By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Sejarah Balikpapan, Dari Minyak Bumi Hingga Perang Dunia II
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Sejarah Balikpapan, Dari Minyak Bumi Hingga Perang Dunia II
Pariwisata

Sejarah Balikpapan, Dari Minyak Bumi Hingga Perang Dunia II

Achmad Aristyan
Last updated: 24/02/2025 09:38
Achmad Aristyan
Share
Kilang Minyak BPM pada tahun 1930 yang kini menjadi Pertamina. Foto: ITB Kaltim
SHARE

Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, memiliki sejarah yang kaya dan penting, baik dari sisi ekonomi maupun warisan budaya.

Dikenal sebagai salah satu kota strategis dan dikenal sebagai kota tambang, Balikpapan juga memiliki banyak jejak arkeologi yang mencerminkan perjalanan panjangnya. 

Melansir dari Wikipedia, sejarah kota ini dimulai dari pengembangan sebagai pusat industri hingga perannya dalam Perang Dunia II, yang jejaknya masih dapat dilihat hingga kini.

Tonggak Sejarah Balikpapan

Salah satu momen penting dalam sejarah Balikpapan terjadi pada 10 Januari 1897, ketika minyak bumi pertama kali menyembur dari sumur Mathilda.

Penemuan ini menandai lahirnya Balikpapan sebagai kota yang dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya. Dalam catatan Balai Pelestarian Cagar Budaya Kaltim, tanggal ini kemudian dijadikan sebagai hari lahir Kota Balikpapan. 

Minat Belanda mengelola pertambangan minyak melalui Borneo Petroleum Maskapij (BPM) mengakselerasi pertumbuhan kota ini, menjadikannya pusat administratif dan operasional perusahaan Belanda.

Saat Perang Dunia II, Balikpapan menjadi wilayah strategis, terutama dalam hal kebutuhan logistik bahan bakar minyak. Demi mempertahankan posisinya, Belanda memperkuat pertahanan kota ini dengan membangun tempat perlindungan di sekitar Teluk Balikpapan.

Invasi Jepang dan Pembebasan

Pada Januari 1942, Balikpapan jatuh ke tangan Jepang setelah mereka berhasil menguasai Tarakan.

Jepang berusaha mempertahankan kontrol mereka dengan membangun bunker dan menempatkan meriam di Pantai Manggar untuk menghadapi serangan balik sekutu.

Namun, pada tahun 1945, Balikpapan berhasil dibebaskan tentara Australia dan sekutu lainnya dan menyerahkan kembali ke Belanda.

Usaha melindungi industri strategis, termasuk tambang minyak, membuat sisa-sisa pertempuran di Balikpapan menjadi bagian penting dari warisan sejarah kota ini.

Struktur dan bangunan yang tersisa dari era Perang Dunia II menjadi saksi bisu perjalanan panjang kota yang kaya akan sejarah.

Asal Usul Nama Balikpapan

Asal usul nama “Balikpapan” juga memiliki kisah yang menarik. Beberapa versi menjelaskan tentang bagaimana nama ini muncul. 

Versi Pertama: Mengacu pada peristiwa tahun 1739, di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Idris dari Kerajaan Kutai, yang meminta pemukim di sepanjang Teluk Balikpapan menyumbangkan bahan bangunan untuk pembangunan istana baru.

Sepanjang perjalanan, beberapa papan yang disumbangkan terlepas dan hanyut dan ditemukan di tempat yang kini disebut Jenebora. Dari kejadian ini, lahir nama Balikpapan yang berarti “papan yang kembali” muncul.

Versi Kedua: Menurut legenda suku Pasir Balik, asal nama “Negeri Balikpapan” berasal dari keturunan nenek moyang mereka, Kayun Kuleng dan Papan Ayun.

Masyarakat setempat menyebut kampung nelayan di Teluk Balikpapan sebagai “Kuleng-Papan” yang berarti “Balik-Papan” dalam bahasa setempat.

Sejarah dan legenda Balikpapan ini tidak dapat dipisahkan dari kekayaan minyaknya yang telah menjadi pendorong utama perkembangan kota ini.

Dari sumur minyak Mathilda hingga peranannya dalam sejarah dunia, Balikpapan telah menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan yang luar biasa.

Kini, kota ini bukan hanya menjadi pusat industri tetapi juga menjadi destinasi histori yang menarik untuk dijelajahi. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Menengok ‘Dunia Lain’ di Desa Wisata Nangorak Sumedang

Menyaksikan Pesona Tiga Warna Telaga Biru Cigaru

Desa Wisata Jatiluwih, Ikon Pariwisata Bali Berkelanjutan

5 Rekomendasi Warung Sate Maranggi Bandung Paling Populer

Pantai Pink Lombok, Keajaiban Pantai Berpasir Merah Muda 

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Putu Wijaya, Dari Panggung Teater ke Halaman Buku
Next Article Memahami Filosofi Habonaron Do Bona Di Simalungun
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Tradisi Motong Kebo Andil
Tradisi Motong Kebo Andil, Warisan Budaya Depok yang Terus Lestari
Event 17/05/2025
lebaran depok 2025
Lebaran Depok 2025, Ajang Pelestarian Tradisi dan Budaya
Event 17/05/2025
Gawe Dayak Naik Dango
Gawe Dayak Naik Dango XXV, Tradisi Syukuran Panen Kota Singkawang
Event 17/05/2025
Geopark Kaldera Toba
Kemenpar Tindaklanjuti Peringatan “Yellow Card” UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba
Berita 17/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?