By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menelusuri Tradisi Beluluh Kutai, Warisan Budaya Penuh Makna
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Menelusuri Tradisi Beluluh Kutai, Warisan Budaya Penuh Makna
Tradisi

Menelusuri Tradisi Beluluh Kutai, Warisan Budaya Penuh Makna

Achmad Aristyan
Last updated: 23/01/2025 02:58
Achmad Aristyan
Share
Prosesi memercikan air dalam upacara adat Beluluh. Foto: kukarpaper.com
SHARE

Indonesia kaya akan tradisi adat yang sarat dengan nilai spiritual dan simbolisasi seperti ritual Beluluh di Kutai, Kalimantan. Tradisi penuh makna ini, menjadi cara bagi masyarakat menyampaikan harapan dan doa kepada Tuhan.

Tradisi ini mencerminkan harapan orang tua agar individu yang menjalani prosesi ini memperoleh keselamatan, kebijaksanaan, dan keberkahan hidup.

Mantra-mantra yang diucapkan selama prosesi menjadi penghubung antara doa orang tua dan harapan yang diamanatkan kepada individu.  

Asal Usul Upacara Beluluh  

Melansir dari tribunnews.com, upacara adat Beluluh berawal dari sebuah kisah di Tanjung Ruwana, Kutai, tahun 1300. Upacara pertama kali dilakukan saat lahirnya bayi perempuan yang kelak menjadi permaisuri Raja Kutai pertama, Adji Batara Agung Dewa Sakti. 

Upacara Adat Beluluh memiliki prosesi yang kaya simbolisme, dimulai dengan persiapan air suci yang dicampur bunga harum, daun sirih, dan sesajen sebagai simbol penghormatan kepada leluhur.

Inti ritualnya adalah mandi penyucian menggunakan air tersebut, dilakukan oleh tokoh adat atau orang tua sambil mengucapkan mantra doa untuk keselamatan dan kebijaksanaan hidup. 

Setelah itu, individu yang diluluh mengenakan pakaian adat sebagai lambang kesucian, diikuti dengan nasihat dan doa dari orang tua atau sesepuh. Prosesi ini diakhiri dengan makan bersama sebagai ungkapan syukur dan kebersamaan.

Prosesi ini bertujuan menyucikan bayi serta menjadikannya simbol kemurnian dan harapan baru.  

Baca juga: Melihat Warisan Kerajaan Tertua di Istana Kutai Kartanegara

Filosofi di Balik Upacara  

Dilansir dari kukarpaper.com, makna mendalam dari Beluluh adalah keinginan agar seseorang dapat kembali kepada kemurnian, seperti bayi yang baru dilahirkan.

Prosesi ini tidak hanya menjadi ritual penyucian secara simbolis tetapi juga sarana refleksi diri untuk mencapai kebijaksanaan dan ketenangan batin.  

Dalam pelaksanaannya, ritual ini sering diiringi doa-doa khusus, penyucian menggunakan air yang telah diberkati, dan berbagai tahapan yang merepresentasikan perjalanan hidup manusia.

Dengan menjalani ritual ini, individu diharapkan dapat melangkah ke depan dengan hati yang bersih dan tekad yang lebih kuat.  

Tradisi yang Menjaga Warisan Budaya  

Sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia, Upacara Adat Beluluh menunjukkan bagaimana masyarakat lokal memadukan tradisi dengan nilai-nilai luhur yang tetap relevan hingga kini.

Melalui ritual ini, generasi muda diajak untuk memahami dan melestarikan budaya leluhur, sekaligus menghargai makna kehidupan yang lebih dalam.  

Upacara ini adalah pengingat bahwa harapan, doa, dan kebijaksanaan adalah pilar penting dalam kehidupan, sesuatu yang ingin diwariskan orang tua kepada generasi berikutnya.

You Might Also Like

Tradisi Makan Yu Sheng dalam Perayaan Tahun Baru Imlek

Tradisi Seren Taun Media Mensyukuri Hasil Bumi

Malam Berinai, Tradisi Sebelum Akad Pernikahan Melayu Jambi

Tradisi Nyadran Demangan dan Larangan Mencicipi Masakan

Cenning Rara, Mantra Pemikat Hati Wanita

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Kabinet Merah Putih Tuntaskan Laporan LHKPN 100 persen
Next Article Cerita di Balik Wayang Kancil, Media Pendidikan Berbalut Budaya
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?