By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mengenal Spedagi, Sepeda Bambu Temanggung Yang Mendunia
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Mengenal Spedagi, Sepeda Bambu Temanggung Yang Mendunia
Warisan Budaya

Mengenal Spedagi, Sepeda Bambu Temanggung Yang Mendunia

Ridwan
Last updated: 29/01/2025 13:15
Ridwan
Share
3 Min Read
Presiden Joko Widodo mengajak PM Albanese untuk bersepeda pagi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Senin, 6 Juni 2022. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev
SHARE

Saat menyambut Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mantan Presiden Indonesia Joko Widodo mengadakan kegiatan unik: bersepeda bersama dari Istana Kepresidenan Bogor menuju Resto Raasaa di Kebun Raya Bogor pada tahun 2022.

Tidak seperti bersepeda pada umumnya, mereka menggunakan sepeda bambu yang dikenal dengan nama Spedagi, hasil karya kreatif dari Indonesia.

Bagi yang belum familiar, Spedagi adalah sepeda bambu buatan tangan Singgih S Kartono, seorang desainer asal Temanggung, Jawa Tengah.

Dilansir dari laman kemenparekraf.go.id, nama “Spedagi” sendiri diambil dari istilah “sepeda pagi,” terinspirasi dari kebiasaan pagi hari Singgih yang gemar bersepeda untuk menjaga kesehatannya.

Singgih, seorang desainer yang memiliki ketertarikan pada desain sepeda, terpikat oleh konsep sepeda bambu yang pernah ia temui dari Amerika Serikat.

Terpancing ide itu dan melimpahnya bahan baku bambu di Indonesia, ia pun terdorong merancang sepeda bambu khas Indonesia. Tahun 2013, ide itu menjadi kenyataan ketika ia memulai produksi sepeda bambu dengan merek Spedagi.

Dalam proses pembuatan Spedagi, pemilihan jenis bambu menjadi kunci penting untuk memastikan sepeda ini kuat dan nyaman digunakan.

Singgih memilih Bambu Petung (Dendrocalamus asper), salah satu jenis bambu dengan kekuatan luar biasa, berdiameter besar, dan berdinding tebal.

Selain itu, Bambu Petung mudah didapat di Indonesia, sehingga mendukung keberlanjutan produksi sepeda ini.

Spedagi, sepeda bambu buatan tangan Singgih S Kartono, seorang desainer asal Temanggung, Jawa Tengah. Foto: spedagi.com

Spedagi hadir dalam beberapa varian yang disesuaikan dengan kebutuhan bersepeda. Misalnya, untuk pengguna yang suka melintasi jalan raya sekaligus medan pedesaan, Spedagi Dwiguna (dual track) adalah pilihan tepat.

Bagi yang gemar bersepeda di jalan mulus jarak jauh, Spedagi Dalanrata (road bike) menjadi solusi.

Selain itu, bagi pengguna perkotaan yang ingin sepeda ringkas, tersedia Spedagi Gowesmulyo (joy bike) dan Spedagi Rodacilik (minivelo), yang memiliki ukuran ban kecil sehingga praktis di jalur kota.

Meskipun tampil sederhana, sepeda bambu ini tidak hanya estetis, namun terbukti tangguh.

Baca juga: Sigandul View, Spot Wisata di Temanggung dengan View Gunung

Sepeda Spedagi bahkan berhasil melewati uji ketahanan dalam perjalanan Jakarta-Madiun sejauh 750 km dengan beban mencapai 90 kg, tanpa mengalami kerusakan.

Keunikan dan kualitas Spedagi tidak hanya menarik perhatian di dalam negeri.

Sepeda bambu ini juga berhasil menembus pasar internasional, dengan sekitar 95% produk Spedagi diekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Brazil, Jepang, Korea Selatan, Australia, hingga negara-negara Eropa.

Dengan keberhasilannya menembus pasar global, sepeda bambu buatan Indonesia ini menjadi simbol kreativitas lokal yang mampu berkompetisi di dunia internasional, sekaligus mempromosikan kekayaan alam dan budaya Indonesia di kancah global. (Achmad Aristyan)

You Might Also Like

Menguak Kisah Di Balik Pembuatan Candi Tegowangi

Rumah Limas, Simbol Status Sosial dan Prestise di Palembang

Simbol Kreativitas Kuliner Khas Indonesia Dalam Sepotong Gethuk

Bukti Akulturasi Budaya Minahasa dan Eropa dalam Tari Katrili

Festival Jalur Rempah Apresiasi Suku Tengger

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Warkop NYC, Viral di Amerika Serikat
Next Article Romansa Cinta Abadi di Pantai Karang Nini Pangandaran
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?