Buka Pintu Makam Kiai Hasan Surgi Jatikusumo, merupakan tradisi dalam rangka memperingati wafatnya Kyai Hasan Surgi Jatikusumo atau yang dikenal Mbah Surgi. Dia adalah sosok yang memiliki peranan penting dalam sejarah Batang.
Setiap masuk haul Kyai Hasan Surgi Jatikusumo ada tradisi unik di Kedungdowo, Desa Pasekaran, Kabupaten Batang. Ritual ini adalah agenda pembukaan pintu makam Mbah Surgi. Tradisi ini selalu dilaksanakan setiap bulan 7 Sya’ban.
Dikutip dari berita.batangkab.go.id, Mbah Surgi sendiri adalah putra ke 3 dari 10 bersaudara Raden Syamsuri yang masih kerabat Keraton Jogjakarta. Nama aslinya yakni Muhammad Hasan bin Hasim bin Yahya yang berasal dari Mataram.
Dia adalah salah satu sahabat dari Pangeran Diponegoro, yang ditugaskan sebagai telik sandi.
Namun, di pertengahan perjalanan Mbah Surgi di Kabupaten Batang ada penghianatan yang menyebabkan penjajah Belanda mengetahui lokasi persembunyiannya. Akhirnya dia meninggal dengan keadaan syahid.
Tradisi Buka Pintu Makam
Dalam rangka memperingati wafatnya Kyai Hasan Surgi Jatikusumo para pengurus makam menggelar haul dengan kegiatan membuka pintu makam di Kedungdowo, Desa Pasekaran, Kabupaten Batang.
“Peringatan haul ini diselenggarakan setiap bulan 7 Sya’ban, namun kalau makam yang di Astana diperingati setiap 27 Syawal yang kebetulan sudah kami tradisikan mulai 18 tahun yang lalu,” jelas salah satu pengurus Makam Kiai Hasan Surgi Jatikusumo, Kaeni Tasuri.
Kegiatan Haul Kiai Hasan Surgi Jatikusumo dipusatkan di Keduwdowo bukan tanpa alasan. Hal ini dikarenakan, tempat ini merupakan persembunyian Mbah Surgi dari penjajah. Dulunya, tempat ini merupakan hutan lebat yang tujuannya memata-matai pergerakan belanda.
Tradisi pembukaan pintu makam bertujuan supaya masyarakat Kabupaten Batang bisa mendoakan Kyai Hasan Surgi Jatikusumo. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dari dia yang sudah menjadi sosok penting dalam perkembangan sejarah Batang.
Sementara itu, Juru Kunci Makam Kiai Hasan Surgi Jatikusumo Rahayu Slamet (61) mengatakan, adanya haul ini semenjak dibangunnya bangunan pendopo di makam Mbah Surgi. Sebelumnya hanya diperingati setiap hari jumat kliwon bulan rajab.
“Saya sendiri adalah juru kunci ke delapan yang terpilih langsung dari darah keturunan beliau. Kalau dikisahkan itu pemilihan seorang juru kunci Kiai Hasan Surgi Jatikusomo akan dipilih langsung oleh beliau dengan kehadiran beliau di dalam mimpi untuk dipilih sebagai juru kunci, maka dari itu nanti anak-anak saya belum tentu akan menjadi penerus juru kunci disini,” ujar dia.
Mbah Surgi sendiri juga dikenal sebagai penyiar Islam yang berpengaruh di Kabupaten Batang. Kiai Hasan Surgi Jatikusomo dimakamkan bersama kakak perempuannya Den Ayu Wali Putri Kenongo dari Kerajaan Mataram.