By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Lontong Tuyuhan Rembang, Bukan Opor Ayam Biasa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Lontong Tuyuhan Rembang, Bukan Opor Ayam Biasa
Warisan Budaya

Lontong Tuyuhan Rembang, Bukan Opor Ayam Biasa

Anisa Kurniawati
Last updated: 29/10/2024 23:44
Anisa Kurniawati
Share
3 Min Read
SHARE

Lontong tuyuhan khas Rembang, kuliner yang hampir menyerupai opor ayam ini memiliki rasa pedas dari kuah lontong tuyuhan yang memakai bahan cabai. Ciri khas lain dari lontong tuyuhan adalah lontongnya yang berbentuk segitiga.

Salah satu kuliner terkenal dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah adalah lontong tuyuhan. Dinamakan tuyuhan karena berasal dari Desa Tuyuhan, Pancur, Rembang, Jawa Tengah.

Ketua Fokmas Rembang dan Pegiat Budaya Lasem, Ernantoro menyebut, Lontong tuyuhan dulunya merupakan makanan bagian dari rangkaian syiar yang dihidangkan untuk para santri dari seorang tokoh ulama keturunan Mbah Sambu, yakni Mbah Jumali.

Dikutip dari berbagai sumber, Kuliner ini dulunya dijual berkeliling dari kampung ke kampung menggunakan pikulan. Hal tersebut dilakukan sebagai penyamaran ketika terjadinya Perang Lasem pada tahun 1734.

Saat itu, Mbah Jumali bersama para santrinya menuju arah selatan Lasem di pinggiran sungai. Di lokasi tersebut, mereka mendirikan gubuk kecil dan mempersiapkan pertahanan.

Saat menyebarkan agama Islam, Mbah Jumali juga sering memberikan santrinya hidangan manakib berupa lontong opor berkuah pedas berisi ayam kampung.

Situasi pada saat itu sangat mencekam akibat serangan Belanda ke Lasem pada tahun 1734.Sehingga para penjual lontong tuyuhan membawa dagangannya dengan dipikul berkeliling kampung.

Selain itu, mereka juga membuat tanda lampu dari potongan pelepah pisang yang dibelah menjadi tiga bagian yang kemudian dikaitkan dengan tiga tusuk.

Beberapa sumber juga menyebutkan bawah lontong tuyuhan berasal Sunan Bonang yang saat berdakwah selalu dimusuhi oleh Blancak Ngilo. Suatu hari ketika Blancak sedang makan lontong, Sunan Bonang muncul. Blancak yang tidak siap kemudian meninggalkan makanannya. Kemudian Sunan Bonang berkata bahwa suatu saat lontong tersebut akan menjadi sumber kesejahteraan dessa.

Lontong Tuyuh biasanya menggunaka ayam kampung sebagai bahan utamanya. Selain itu, ditambahkan berbagai bumbu seperti kemiri, jinten, dan bawang. Berbeda dengan opor lontong biasanya, kuliner ini memiliki cita rasa yang agak pedas.

Selain ayam kampung, hidangan ini biasanya juga ditambahkan jeroan ataupun tempe. Ciri khas dari menu ini adalah ketupatnya yang berbentuk segitiga. Di Rembang sendiri, ketupat dinamakan lontong.

Dilansir dari laman humas.jatengprov.go.id, makna bentuk segitiga dari lontong adalah bahwa manusia selalu berpegang teguh pada tiga prinsip yaitu, sejarah, agama, dan pendidikan. Lontong Tuyuh sampai sekarang mudah ditemukan di daerah Rembang. (Berbagai Sumber)

You Might Also Like

Makna Keindahan Tari Pakarena dalam Budaya Sulawesi Selatan

Pencak Silat Indonesia Tampil Memukau di Festival Film Cannes 2025

Warisan Budaya Agraris Sunda dalam Pemainan Susumpitan

Kue Bagiak Oleh-Oleh Unik Khas Banyuwangi

Mengungkap Asal Usul Nama Indonesia dan Penemunya

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Rumah Lasem Merah, Warisan Tiongkok Kecil di Rembang
Next Article Sate Srepeh, Sate Berkuah Santan Khas Rembang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?