Lontong tuyuhan khas Rembang, kuliner yang hampir menyerupai opor ayam ini memiliki rasa pedas dari kuah lontong tuyuhan yang memakai bahan cabai. Ciri khas lain dari lontong tuyuhan adalah lontongnya yang berbentuk segitiga.
Salah satu kuliner terkenal dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah adalah lontong tuyuhan. Dinamakan tuyuhan karena berasal dari Desa Tuyuhan, Pancur, Rembang, Jawa Tengah.
Ketua Fokmas Rembang dan Pegiat Budaya Lasem, Ernantoro menyebut, Lontong tuyuhan dulunya merupakan makanan bagian dari rangkaian syiar yang dihidangkan untuk para santri dari seorang tokoh ulama keturunan Mbah Sambu, yakni Mbah Jumali.
Dikutip dari berbagai sumber, Kuliner ini dulunya dijual berkeliling dari kampung ke kampung menggunakan pikulan. Hal tersebut dilakukan sebagai penyamaran ketika terjadinya Perang Lasem pada tahun 1734.
Saat itu, Mbah Jumali bersama para santrinya menuju arah selatan Lasem di pinggiran sungai. Di lokasi tersebut, mereka mendirikan gubuk kecil dan mempersiapkan pertahanan.
Saat menyebarkan agama Islam, Mbah Jumali juga sering memberikan santrinya hidangan manakib berupa lontong opor berkuah pedas berisi ayam kampung.
Situasi pada saat itu sangat mencekam akibat serangan Belanda ke Lasem pada tahun 1734.Sehingga para penjual lontong tuyuhan membawa dagangannya dengan dipikul berkeliling kampung.
Selain itu, mereka juga membuat tanda lampu dari potongan pelepah pisang yang dibelah menjadi tiga bagian yang kemudian dikaitkan dengan tiga tusuk.
Beberapa sumber juga menyebutkan bawah lontong tuyuhan berasal Sunan Bonang yang saat berdakwah selalu dimusuhi oleh Blancak Ngilo. Suatu hari ketika Blancak sedang makan lontong, Sunan Bonang muncul. Blancak yang tidak siap kemudian meninggalkan makanannya. Kemudian Sunan Bonang berkata bahwa suatu saat lontong tersebut akan menjadi sumber kesejahteraan dessa.
Lontong Tuyuh biasanya menggunaka ayam kampung sebagai bahan utamanya. Selain itu, ditambahkan berbagai bumbu seperti kemiri, jinten, dan bawang. Berbeda dengan opor lontong biasanya, kuliner ini memiliki cita rasa yang agak pedas.
Selain ayam kampung, hidangan ini biasanya juga ditambahkan jeroan ataupun tempe. Ciri khas dari menu ini adalah ketupatnya yang berbentuk segitiga. Di Rembang sendiri, ketupat dinamakan lontong.
Dilansir dari laman humas.jatengprov.go.id, makna bentuk segitiga dari lontong adalah bahwa manusia selalu berpegang teguh pada tiga prinsip yaitu, sejarah, agama, dan pendidikan. Lontong Tuyuh sampai sekarang mudah ditemukan di daerah Rembang. (Berbagai Sumber)