Salah satu bentuk kreativitas budaya masyarakat kabupaten Subang, Jawa Barat adalah Kesenian Sisingaan. Salah satu daya tarik dari kesenian ini adalah patung singa bongsang.
Melansir dari laman subang.go.id, kesenian sisingaan di Kabupaten Subang berawal dari upacara menyunat anak laki-laki. Saat acara digelar, anak laki-laki ini dihibur dulu, lalu diarak keliling kampung dengan kursi hias yang disebut jampana.
Di atas jampana duduk anak yang akan disunat. Kemudian jampana (kursi yang telah dihias) diusung empat orang dewasa. Saat diarak, diiringi dengan berbagai alat musik seperti dog-dog, kendang, kempul, dan kecrek.
Patung Singa Bongsang
Seiring perubahan waktu, jampana mengalami perubahan bentuk menjadi patung singa bongsang. Patung ini terbuat rangkaian bambu (Carangka) yang dibungkus karung goni.
Kepala dan kaki patung terbuat dari kayu randu dan rambutnya dari tali rafiya, matanya dari tutup botol minuman.
Menurut, buku Perkembangan kesenian Sisingaan di Kabupaten Subang, H. Armin Asdi. Sisingaan merupakan simbol bentuk perjuangan masyarakat Kabupaten Subang terhadap penjajah Inggris.
Patung Singa melambangkan penguasa Kerajaan Inggris. Kemudian anak sunat penunggang patung singa melambangkan generasi penerus bangsa. Pengusung melambangkan masyarakat pribumi yang tertindas dan berjuang mengusir penjajah.
Jalannya Pertunjukan Sisingaan
Pertunjukan Sisingaan diawali dengan kata-kata sambutan yang dilakukan pimpinan kelompok. Selanjutnya anak yang di khitan menaiki boneka singa. Saat musik dimainkan dan Sisingan digotong, maka pertunjukan dimulai.
Para pengusung singa melakukan tarian-tarian dan gerakan-gerakan akrobat. Setelah acara pembukaan, dilanjutkan arak-arakan Sisingaan. Setelah sampai ke tempat semula, para pengusung singa akan melakukan atraksi akrobat atau silat.
Di beberapa daerah ada juga kelompok grup Sisingaan yang memadukan adegan debus. Kesenian ini pun kemudian berkembang menjadi seni hiburan.
Patung Singa Boneka
Kesenian ini juga melekat sebagai kebudayaan yang berasal dari Kabupaten Subang. Sisingaan mulai berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah lain di Jawa Barat.
Di Indramayu, tahun 2000-an, seniman di Indramayu membuat inovasi baru pada patung singa boneka. Patung ini diganti dengan bentuk-bentuk lain seperti burung rajawali, naga, binatang atau makhluk legenda lainnya.
Meski begitu, setelah arak-arakan boneka tetap menjadi acara pembukaan dan atraksi. Tujuannya untuk tetap mempertahankan akar sejarahnya yang berasal dari Kabupaten Subang.
Kesenian ini yang tadinya berfungsi sebagai hiburan juga sering dipentaskan dalam acara-acara khusus. Saat ini, Sisingaan menjadi identitas produk budaya sekaligus menjadi ikon daerah Kabupaten Subang. (Dari berbagai sumber)