By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tari Caci Simbol Keperkasaan Laki-Laki Manggarai
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tari Caci Simbol Keperkasaan Laki-Laki Manggarai
Warisan Budaya

Tari Caci Simbol Keperkasaan Laki-Laki Manggarai

Anisa Kurniawati
Last updated: 15/11/2024 15:04
Anisa Kurniawati
Share
Foto: wikimedia commons
SHARE

Tari Caci berasal dari Flores, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.Traian ini merupakan tari perang sekaligus permainan rakyat yang melambangkan ketangkasan, keperkasaan, kemegahan dan sportifitas. 

Dikutip dari laman pariwisata.manggaraikab.go.id, “Ca” berarti satu dan “Ci” berarti uji sehingga bermakna uji satu lawan satu. Beberapa sumber mengatakan dinamakan “caci” karena berasal dari nyanyian para penari yang meneriakkan bunyi “ca ci ca ci ca ci” saat pementasan.

Tarian caci mengandung makna simbolis yang melambangkan kejantanan, keramaian, kemegahan dan sportifitas. Biasanya dimainkan pada saat syukuran musim panen (Hang Woja) dan upacara adat besar lainnya.

Dulunya, tarian ini dianggap sakral dan digunakan untuk mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Berdasarkan perkembangannya, tari ini kemudian dipentaskan di berbagai acara seperti pesta rakyat pergantian tahun atau ketika para petani ingin membuka lahan pertanian. 

Pertunjukan Tari Caci

Tarian ini dulunya merupakan salah satu bentuk olahraga Suku Manggarai. Tujuannya sebagai sarana untuk menempa diri. Sehingga menghasilkan orang-orang berjiwa kuat dan satria. Maka dari itu, tarian ini dilakukan laki-laki yang mahir menangkis dan memukul lawan. 

Di samping itu penari juga harus bisa bernyanyi lagu-lagu daerah. Biasanya, Tari caci dimainkan oleh dua orang yang berasal dari dua kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-5 orang. Cara menarikan tarian ini yaitu dengan menyabetkan pecut kepada lawannya. 

Penari akan dipersenjatai dengan Larik (cambuk) dan bertindak sebagai penyerang. Sedangkan pemain lainnya bertindak sebagai pemain bertahan dengan menggunakan Nggiling (perisai). 

Cambuk yang digunakan penari caci berasal dari batang janur kuning sepanjang 2 meter. Sementara, tamengnya terbuat dari kulit kerbau atau babi yang telah dikeringkan. Ketika cambuk dipecutkan, penari akan menahan pecutan sambil bernyanyi sebagai bentuk provokasi terhadap lawan. Lagu daerah yang dimainkan seperti Taki Ta dan Tatung. 

Baca juga: Kenduri Kematian Budaya Suku Manggarai, Flores

Iringan musiknya bersumber dari gong dan gendang. Biasanya bertempo cepat, sehingga dapat memicu semangat penari. Sesuai aturan kedua penari hanya boleh memukul tubuh lawan mulai dari bagian pinggang ke atas. 

Kedua kelompok penari juga tidak boleh saudara kandung, sepupu dekat, atau kenalan dekat. Pemain dinyatakan kalah apabila pecut yang dipasang  kulit kerbau diujungnya mengenai badan atau mata. 

Disela-sela permainan, para tetua adat baik laki-laki maupun perempuan menari dengan penuh suka cita sambil berjalan secara teratur membentuk lingkaran. Tarian ini merupakan simbol persahabatan, sehingga tidak mementingkan kalah atau menang. 

Kostum yang digunakan penari biasanya pada bagian atas hanya bertelanjang dada. Sedangkan bagian bawahnya mengenakan kain selimut tenun adat dilengkapi giring-giring pada bagian pinggang. Kepala penari dihiasi topi berbentuk seperti tanduk kerbau, dan dilengkapi hiasan ekor kuda. 

Tarian caci merupakan sebuah kesenian yang mampu menunjukkan nilai-nilai budi pekerti. Tidak ada dendam setelah tarian ini berakhir. Meski tubuh penari terdapat luka atau kalah. Tarian ini bertujuan untuk meningkatkan rasa persatuan, persaudaraan, dan persahabatan.

You Might Also Like

Celempung, Alat Musik Bambu Khas Sunda

Seni Gaok, Kesenian Membaca Puisi Sunda dari Majalengka

Permainan Tradisional Dakon Asah Kemampuan Strategi

Museum Topeng Cirebon, Unik dan Edukatif

Mengungkap Kisah Cinta di Balik Istana Peraduan Kesultanan Siak

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Jelajah Wisata Kampung Tua Nongsa Yang Memesona
Next Article Menkomdigi dan Jaksa Agung Komitmen Berantas Judi Online
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?