By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Taman Nasional Komodo, Keajaiban Alam dan Warisan Dunia 
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Taman Nasional Komodo, Keajaiban Alam dan Warisan Dunia 
Pariwisata

Taman Nasional Komodo, Keajaiban Alam dan Warisan Dunia 

Anisa Kurniawati
Last updated: 06/02/2025 04:37
Anisa Kurniawati
Share
Foto: Pinterest
SHARE

Taman Nasional Komodo (TNK) merupakan salah satu Taman Nasional Pertama Indonesia pada tahun 1980. Tujuan utama kawasan ini untuk melindungi habitat komodo yang terancam punah.

Selain itu, Taman Nasional Komodo juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. 

Kawasan konservasi ini terletak di antara Pulau Sumbawa dan Pulau Flores, tepatnya di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini resmi ditetapkan sebagai taman nasional pada 6 Maret 1980.

Sejarah Taman Nasional Komodo

Bahkan, sebelum diresmikan sebagai taman nasional, wilayah ini telah dinyatakan sebagai Cagar Manusia dan Biosfer pada tahun 1977. Statusnya semakin diperkuat dengan pengakuan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1991. 

Pengelolaan TN Komodo telah dimulai jauh sejak abad ke-19. Sejak pertama kali biawak komodo diperkenalkan ke publik global, karena khawatir akan kelestarian populasi biawak komodo maka dilakukan perlindungan. 

Upaya perlindungan yang dilakukan Kesultanan Bima, Kerajaan Manggarai, dan Residen Timor berlanjut dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sejak merdeka sampai dengan saat ini.

Keanekaragaman Hayati

Taman Nasional Komodo mencakup area seluas 173.300 hektare yang terdiri dari daratan dan lautan.

Lima pulau utama yang termasuk dalam kawasan ini adalah Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, Gili Motang, dan Nusa Kode, serta beberapa pulau kecil lainnya.

Di kawasan ini, terdapat sekitar 254 spesies tumbuhan yang berasal dari Asia dan Australia, 58 jenis hewan darat, serta 128 jenis burung. TN Komodo juga menjadi salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia, dengan terumbu karang, ikan, dan biota laut lainnya yang sangat beragam.

Taman Nasional Komodo berada di wilayah Wallacea, yaitu kawasan peralihan antara ekosistem Asia dan Australia. Letak geografis ini membuatnya memiliki campuran unik spesies dari kedua benua. 

Selain komodo, hewan yang menjadi satwa kunci di TNK adalah Kakatua Kecil Jambul Kuning. Kakatua dengan nama ilmiah Cacatua sulphurea juga merupakan salah satu hewan yang sangat dilindungi.

Baca juga: Pulau Kambing, Destinasi Tersembunyi di Timur Pulau Madura

Komunitas Lokal dan Kehidupan Masyarakat

Di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, terdapat empat permukiman utama. Pemukiman itu terdiri dari Kampung Komodo, Kampung Rinca dan Kampung Kerora di Pulau Rinca, serta Kampung Papagarang di Pulau Papagarang. 

Hingga tahun 2010, jumlah penduduk yang mendiami wilayah ini mencapai 4.251 jiwa, dengan mayoritas bekerja sebagai nelayan. Sebagian besar penduduk juga memeluk agama Islam dan memiliki budaya serta tradisi yang unik. 

Sebagai salah satu taman nasional tertua di Indonesia, Taman Nasional Komodo tidak hanya menjadi kawasan konservasi tetapi juga destinasi wisata kelas dunia.

Pengunjung dapat menikmati keindahan alam yang spektakuler, menjelajahi habitat komodo, serta menyelam di perairan yang kaya akan kehidupan bawah laut. 

Dengan statusnya sebagai Situs Warisan Dunia, kawasan ini menjadi destinasi edukasi dan ekowisata kebanggaan Indonesia. Dengan langkah konservasi yang berkelanjutan, taman nasional ini dapat terus menjadi rumah bagi berbagai spesies langka.

You Might Also Like

Menemukan Ketenangan di Lembah Lemelu, Sulawesi Tengah

Menikmati Sejuknya Wisata Kebun Teh Panama Wonosobo

Sejarah Bangka Belitung, Bermula Dari Kerajaan Sriwijaya

Gunung Papandayan: Pesona Kawah, Edelwis dan Hutan Mati

Berburu Barang Antik di Pasar Triwindu Kota Solo

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Permudah Informasi Cagar Budaya, Blora Luncurkan Sigarda
Next Article Benteng Beverwijk, Jejak Kolonial Belanda di Nusalaut Maluku
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?