolah Dasar di kawasan ini, namun pada tahun 1995 -an dilakukan regrouping.
Sekolah Berprestasi
Mayoritas SD Negeri Selomerto berasal dari wilayah sekitar Selomerto, dekat dengan pusat aktivitas masyarakat seperti pasar dan jalan raya. Menurut Sugeng Raharjo, Kepala SD Negeri Selomerto, lokasi ini berdampak pada karakter siswa yang cenderung lebih dinamis dan beragam.
Meski begitu, sekolah ini mampu menunjukkan prestasi yang membanggakan, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN), sekolah ini pernah menyabet juara dua tingkat nasional. Sementara dalam bidang olahraga dan kepramukaan, siswa-siswa kerap membawa pulang piala dari tingkat provinsi.
“Untuk prestasi disini bidang akademik ya biasa itu yang OSN ya. Untuk desain ini biasa kemarin juara dua tingkat nasional ya. Nah terus untuk non akademik Kebanyakan sini yang anak-anak yang senang itu bidang olahraga dan pramuka.” kata Sugeng.

Peran dalam Melestarikan Budaya
SD Negeri Selomerto terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan menerapkan berbagai program. Hal ini juga didukung dengan fasilitas yang memadai dan tenaga pendidik yang profesional. Sehingga menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi para siswa.
Tidak hanya mengedepankan pendidikan, namun melestarikan budaya Jawa juga menjadi salah satu fokus utamanya. Menurut Kepala Sekolah SD Negeri Selomerto, Sugeng Raharjo, salah satu cara yang dilakukan sekolah adalah mengangkat budaya lokal.
Baca juga: SD N 10 Wonosobo: Wujudkan Pendidikan Berkualitas dengan Budaya Beradab
Anak-anak diajak untuk mengenal dan mempraktikkan seni tradisional yang berasal dari Wonosobo. Contohnya seperti tari kreasi, tari Warok, serta seni budaya lain.
“Untuk menguri-uri melestarikan budaya memang dari kurikulumnya sudah tertulis. Di kurikulum SDK itu ada P5 ya. Jadi untuk kegiatan P5 disini mengambil budaya lokal. Disini ada semacam ekstra kurikuler untuk pelatihan budaya.” ujarnya.
Tidak hanya di kelas, pelatihan seni juga dilakukan di sanggar-sanggar budaya maupun lingkungan rumah. Bahkan, setiap perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, siswa secara rutin menampilkan pertunjukan seni budaya sebagai bentuk cinta terhadap warisan leluhur.

Konsisten Mengenalkan Bahasa Jawa
Sekolah juga secara konsisten mengenalkan budaya Jawa. Hal ini juga sejalan dengan surat edaran dari Bupati setempat.
“Kalau sini saya sudah mencanangkan untuk melestarikan budaya Jawa. Di sini kan juga bupati ada surat semacam SK Bupati. Kalau tiap tanggal 24 kan harus berpakaian budaya Jawa, Di upacara pun pakai bahasa Jawa” kata Kepala SD Negeri Selomerto.
Selain itu, setiap hari Kamis dijadikan momen untuk membiasakan komunikasi dalam bahasa Jawa. “Saya juga mencanangkan setiap hari kamis, mencoba pakai bahasa Jawa untuk mengantar pembelajaran. Tapi saya kira belum semuanya jalan.” tambahnya.
Baca juga: Kiprah SMP N 3 Wonosobo dalam Akademik dan Olahraga
Namun, upaya mengenalkan bahasa Jawa ini tidak lepas dari tantangan. Salah satu kendala utama adalah kurangnya penggunaan bahasa Jawa di rumah. Banyak orang tua tidak lagi menggunakan bahasa daerah ini, sehingga anak-anak pun kurang terbiasa.
Kepala sekolah mengakui bahwa menjaga komitmen penggunaan bahasa Jawa di lingkungan sekolah saja tidak cukup jika tidak didukung dari rumah dan lingkungan sekitar. Meski begitu, sekolah tetap berupaya keras menjaga agar budaya Jawa tidak luntur.
“Sekolah kami tetap berkomitmen melestarikan budaya agar tidak luntur. Bagaimana nanti caranya, kalau pakai teknik ini, masih kurang efektif, nanti kita cari teknik yang lain agar bisa efektif.” tutup Sugeng.