By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tradisi Lisan Lamut Banjarmasin yang Diambang Kepunahan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Tradisi Lisan Lamut Banjarmasin yang Diambang Kepunahan
Tradisi

Tradisi Lisan Lamut Banjarmasin yang Diambang Kepunahan

Anisa Kurniawati
Last updated: 23/01/2025 06:44
Anisa Kurniawati
Share
Seni Tradisi Lamut kini diambang kepunahan. Foto: 1001 Indonesia
SHARE

Lamut, tradisi lisan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Tradisi ini adalah jenis karya sastra tradisional yang berbentuk syair, pantun, dan narasi yang dilantunkan dengan iringan tabuhan tarbang. Lahir dari Muangthai, tradisi lisan ini dibacakan semalam suntuk. 

Dilansir dari laman budaya.kemdikbud.go.id, Lamut datang ke Amuntai, Tanah Banjar tahun 1816 dibawa pedagang Cina. Awalnya berasal dari Muangthai yang dilisankan dengan bahasa Cina. 

Selanjutnya, Raden Ngabei Surono Joyonegoro, seorang bangsawan dari Yogyakarta bertemu dengan pedagang Cina, pemilik kapal Bintang Tse Cay. Pedagang tersebut suka membacakan syair lumut. Keduanya menjadi akrab dan Raden Ngabei diangkat menjadi saudara angkat. 

Namun, Raden Ngabei mau diangkat menjadi saudara jika ia diajarkan syair yang sering dibacakan oleh Tse Cay. Pedagang Cina tersebut setuju dan mulai mengajarkannya. Setelah itu, oleh Raden Ngabei syair tersebut diubah ke dalam bahasa Melayu Banjarmasin

Saudagar Cina itu kembali datang ke Tanah Jawi di Amuntai. Di sana Raden Ngabei membacakan syair itu di hadapan masyarakat Amuntai dan disenangi hingga disebut syair Lamut. 

Kemudian ada rombongan orang datang ke Amuntai hendak merayakan maulid Nabi Muhammad dengan membawa alat musik tarbang. Pada saat itulah Raden Ngabei melantunkan syair Lamut yang diiringi dengan alat musik tarbang. 

Sejak itu, syair Lamut berubah namanya menjadi Lamut yang berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata laa dan mauta yang artinya tidak mati atau tidak punah keberadaannya.

Lamut Sebagai Hiburan dan Pengobatan

Dahulu, masyarakat Tionghoa sering menanggap Lamut untuk nazar dan hiburan. Ketika mereka menanggap Lamut sebagai hiburan, biasanya bertemakan perang. Jalan cerita IYU harus mengisahkan kemenangan masyarakat Tionghoa dalam berperang. Jika tidak, mereka akan marah.

Di Banjar sendiri fungsi lamut lebih banyak digunakan sebagai tontonan dan hiburan, meski ada juga yang untuk pengobatan. Beberapa lamut yang tergolong sebagai hiburan diantaranya yaitu, Bujang Jaya, Bujang Busur, Bambang Teja Aria, Prabu Awang Selenong dan lainnya. 

Sementara itu, lamut yang tergolong sebagai pengobatan, antara lain Raja Bungsu yang  dilantunkan jika ada orang yang ingin mempunyai keturunan.

Kemudian Lamut Kasamandi, dilantunkan untuk orang yang ingin mendapatkan jodoh. Ada juga lamut yang berfungsi untuk mengobati penyakit seperti sakit kuning, ayan, diguna-guna, dan kesurupan.

Lamut untuk pengobatan dilantunkan dengan memberi salam, dilanjutkan dengan permohonan doa kepada Allah, serta salawat kepada Nabi Muhammad. Biasanya juga disajikan sesajenan, seperti kue, telur, beras, jarum, air gula merah, nasi putih dan nasi kuning, serta air santan. 

Seni Tradisi Lamut yang Diambang Kepunahan

Bentuk tradisi lisan Lamut adalah puisi tradisional berupa syair dan pantun, kemudian ada juga narasi. Lamut mengandung nilai pendidikan atau nasihat, tata kelakuan hingga adat-istiadat. Kesenian ini umumnya dipertunjukkan di acara hajatan, nazar, ataupun sekadar sebagai hiburan saja. 

Biasanya pertunjukan Lamut dimulai setelah salat isya atau pukul 21.00 sampai dengan menjelang salat subuh atau pukul 04.00. Lamut diiringi dengan alat musik terbang atau tarbang dan  hanya dilantunkan oleh orang laki-laki.

Saat ini, kesenian lamut diambang kepunahan. Hal ini dikarenakan sejak masuknya Islam sekitar abad ke 16 di Banjarmasin, banyak yang mulai meninggalkan kesenian ini, meski sudah ddisesuaikan dengan ajaran Islam. 

Sebab lainnya karena semakin berkembangnya zaman, dipengaruhi oleh budaya barat, serta seniman Lamut banyak yang sudah berusia lanjut serta tidak adanya pewaris untuk melanjutkan kesenian ini. 

Beberapa upaya telah dilakukan untuk melestarikan kesenian ini. Misalkan saja pada tahun 2016, Balai Bahasa Pemprov Kalimantan Selatan mulai mengadakan kembali pelatihan lamut, hingga mengadakan perlombaan. (Sumber: badanbahasa.kemdikbud.go.id)

You Might Also Like

Upacara Adat Tanam Sasi Bagi Yang Sudah Tiada di Papua

Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia

Gacle, Seni Magis Dari Kampung Adat Ciptagelar

Tradisi Menjamu Benua, Cara Sultan Kutai Berkabar Ke Leluhur

Menelusuri Akulturasi Islam dan Budaya Jawa dalam Sekaten

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Terbaik di Indonesia
Next Article Pantai Pasir Putih Tlangoh, Panorama Luar Biasa Madura
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?