By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tari Kretek, Tarian Representasi Buruh Rokok di Kudus
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tari Kretek, Tarian Representasi Buruh Rokok di Kudus
Warisan Budaya

Tari Kretek, Tarian Representasi Buruh Rokok di Kudus

Ridwan
Last updated: 16/02/2025 13:09
Ridwan
Share
3 Min Read
Penampilan Tari Kretek Kudus-Foto: wikimedia commons/Agoes Rudianto
SHARE

Sebuah tarian kolosal yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah yakni Tari Kretek, telah lama dikenal sebagai salah satu tarian khas dari daerah yang terkenal dengan industri rokok.

Tarian ini pun sangat terkait dengan aktivitas buruh rokok di Kudus. Biasanya dibawakan beberapa penari perempuan sebagai representasi buruh dan satu penari laki-laki sebagai seorang mandor. 

Simbolisasi Keterampilan Pembuat Rokok

Tarian ini menceritakan aktivitas buruh rokok di Kudus.

Para penari menari layaknya proses pembuatan rokok kretek. Mulai dari memilih tembakau, merapikan ujung batang rokok dengan memotongnya, hingga mengantarkannya ke seorang mandor laki-laki untuk diperiksa.

Tari Kretek dibawakan beberapa penari perempuan yang merefleksikan buruh dan satu penari laki-laki sebagai mandor. Tarian ini juga berpatokan pada lakon atau peran yang dibawakan. Setiap pelaku memiliki tugas yang berbeda-beda.

Hal unik dari kesenian tari ini adalah gerakannya. Gerakan tangan para penari yang lentur dan cekatan menggambarkan bagaimana terampilnya para buruh dalam membuat dan melinting setiap batang rokok kretek. 

Kemudian, penari pria yang berperan sebagai mandor bersama asistennya akan mondar-mandir mengelilingi penari perempuan untuk memeriksa pekerjaan mereka.

Ketika diperiksa, penari perempuan akan bergerak lenggak-lenggok. Konon, gerakan tersebut disimbolkan sebagai upaya buruh rokok perempuan untuk menarik para mandor agar rokok kretek yang dibuatnya lolos sortir. 

Diciptakan Penari Endang

Melansir dari laman itjen. kemdikbud.go.id, Tari Kretek ini bermula dari gagasan Gubernur Jawa Tengah Sutarjo Rustam.

Pada tahun 1986,  gubernur Jawa Tengah meminta kepada Kasi Kebudayaan Dwijisumono, agar dibuatkan sebuah tari khas Kudus. Tujuannya agar ada sebuah tarian pada saat mengesahkan Museum Kretek pada tahun 1986.

Dwijisumono kemudian memberikan kepercayaan kepada Endang yang saat itu merupakan pengajar tari di Kudus yang cukup terkenal. Dikarenakan Kudus adalah daerah cikal bakal berdirinya kretek di Indonesia, maka hal tersebut memberikan inspirasi bagi Endang. 

Pengajar tari ini kemudian memasukkan unsur pekerja kretek dalam tarian. Saat itu, semua proses pembuatan rokok diamati dan dipraktikkan secara langsung oleh Endang yang kala itu bekerja sama dengan Djarum. 

Pada mulanya, tarian ini dinamakan sebagai Tari Mbatil. Namun, karena nama mbatil tidak begitu populer di masyarakat luas, kemudian diganti kretek yang dianggap lebih pas untuk tari ini. 

Tari Kretek kemudian ditampilkan pertama kali dalam peresmian Museum Kretek pada 3 Oktober 1986. Sampai saat ini kesenian tari ini masih terjaga. Banyak masyarakat yang mempelajari Tari Kretek, bahkan tari ini juga pernah ditampilkan di luar negeri. (Anisa Kurniawati- Sumber: itjen.kemdikbud.go.id)

You Might Also Like

Suku Kaili Dan Sejarah Masa Lalu Kota Palu

Simbol Ketangguhan dan Keberanian Pria dalam Tari Baris Bali

Membaca Sejarah Salatiga Dari Prasasti Plumpungan

Empat Objek Bersejarah di Ciamis Resmi Menjadi Cagar Budaya 

9 Sajian Kuliner Bantul dengan Cita Rasa Otentik dan Klasik

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Lomba Berjepin ASN Pontianak, Lestarikan Budaya Melayu
Next Article Slamet Abdul Sjukur, Seniman Musik Penentang Arus
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?